Tampilkan postingan dengan label catatan akhir tahun. Tampilkan semua postingan

Kasus Sambo di tahun 2022

 [Catatan Akhir Tahun] Tetanggaku, adalah seorang polisi yang sepertinya sih punya pangkat yang lumayan tinggi. Karena beberapa kali aku melihat mobil polisi pengawal parkir di depan rumahnya. Tapi yang pasti, hal yang menandakan bahwa dia seorang polisi yang berpangkat tinggi adalah harta kekayaannya yang berlimpah ruah.

Fiuh.

Yap. Dia sangat kaya raya.


foto milik Gambar oleh Gambar oleh S K dari Pixabay

Mobil yang dia miliki, ada lebih dari dua.

Rumah yang dia miliki, juga ada lebih dari dua.

Sepatu branded apalagi, baju branded apalagi, tas mewah juga apalagi. 

Mungkin istri saja yang belum lebih dari dua (eh, ups; maksudnya yang terlihat secara kasat mata ya. Eh, kenapa dibahas ini? Aduh, maksudnya. Ah, ya sudahlah. Lupakan). 

Tahun 2022 itu Tahun Kembali Sekolah Normal

 [Catatan Akhir Tahun]  Tahun 2022 ini, aku tandai sebagai tahun yang menggembirakan sekaligus rasa khawatir hadir dalam satu waktu. Yaitu ketika akhirnya Pemerintah mencabut kebijakan untuk membatasi sekolah tatap muka karena semua anak sekolah sudah dipastikan telah mendapat vaksin C19 sebanyak dua kali. 

Akhirnya, setelah selama dua (2) tahun anak-anakku melakukan sekolah online, di tahun 2022 ini mereka kembali menjajaki sekolah offline. Tentu saja ada drama seragam kependekan, atau kekecilan, atau sepatu sekolah yang begitu akan dikenakan ternyata sudah kekecilan. 

Literasi Yang Membawa Indonesia Maju

 [Catatan Akhir Tahun] Sebagai seorang yang mengaku menjadi penulis (selain blogger), aku paling rendah diri jika sedang berkumpul bersama dengan teman-teman seprofesi dan kami membicarakan tentang bahan bacaan. Topik pembicaraan yang paling bikin aku ingin segera melipir duduk di pojokan saja, yaitu pertanyaan, "buku apa saja yang kalian baca?

https://www.adeanita.com
kegiatan menunggu anak pulang sekolah di mall dengan cara membaca buku

Duhai. Sepertinya, orang-orang sudah terlanjur memberi cap bahwa "seorang penulis itu pasti suka membaca.". Kenyataannya di aku sih, aku kurang suka membaca buku. Kecuali buku-buku tertentu yang gaya menulisnya aku suka, barulah aku bisa terus terjaga membacanya sampai akhir (jika memungkinkan). Dulu, aku memang suka membaca. Itu sebabnya di rumah aku punya ruang perpustakaan pribadi tersendiri. Terlebih suamiku adalah seorang dosen yang berstatus sudah profesor. Koleksi bukuku dan buku suami saling melengkapi. Tapi, seiring dengan kapitalisasi yang sudah melanda dunia literasi saat ini, maka buku yang beredar itu banyak sekali di pasaran tapi dengan kualitas yang tidak semuanya sesuai dengan seleraku. Bahkan tidak sesuai dengan harapanku. Sekarang, banyak buku yang dibuat secara masif semata karena tuntutan permintaan pasar. Seperti saat ini misalnya, banyak buku yang beredar tentang fiksi dunia perselingkuhan. Tiba-tiba ada banyak sekali novel yang bertema tentang perselingkuhan. Dan ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Jadi, aku sebagai pembaca sering mendapati diriku berada dalam kondisi tidak punya banyak pilihan, dan jikapun ada maka semuanya tidak ingin aku pilih sebenarnya. Membuatku yang semula suka membaca, jadi muak sendiri karena sering kecele dengan beberapa lembar pertama sebuah buku yang ternyata isinya menurutku tidak bagus sama sekali. Apalagi semakin banyak buku yang diterbitkan secara indie dan typonya banyak sekali; belum lagi logika yang ganjil. Bikin malas beli buku kecuali jika sudah direkomendasikan oleh orang yang aku percaya. 

