Avaro Robotic Home Asistant Ngebantu Di Rumah

 [Lifestyle] Ketika awal pandemi Covid 19 menyerang seluruh dunia, aku ingat ketika semua orang mulai sedikit parno bertemu dengan orang asing dari luar kota. Aku lihat reaksi teman-temanku yang pada memiliki asistan rumah tangga ya. Jadi, mereka memilih untuk membujuk para asistan rumah tangga mereka agar tidak pulang kampung dan tetap bertahan di rumah mereka saja. Jika pun ada asistan rumah tangga yang tetap menuntut hak  mereka untuk bisa pulang kampung, maka teman-temanku memberlakukan ketentuan protokol kesehatan ketika asistan rumah tangga mereka kembali lagi dari kampung. 

Di tahun pertama pandemi C19, karena pemberlakukan protokol kesehatan untuk menerima kembali ART yang baru dari kampung, teman-temanku sampai harus merogoh kocek hingga Rp2.000.000 (dua juta rupiah). Kenapa bisa mahal? Karena di tahun 2020, harga PCR masih mahal sekali di Indonesia. Masih berkisar di angka Rp800.000 s.d Rp1.200.000. Harga PCR murah itu baru saja di lakukan di pertengahan tahun 2021 ini setelah ada himbauan dari Presiden RI Joko Widodo. Sekarang harga test PCR itu sekitar tiga ratusan ribu kalau nggak salah. Nah, selain untuk test PCR, teman-temanku juga terpaksa harus mengisolasi si ART di dalam kamar khusus yang tertutup selama 14 hari dan memenuhi semua kebutuhannya selama di isolasi mandiri itu. Itu sebabnya pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk seorang ART yang baru balik dari kampung itu terasa cukup lumayan.


Berbuat Baik Janganlah DItunda-tunda

 [LIfestyle] Suatu hari di salah satu waktu selama pandemi akibat Covid 19 terjadi, seorang temanku menyapa dan berkeluh kesah. Di musim pancaroba di tahun 2020 (tepatnya bulan April), rumahnya kebanjiran akibat tanggul yang tiba-tiba jebol. Seluruh benda di dalam rumahnya terendam bukan cuma air tapi juga lumpur. Padahal, suaminya baru saja kena PHK akibat perekonomian yang semakin lesu selama Pandemi Covid 19. Di waktu yang sama, bahkan anak-anaknya juga menuntut untuk dipenuhi kebutuhan untuk bersekolahnya.

"Jadi ya mbak, aku bingung. Sudahlah jangankan mikirin buat beli kuota anak-anak biar bisa terus BDR (ket: belajar dari rumah) ; bahkan mau shalat saja aku nggak punya mukenah, sajadah dan sarung buat kami sekeluarga. Jangankan mikir mau masak apaan, bahkan panci, kuali, ceret, dan kompor saja aku nggak punya karena semua sudah terseret banjir. Aduh, banjir kemarin airnya deras banget. Mobil saja banyak yang hanyut. Apalagi cuma barang-barang pritilan yang ada di dalam rumah. Kan ceritanya model dapurku tuh dapur terbuka gitu, jadi adanya di luar rumah. Di halaman belakang rumah. Nah, sungainya ada di belakang rumahku. Karuan saja habis semua."

JNE dan HARBOKIR yang Bikin Lega

 [Lifestyle] Tidak terasa, penghujung tahun 2021 sudah tampak di depan mata. Itu artinya, nyaris 2 tahun ya kita semua, melalui masa-masa suasana pandemi akibat Covid 19. Seperti kita semua tahu, virus Covid 19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Lalu dengan cepat, mulai menyebar ke seluruh dunia di bulan Januari 2020. Indonesia sendiri, mulai memberlakukan pembatasan kegiatan sosial masyarakat di bulan Maret 2020. Pembatasan sosial dalam masyarakat secara nasional, membawa imbas yang luar biasa terhadap negara Indonesia. Khususnya di bidang perekonomian. Pemerintah Indonesia harus bekerja keras untuk mengembalikan pemulihan kesehatan sekaligus pemulihan ekonomi nasional.  Tentu saja, hal ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah seorang diri. Masyarakat atau rakyat Indonesia, harus juga berperan serta. Karakter orang Indonesia itu sejak dulu adalah gotong royong. Orang Indonesia itu terkenal sebagai orang yang paling dermawan di seluruh dunia. 

Bahagia itu merdeka dan ikhlas

 [Parenting] Ada satu pengalaman baru yang bikin aku berbunga-bunga campur haru di bulan Oktober ini. Yaitu ketika putri bungsuku menunjukkan cerpen yang dia tulis sendiri. Dia menunjukkan padaku tentu saja ada maksudnya. Ini kali pertama dia membuat cerpen dan cerpen buatannya langsung diikut sertakan dalam sebuah lomba cerpen remaja yang diadakan dalam rangka bulan bahasa di Indonesia, bulan Oktober. Jadi, dia minta pendapatku sebagai first reader cerpennya.

