Tampilkan postingan dengan label #8MingguNgeblog. Tampilkan semua postingan

Hari Dimana Rasa Takut dan Berani Terjadi Dalam Satu Waktu Karena Bertemu Dengan Seorang Eksibisionis


 Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam.

Hari Dimana Rasa Takut dan Berani  Terjadi Dalam Satu Waktu Karena Bertemu Dengan Seorang Eksibisionis itu terjadi di salah satu hari kerja, di suatu siang. Siang itu amat terik. Banyak orang yang akhirnya memilih untuk tinggal di dalam rumah yang teduh. Bahkan ayam dan bebek yang biasanya berkeliaran di selokan yang ada air dinginnya, juga memilih untuk berteduh di dalam kandang mereka yang teduh. Dan pohon-pohon rindang yang satu dua masih tersisa di    pinggir jalan adalah tempat berteduh pavorit para pedagang dan pembeli. Sayangnya, di seputar radius 20 meter sekitar rumahku, tidak ada pohon yang rindang tersebut.  Itu sebabnya suasana lengang dan sepi menjadi  begitu dominan.

Wajah Seorang Penipu


 Wajah seorang penipu itu seperti apa? Ada yang bisa mendeskripsikannyakah di antara kalian seperti apa wajah seorang penipu itu? Jika tidak, mungkin ceritaku berikut ini tentang seraut wajah yang menipuku karena punya dua sisi yang penampilang yang berbeda insya Allah bisa memudahkan kalian jika ternyata bertemu dengan seorang penipu. Dan  Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam. 


Cerita ini kejadiannya sudah lama, yaitu di tahun 2009, ketika suatu siang anakku memanggilku.

Kucing


Kucing, mungkin merupakan binatang pertama yang saya akan tulis dalam daftar binatang yang tidak saya sukai. Tapi, tulisan saya ini bukan tulisan yang  berisi daftar binatang yang tidak saya sukai kok. Tapi tentang dua sisi dari hewan kucing itu bagi kehidupan saya. Dan Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam.

First love never die


Aku aslinya masih memikirkan ide mau nulis apa ketika mendapatkan tema pekan ini. Susah-susah gampang. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan hingga tiba-tiba sahabatku datang dan kami terlibat obrolan seru tentang kehidupannya (kami sudah lama terpisah dan baru bertemu sekarang). Dan inilah tulisanku untuk pekan ini.Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat.


Kalian percaya bahwa cinta pertama itu tidak pernah mati atau bahasa kerennya first love never die? Secara kebetulan, saya punya cerita tentang hal ini. Ini cerita tentang teman saya, selanjutnya kita sebut saja namanya merah. Dia memang cantik luar biasa layaknya bunga mawar merah yang merekah. Kemanapun dia pergi dan berada, dia selalu menarik perhatian banyak kumbang. Bahkan bukan cuma kumbang tapi juga kekaguman orang-orang yang tanpa sengaja melihat kehadiran rekahan kelopak merahnya.

Mirip Dendeng Baladokah Bajuku?

Jika diingat-ingat, warna apa saja yang paling meninggalkan jejak rekam ingatan, sepertinya saya harus menulis tentang paduan warna merah dan hitam. Dan Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat.

Ini ceritanya terjadi waktu saya baru saja masuk di perguruan tinggi dahulu. Tepatnya kenang-kenangan waktu ikut masa orientasi mahasiswa yang disingkat jadi Mapram di Universitas Indonesia.

Merah Yang Bagus untuk Menambah Darah

[Keluarga] Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat, tema: warna


Saya seorang penderita tekanan darah rendah sekaligus juga mengalami kondisi kekurangan zat besi. Itu sebabnya tekanan darah saya selalu turun alias drop dan itu bisa bikin kepala saya pusing, mata berkunang-kurang dan berdiri pun tidak seimbang serta rambut rontok.

Faradina Izdhihary: perempuan yang tidak kenal kata menyerah


Saat ini, detik ini, jika ada yang bertanya apa yang paling aku inginkan terjadi pada diriku, jawabanku adalah:
1. menjadi langsing tapi tetap sehat;
2. menjadi penulis-memiliki buku-dan mengelola penerbitan sendiri dimana bisa menerbitkan buku sesuai jenis dan genre yang kusukai;
3. sayang dan sekaligus disayang oleh keluarga;
4. melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain dan mencintai kegiatan tersebut.