Mungkin, ini awalnya aku yang semula suka membaca 10 tahun terakhir ini perlahan menjadi tidak suka membaca buku.

Pertanyaan lanjutannya, "Jika tidak suka membaca buku, lalu bagaimana dirimu mengisi kepala agar muncul banyak ide untuk menulis?"

Mari Mengenal Apa itu LIterasi

 [Catatan Akhir Tahun] Beberapa tahun lalu, ketika semangat ber-literasi masuk ke dalam kurikulum pendidikan nasional sehingga semua sekolah wajib untuk menerapkan sebuah sistem budaya baru bernama Literasi Sekolah, aku sempat melakukan protes kepada koordinator kelas tempat anakku bersekolah.

Mengapa aku protes? Apakah karena aku enggan berpartisipasi dengan anjuran unuk mensosialisasikan semangat ber-literasi di kalangan siswa? Tidak. Yang satu ini aku dukung sepenuhnya. Yang aku protes itu adalah kebijakan sekolah yang menterjemahkan anjuran pemerintah untuk menggerakkan semangat berliterasi di sekolah dengan cara yang lebih seperti memboroskan uang para orang tua murid. Yaitu dengan mengadakan lomba antar kelas untuk membuat dan menghias pojok literasi di kelas masing-masing. Jadi, di pojok kelas bagian belakang yang memang tidak terpakai karena bangku para siswa dimajukan ke depan; dihias agar bisa jadi tempat yang nyaman untuk membaca. Dicat, diberi karpet empuk, diberi bangku dan meja mungil. Pokoknya, benar-benar ajang untuk menghabiskan uang para orang tua murid deh. Hasilnya, ya lebih mirip lomba interior ruangan pojok doang sih menurutku. Tidak ada buku yang dipajang disana. PADAHAL INI KAN UNTUK MENGHIDUPKAN LITERASI SEKOLAH? Tuh. Sebel nggak sih? 

Selesai lomba, pojok ruangan itu ya dibiarkan saja begitu. Tidak ada anak yang mau duduk membaca disana karena takut nanti ruangannya berantakan, lalu ditegur oleh guru atau kepala sekolahnya. Waduh. Salah banget kan terjemahan versi menghidupkan literasi sekolah seperti ini. Itu sebabnya aku datang ke sekolah dan protes. 

Ya. Protesku dicuekin sih akhirnya. wkwkwkwk.... tapi aku sih merasa sudah cukup lah meninggalkna riak di kolam yang tenang. Yang penting sudah menyampaikan. Jadi, sebenarnya literasi yang digaungkan pemerintah untuk dihidupkan di sekolah, rumah dan dimana saja itu sebenarnya apa sih?

Mungkin, kita awali saja tulisan ini dengan mengetahui, apa yang dimaksud dengan Literasi.


CLBK (Cinta Lama Baru Kembali)

 [Catatan Akhir Tahun] Tahun 2018 silam, aku alhamdulillah berangkat haji ke tanah suci. Dalam kegiatan berhaji ini, aku mengkonsumsi obat untuk menahan agar jadwal menstruasi tidak datang dulu selama kegiatan berhaji ini. Yaitu dengan mengkonsumsi obat dengan nama Premulut. Ini tuh semacam obat yang reaksinya mempengaruhi kerja hormon dalam tubuh kita sehingga jadwal menstruasi yang biasanya rutin dialami oleh setiap perempuan normal, mundur beberapa saat selama pemakaian obat. Alias selama si perempuan itu mengkonsumsi obat Premulut maka dia tidak akan mendapatkan menstruasi. Tapi, ini kasus per kasus ya. Beberapa kasus yang efek obat ini tidak berpengaruh apa-apa. 

Mengapa aku mengkonsumsi obat premulut? Karena, aku tahu kondisi tubuhku. Jika sudah masuk masa menstruasi, maka lama menstruasi itu berlangsung adalah selama 11 hingga 14 hari biasanya. Memang lama sekali. Padahal, seorang perempuan yang mendapat menstruasi ketika sedang berhaji maka hajinya tidak dapat dilaksanakan. Alias, dia tidak dapat menjalankan kewajiban berhaji. Bayangkan, aku sudah menunggu giliran untuk bisa berhaji beberapa tahun lamanya, lalu sampai di tanah suci ternyata tidak dapat menjalankan ibadah haji karena mengalami menstruasi selama 11 hingga 14 hari. Subhanallah sedihnya.