Pendapatku apa? Ketika membacanya, terlepas dari beberapa typo yang aku temui dan satu dua lubang cerita, tentu saja cerpennya bagus untuk ukuran seorang pemula. Keceriaan aura remaja, aura usia muda yang tersemat kental dalam keseluruhan cerita, sama sekali tidak membuat cerpen yang dia tulis terasa muram. Meski ceritanya adalah cerita yang masuk kategori "gelap dan muram". Usianya baru 15 tahun tapi dia berani menulis sesuatu yang "dark" buatku itu sesuatu yang luar biasa. Tentang kekerasan yang dialami oleh seorang remaja di lingkungan pertemanannya. Meski temanya muram, tapi ada rasa hangat yang aku rasakan ketika membaca tulisannya. Ini, membuatku jadi memperhatikan putriku seusai membaca cerpennya.

Torang Bisa, Semangat dari PON XX Papua

 [Lifestyle] Sejak tiga bulan lalu, mungkin karena aku masih punya anak yang duduk di bangku SMA, geliat semangat PON XX yang akan diselenggarakan di Papua, sudah santer terdengar. Beberapa anak yang kebetulan teman anakku, terpilih jadi atlit yang akan diberangkatkan menuju Papua mewakili Propinsi DKI Jakarta (karena aku kan tinggal di Jakarta). Ada yang berangkat bersama kontingen team Basket, Softball, Taekwondo, sepatu roda, dan Sepak Bola serta Volley.  Melihat anak-anak yang seusia dengan usia anakku ini mengepalkan tangannya sebagai tanda mengirimkan semangat sportifitas bahwa mereka siap bertanding, membuatku ikut merasa bersemangat.



Masih muda, tapi sudah berprestasi itu sungguh luar biasa. Dan semakin terlihat istimewa karena mereka siap diberangkatkan menuju ke bumi tempat asal burung Cendrawasih sana. 

Dan akhirnya, PON XX pun diselenggarakan di bumi Cendrawasih, Papua sejak awal bulan Oktober 2021 (tepatnya dari tanggal 2 Okktober 2021 hingga 15 Oktober 2021). Slogan yang dimiliki oleh PON XX kali ini adalah: "Torang Bisa". Yang artinya, Kita Orang yang menjadi Torang , dan Bisa yang berarti punya kemampuan untuk berjuang meraih sesuatu. Ditulis dengan tinta warna merah yang di Papua sendiri dikenal sebagai simbol dari kekuatan, keberanian, energi untuk meraih kesuksesan. Jadi dengan kalimat pendek berarti "Kita Bisa".  Nyaris segenap anak bangsa ikut menyemarakkan perhelatan olah raga terbesar di Indonesia ini, bahkan meski kali ini  harus berlangsung di tengah suasana Pandemi Covid 19 sekalipun. Karena selain sebagai ajang unjuk kemampuan dalam bidang olahraga, PON juga merupakan ajang untuk daerah yang menjadi tuan rumah untuk memperkenalkan potensi yang mereka miliki. Dengan begitu, ada banyak bagian dari masyarakat yang diharapkan bisa ikut berkembang dan diperkenalkan ke tengah masyarakat secara luas. 

Beri Kelompok Disabilitas Kesempatan Berusaha

 [Lifestyle] Hari Pemuda Internasional ( bahasa Inggris: International Youth Day, IYD) adalah hari kesadaran yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tujuan hari ini adalah untuk menarik perhatian pada isu-isu kebudayaan dan hukum seputar pemuda. IYD pertama dirayakan pada 12 Agustus 2000. Hari Pemuda Antarbangsa dirayakan setiap tahun pada 12 Agustus. Dan dalam rangka hari pemuda internasional inilah maka Channel KBR bekerja sama dengan NLR, mengadakan acara talk show dengan judul, 


Sampah Kulit Jeruk Jadi Kompos

 [Lifestyle] Ada 3 (tiga) jenis buah yang sepertinya nyaris selalu tersedia di rumahku sepanjang setahun pandemi covid 19 di Indonesia. Yaitu, Pisang, Jeruk dan Apel. Tentu saja ada pertimbangan tertentu mengapa 3 jenis buah tersebut kami pilih untuk hadir di atas meja makan rumahku.

proudly announce: gambarnya aku buat sendiri loh (nyengir salting pas ngasi tahu ini)

Yang Paling Berharga Saat ini?

 [Keluarga] Hamil di usia 51 tahun? Ah. Kamu bercanda pasti. Hahahaha.

Tapi, kemarin, setelah seharian membenahi ruang perpustakaan yang super duper berantakan karena semua buku diturunin dari lemari dan dibersihkan satu persatu, sorenya perutku mual, kepala pusing, bawaannya mau muntah, eneg. Uwek. Sudah gitu, pundak dan tengkuk pegalnya luar biasa.



"Mas, aku nggak enak badan. Badanku nggak karuan." aduku pada suami. Dan suami hanya memandang dengan wajah prihatin.