Sayangnya, semua itu belum bisa aku dapatkan. Itu sebabnya aku amat mengagumi temanku ini: Faradina Izdhihary (perempuan yang memiliki nama asli Istiqamah). Dan Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga dengan tema: perempuan inspiratifku.

Pantun dalam Budaya Orang Betawi

Sudah pernah mendengar lagu-lagu yang berasa dari Betawi seperti lagu Jali-Jali, atau Ondel-Ondel? Jika diperhatikan, ternyata nyaris 90 % syair lagu0lagu tersebut berisi pantun. Nah, saya akan menulis tentang budaya pantun dalam seni pantun orang Betawi. Dan  Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua dengan tema: Rasa Lokal (budaya lokal) tempat saya tinggal, yaitu Jakarta.

30 jenis aneka makanan dan minuman khas Betawi


Setiap tanggal 22 Juni, kota tempatku tinggal, yaitu Jakarta merayakan ulang tahunnya. Usianya kota Jakarta sudah cukup tua, sudah ratusan tahun. Nah, ketika kota Jakarta sedang merayakan ulang tahunnya tersebutlah kami warga kota Jakarta bisa dengan mudah menemukan aneka makanan dan minuman yang menjadi khas kota Jakarta dan diakui sebagai bagian dari budaya kota Jakarta, yaitu budaya kuliner.  Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua  dengan tema: Rasa Lokal.

Berbicara tentang rasa lokal maka itu artinya berbicara tentang budaya setempat. Salah satu budaya yang menjadi ciri khas suatu wilayah adalah makanannya. Berikut ini adalah beberapa makanan dan minuman yang menjadi budaya kuliner khas kota Jakarta yang saya suka (hehe, makanan dan minuman khas kota Jakarta itu banyak tapi yang saya sukai itu terbatas jumlahnya. Jadi, yang saya tulis disini hanya yang saya sukai saja).

1. Kerak Telor.

Bisnis Tempat Kost Dekat Rumahku


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu pertama dengan tema Sekitar Rumahku.

Rumahku ini sudah aku tempati sejak tahun... 2000. Berarti sekarang sudah genap 13 tahun aku tinggal disini. Lokasi rumahku bukan di dalam kompleks, tapi di tengah perkampungan. Dulu, banyak rumah orang betawi aslinya sebenarnya. Tapi, karena rumahku bisa dikatakan berada di dalam kota yang dekat dengan perhentian bus, halte busway, pintu masuk dan keluar jalan tol, pasar, perkantoran, sekolah dan pusat bisnis dan ekonomi lainnya, termasuk juga beberapa kantor milik pemerintah dan stasiun kereta api, maka harga tanah di wilayah rumahku melonjak tinggi dengan amat cepat. Harga tanah di sekitar rumahku jika dijual bisa sepuluh kali lipat dari nilai yang tertera di NJOP. Cukup menggiurkan kan untuk penduduk betawi asli yang umumnya punya tanah lebar-lebar. Akhirnya, satu persatu tanah milik penduduk asli betawi pun dijual. Tetangga lamaku yang orang Betawi asli itu kini banyak yang pindah tinggal di pinggir kota Jakarta seperti ke wilayah CIlebut, Bojong, Citayem. Sebagai gantinya, mulailah berdiri rumah-rumah megah dan menjamur juga tempat-tempat kost-kostan.

Dekat Tapi Naik Taksi


Hari ini, berhubung anak bungsku yang masih SD masih libur (karena kakak kelasnya yang di kelas 6, UAS) maka pagi ini aku hanya mengantar anakku yang SMP saja ke sekolah. Pagi-pagi kami berangkat dari rumah agar tidak terlambat karena sekolah masuk pukul 06.30. Nah, aku akan bercerita tentang apa yang aku  temui di hari ini di sekitar rumahku. Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu pertama.

Hmm, jangan mengira bahwa karena masuk sekolah pukul 06.30 WIB maka aku dan anakku berangkat sekolah setengah jam sebelumnya. Jarak sekolah antara rumahku dan sekolah anakku jaraknya sedang-sedang saja sebenarnya. Tidak terlalu jauh, tapi juga tidak bisa dibilang dekat. Tapi, kendalanya adalah, jika kami memilih naik mikrolet, sudah bisa dipastikan akan terlambat meski berangkat dari rumah pukul enam kurang.