Jadi. ustad pembimbing hajiku menenangkan aku bahwa mengkonsumsi obat premulut termasuk ikhtiar kita untuk bisa menjalankan ibadah haji dengan tenang. Sama seperti kita menerima imunisasi dan imbust vitamin yang diinfuskan ke tubuh sebelum berangkat. Itu semua merupakan ikhtiar kita agar bisa tenang dan sehat selama menjalankan ibadah haji di tanah suci. 

FOX Family alias Keluarga Rubah

 [Catatan Akhir Tahun] Selama Pandemi Covid 19, aku mengisi waktu luang berkegiatan di rumah saja dengan mengikuti beberapa kelas online, salah satunya adalah Kelas Belajar Motret Dengan Handphone. Lama tiap level itu biasanya adalah 7 hari. Dan karena waktuku ada banyak (namanya juga di rumah saja) maka begitu selesai satu level, aku segera mendaftar ke level berikutnya. Hingga akhirnya, sebagian besar level cara memotret yang baik sudah aku ikuti. Lalu, tiba-tiba @KelasMotret membuka kelas belajar menggambar dengan menggunakan handphone. Wah. Ini baru buatku, jadi aku ikuti kelas ini. Ini terjadi di awal tahun 2021 lalu.

Buat bisa gambar sesuatu itu, ternyata selain dari teori dan tutorial cara menggerakkan kuas atau pena agar membentuk sebuah siluet atau sketsa tertentu, hal terpenting adalah punya imajinasi dan latihan menuangkan imajinasi agar tertuang di atas canvas. Hal ini yang sedikit sulit untuk dilakukan.

Menggambar Makhluk Hidup dalam Islam

 [Catatan Akhir Tahun] Sejak pandemi akibat covid 19 bermula di tahun 2020 silam (berarti kita semua sudah hidup di tengah Pandemi Covid 19 nyaris 2 tahun ya?), aku punya kegiatan baru. Yaitu, belajar menggambar menggunakan handphone.


Alhamdulillahnya, aku akhirnya mendapat pencerahan nih. Jadi, tanggal 18 Oktober 2021, aku pun menulis surat digital buat keluargaku di grup whatsapp keluarga sebagai berikut:

Asuransi Bukan Investasi

 [Catatan Akhir Tahun] Dampak pandemi Covid 19 yang paling dasyat itu apa (selain resiko tertular virus covid 19 tentunya)? Yang paling terasa tentu saja dampak pandemi Covid 19 pada perekonomian keluarga. Angka mereka yang kena PHK, atau pengurangan penghasilan, atau penurunan omset penjualan, atau terpaksa harus gulung tikar karena ketidak mampuan menutupi biaya yang dikeluarkan ketika harus bertahan di tengah sepinya permintaan pasar.

Ternyata, hal ini tidak hanya berhenti sampai disini saja. Tapi, berpengaruh juga terhadap bidang layanan asuransi. Terlihat dari  mulai limbungnya perusahaan yang menyediakan jasa asuransi. Dan aku mungkin termasuk salah satunya. Nasabah yang merasa dirugikan dengan limbungnya jasa layanan asuransi. Dan ini adalah catatan akhir tahun 2021 ku tentang mengapa aku berhenti ikut asuransi jiwa.



Tahun Belajar dan Bekerja Dari Rumah

 [Catatan Akhir Tahun] Tahun 2020 ini, karena pandemi Covid 19 merebak dan menghantui banyak orang dimana saja, maka sejak 1 April 2020, Pemerintah Indonesia menerapkan aturan agar anak-anak atau mahasiswa menerapkan aturan untuk belajar dari rumah. 

Dan dimulailah asrama-asrama dikosongkan. Seluruh penghuninya diminta untuk meninggalkan asrama dan kembali ke rumah masing-masing. Sekolah dan universitas serta akademi pun akhirnya menjadi sepi dan berdebu. Hal ini karena seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. 


Tahun 2020 adalah Tahun Pandemi Covid19 Terjadi

 [Catatan Akhir Tahun] Sejak pandemi Covid 19 bergulir di tahun 2020 ini, tidak pernah aku dan mungkin semua orang di muka bumi ini akan mengira bahwa ternyata Pandemi Covid 19 ini akan terjadi hingga akhir tahun 2020. Ya. Inilah catatan akhir tahun pertamaku, yaitu tentang Tahun 2020 adalah Tahun Pandemi Covid 19 Terjadi. 

Separuh Desember 2020

 [Catatan Akhir Tahun] Alhamdulillah, kita sudah melewati separuh desember 2020. Sekarang sudah tanggal 18 Desember 2020. Itu berarti, sudah saatnya buatku untuk mengisi blog ku dengan catatan akhir tahun.

Jadi, mulai sekarang, aku akan membuat tulisan yang berisi catatan kejadian sepanjang tahun masehi 2020 yang telah aku lewati. Kejadiannya mulai dari Januari 2020 hingga Desember 2020 ini. 12 bulan yang panjang, insya Allah ada beberapa waktu yang buatku amat berkesan hingga sayang untuk tidak diabadikan di tulisan di blogku ini.

Ada apa saja?

Ada kemenangan, kekalahan, kebencian, kesenangan, kesedihan, kecintaan, keberuntungan, kesialan, eh. Buatku tidak ada yang namanya kesialan. Karena takdir Allah insya Allah baik semua, tergantung sudut pandang kita memandang dan menyikapinya.

Jadi, Ikuti terus ya catatan akhir tahunku ini. Ini event tahunan yang selalu aku buat di blogku ini hingga aku masukkan dalam kategori tersendiri. 

Yang pasti, di tahun ini aku meng- update- informasi yang ada di about me di blog adeanita.com ini. Sudah ada yang mampir ke sana? Mampir dong. 

about me di https://www.adeanita.com


Percaya Pada Kemampuan Anak

[Catatan Akhir Tahun] Dan ini sepertinya adalah catatan akhir tahun terakhirku. Tentang arti kalimat Percaya Pada Kemampuan Anak. Seperti apa sih wujudnya? Sepanjang anak-anakku bersekolah, aku sering sekali membaca rangkaian 4 kata yang membentuk kalimat "percaya pada kemampuan anak" ini. Nyaris sebagian besar orang tua sudah merasa melakukannya, termasuk aku dan suami. Dan nyaris semua pakar parenting selalu menggaungkan 4 kata yang membentuk kalimat "percaya pada kemampuan anak" ini. Pertanyaanku, seperti apa sih wujudnya?


Catatan Parenting bagi Remaja A la Ade Anita

[Catatan Akhir tahun] Ada satu kejadian yang harus aku tulis sebagai bagian dari catatan akhir tahunku. Yaitu tentang mengingatkan tanpa rasa bosan bahwa fitrah kita semua adalah berbuat baik.

Sejahat apapun orangnya, seliar apapun jalan yang dipilih, sekejam apapun masalah yang menimpa, pokoknya sekelam apapun sekeliling, kita semua tidak pernah bisa melepaskan diri dari keinginan untuk bisa berbuat baik. Karena, inilah fitrah dasar yang ada di dalam hati kita sebagai seorang manusia di muka bumi. Dan inilah catatan akhir tahunku berikutny, bahwa Fitrah Kita adalah Berbuat baik.

"jangan lakukan itu, itu jahat, tahu," Credit foto: pinterest


Kenali Jalan Benar Untukmu Kembali

[Catatan Akhir Tahun] Catatan ini aku buat masih fresh banget nih kejadiannya. Baru kejadian kemarin. Tepatnya hari Selasa, 24 Desember 2019. Yaitu kejadian ketika aku merasa amat takut karena nyaris saja merasa akan mati tenggelam di kolam renang.


Tetanggaku

[Catatan akhir tahun] Bagaimana hubungan kalian dengan tetangga selama ini? Jujur saja, hubunganku dengan tetangga biasa-biasa saja. Tidak terlalu guyup, tapi juga tidak jaga jarak. Biasa saja. Dan aku ingin bercerita tentang tetangga di catatan akhir tahunku.

Tetanggaku kebanyakan sudah pada tua-tua. Mereka penduduk betawi asli yang hidup dari membuat rumah kontrakan bulanan. Sisanya adalah pendatang yang menjadi pedagang keliling kampung. Aslinya, mereka kebanyakan adalah teman-teman ibuku dahulu. Jadi, jika sedang berkumpul, kami merasakan perbedaan usia yang lumayan.

SDM Unggul, Indonesia Produktif Milik Kalian



[Catatan Akhir Tahun] Assalamu'alaikum anak-anakku semua. Kalian tahu tidak bahwa saat ini, dunia yang kita tempati ini memiliki 195 Negara (berdaulat)  dengan jumlah penduduk (populasi) sebanyak 7.405.107.650 jiwa (menurut CIA World Factbook untuk Tahun 2017). Dan dari sekian banyak jumlah manusia, Indonesia menempati urutan ke 4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Dengan luas wilayah 1.904/569 km2, jumlah penduduk Indonesia adalah sejumlah 260.580.739 jiwa. Atau bisa dibilang 3,5% dari jumlah penduduk dunia. Kepadatan penduduk Indonesia sendiri adalah sebesar rata-rata 137 jiwa per km2. 


Banyak banget ya. Tidak perlu dibayangkan seperti apa banyaknya, nak. Yang pasti, penduduk sebanyak itu tentu saja harus dipenuhi kebutuhannya. Tapi, untuk bisa memenuhi kebutuhan semua penduduk, tentu saja sebelumnya harus ada yang wajib dikerjakan. Yaitu, kita harus berusaha terlebih dahulu. Berusaha dengan bekerja atau berusaha dengan belajar, serta tentu saja berusaha dengan berdoa. Menurut kalian, peringkat Indonesia sebagai negara ke 4 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini itu, sesuatu yang positif atau negatif, nak? Hehehe. Bingung kan.  Sekarang, ibu mau cerita tentang apa yang ibu lihat dan dengar selama ini terkait dengan jumlah penduduk penduduk Indonesia yang banyak ini ya, nak. Ini hari ibu, sayang, jadi beri kesempatan ibu untuk bercerita pada kalian tentang Indonesia, yang insya Allah akan menjadi milik kalian. Anak-anak ibu yang ibu sayangi.

BERADAB, BERILMU DAN BERSATU

[Catatan Akhir Tahun] Akhirnya, catatan akhir tahun, seperti yang biasa aku buat setiap akhir tahun di blog ini, dimulai hari ini. Tidak seperti biasa dimana aku menulis tentang catatan pengalamanku sendiri sepanjang tahun. catatan akhir tahun pembuka kali ini adalah tulisan orang lain. Isinya bagus banget. Begitu bagus sehingga aku ingin menyimpannya sebagai pengingat diri sendiri. Judulnya, Berada, Berilmu dan Bersatu. Penulisnya adalah Viena Alifa; Seorang penulis perempuan yang muslimah, sholehah, dan amat lembut, santun, baik banget orangnya. Subhanallah. Aku share tulisannya disini ya. Selamat terinspirasi.

credit foto: viena alifa

Best Nine 2018 Instagramku

[Catatan Akhir tahun] Ini dia best nine instagramku di tahun 2018. Semuanya punya cerita dan kisah tersendiri buatku.




Jawaban sebuah Doa

[Catatan Akhir Tahun] Ini catatan akhir tahunku yang masih terkait dengan pengalaman spiritual yang aku dapatkan dari perjalanan ibadah haji 2018 yang aku jalani. Yaitu tentang sebuah doa.

Kalian, pernah tidak pada akhirnya yakin bahwa jawaban sebuah doa yang kalian panjatkan adalah doa itu sudah dikabulkan? Ini, adalah catatan akhir tahunku tentang sebuah doa yang aku panjatkan dan sepertinya dikabulkan dengan segera oleh Allah SWT.


Lebih Dewasa

[Catatan Akhir Tahun] kata orang, kedewasaan itu tidak tergantung pada usia. Dan kedewasaan itu juga tidak tergantung pada bentuk fisik seseorang. Kalian percaya inikah?
Waktu aku masih kecil, aku bingung dengan pernyataan ini.
Waktu aku masih, bahkan aku bercita-cita tidak mau jadi orang dewasa.