Tampilkan postingan dengan label parenting. Tampilkan semua postingan

Mengapa Anak-anak Suka Bermain?

 [Parenting] Kalian tahu tidak perbedaan orang dewasa dan anak-anak? Yap, jawabannya orang dewasa cenderung untuk bersikap serius sementara anak-anak cenderung untuk bersikap main-main saja. Seperti syair yang ada di lagu pembuka  serial Crayon Sinchan:

Seluruh kota merupakan tempat bermain yang asyik
Oh senangnya aku senang sekali

Kalau begini akupun jadi sibuk
Berusaha mengejar-ngejar dia
Matahari menyinari semua perasaan cinta
Tapi mengapa hanya aku yang dimarahi

Di musim panas merupakan hari bermain gembira
Sang gajah terkena flu pilek tiada henti-hentinya
Sang beruang tidur dan tak ada yang berani ganggu dia
Oh sibuknya aku sibuk sekali

si crayon sinchan, yang khas dari Sinchan itu alisnya tebel banget


Kurang lebih, memang demikianlah dunia di mata semua anak-anak. Seluruh tempat yang mereka lihat adalah tempat bermain yang asyik. Apa saja jadi sebuah imajinasi tersendiri dalam pikiran mereka dan ujung-ujungnya jadi tempat bermain. 

Tapi, kenapa sih kok anak-anak suka bermain? 

Suka Duka Mendampingi Anak Sekolah Online

 [Parenting, Pendidikan] Siapapun tidak ada yang menyangka bahwa kita semua akan berhadapan dengan masa Pandemi akibat Covid 19 yang mengubah seluruh tatanan kehidupan dalam masyarakat. Bukan cuma kita, tapi seluruh penduduk di seluruh dunia. 

Ya. Sepertinya, 2 tahun pandemi akibat covid 19 di tahun 2020 dan 2021 akan selamanya menjadi sebuah kenangan dan catatan tersendiri buat semua orang di muka bumi.  

Pentingnya Apresiasi Agar Tetap Berprestasi

 [Parenting] Semua orang tua, tanpa terkecuali, dalam hidupnya pasti pernah melontarkan sebuah kalimat untuk mengapresiasi peningkatan kemampuan yang berhasil dilalui oleh anaknya.

"Eh, adik sudah bisa makan sendiri? Keren."

"Masya Allah anak ibu sudah tidak ngompol lagi."

"Alhamdulillah, anak ayah bisa berjalan sendiri."

Jika dihitung, ada banyak sekali bentuk apresiasi yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Apresiasi itu adalah bentuk dari kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Hal yang sederhana. murah untuk dilakukan, mudah untuk diterapkan, tapi membawa dampak yang luar biasa pada seorang anak.

Lewat apresiasi yang diterima dari orang tuanya, seorang anak tahu bahwa dia dipedulikan dan dihargai. Dengan demikian, anak menjadi percaya diri untuk melakukan sesuatu. Rasa percaya diri ini membuat anak punya keinginan untuk bisa melakukan lebih dari yang dia capai saat ini. Hal inilah yang menjadi awal tumbuhnya niat untuk bisa berprestasi dalam diri anak.

Bahagia itu merdeka dan ikhlas

 [Parenting] Ada satu pengalaman baru yang bikin aku berbunga-bunga campur haru di bulan Oktober ini. Yaitu ketika putri bungsuku menunjukkan cerpen yang dia tulis sendiri. Dia menunjukkan padaku tentu saja ada maksudnya. Ini kali pertama dia membuat cerpen dan cerpen buatannya langsung diikut sertakan dalam sebuah lomba cerpen remaja yang diadakan dalam rangka bulan bahasa di Indonesia, bulan Oktober. Jadi, dia minta pendapatku sebagai first reader cerpennya.

Pendapatku apa? Ketika membacanya, terlepas dari beberapa typo yang aku temui dan satu dua lubang cerita, tentu saja cerpennya bagus untuk ukuran seorang pemula. Keceriaan aura remaja, aura usia muda yang tersemat kental dalam keseluruhan cerita, sama sekali tidak membuat cerpen yang dia tulis terasa muram. Meski ceritanya adalah cerita yang masuk kategori "gelap dan muram". Usianya baru 15 tahun tapi dia berani menulis sesuatu yang "dark" buatku itu sesuatu yang luar biasa. Tentang kekerasan yang dialami oleh seorang remaja di lingkungan pertemanannya. Meski temanya muram, tapi ada rasa hangat yang aku rasakan ketika membaca tulisannya. Ini, membuatku jadi memperhatikan putriku seusai membaca cerpennya.

7 Cara Mudah Mengatasi Anak Kecanduan Gadget Selama Pandemi

 [Parenting] Nggak terasa ya sudah setahun lebih nih Indonesia, bahkan seluruh dunia mengalami masa pandemi akibat virus Covid 19 yang melanda dunia. Artinya, sudah setahun kita semua berada dalam kondisi di rumah saja itu lebih baik daripada berada di luar rumah. Nah, masalahnya adalah, apakah masa pandemi membuat si kecil jadi kecanduan gadget?  Hati-hati loh. Kecanduan gadget pada anak tentu saja punya dampak yang buruk jika tidak segera diatasi oleh orang tua. Meski memang gadget dibutuhkan oleh si kecil sekolah untuk daring. Namun ada beberapa anak yang justru malah tidak bisa lepas dari perangkat seluler tersebut meski sudah tidak sedang belajar online. Biasanya sih karena mereka mengikuti tayangan game online atau tayangan medis sosial seperti tik tok atau You Tube. Untuk kondisi seperti ini, orang tua tidak boleh membiarkan anak menjadi kecanduan untuk berselancar dengan gadgetnya. Tapi gimana caranya? 

Berikut ini 7 cara mengatasi kecanduan gadget pada anak di masa pandemi. 

5 Alasan Betapa Pentingnya Anak Belajar Menggambar Sejak Dini

[Parenting] 
Sumber gambar: freepik

Belajar menggambar anak menjadi salah satu hal kegiatan yang menyenangkan serta dapat meningkatkan kreativitas mereka. Sama seperti belajar membaca dan menghitung, menggambar juga memiliki manfaat tersendiri bagi anak-anak. Sebagai orangtua, sudah sepatutnya Anda mendukung kegiatan si kecil yang satu ini.

Umumnya anak-anak menyukai hal-hal yang menarik dalam hidup mereka, seperti mewarnai dan menggambar hal unik. Bahkan, mungkin Anda sering kali menemukan anak menggambar atau mencoret-coret dinding rumah. Tak perlu geram akan hal ini, justru Anda seharusnya bangga karena ada banyak manfaat belajar menggambar anak.

Pneumonia, Pencegahan dan Pengobatannya

 [Parenting] Pneumonia, selama ini aku tahu penyakit ini tapi tidak pernah terbayang bahwa keluargaku bisa didekati oleh penyakit ini. Hal ini karena anak-anak kami, semuanya memiliki riwayat imunisasi yang lengkap. Aku dan suami termasuk orang tua yang tidak anti imunisasi. Aku dan suami saling bekerja sama untuk saling mendukung dan mengingatkan ketika jadwal imunisasi akan tiba. Mulai dari mempersiapkan biayanya, kondisi kesehatan anak jelang imunisasi, serta persiapan lainnya. Itu sebabnya, rasanya kaget luar biasa ketika suatu hari dokter memberikan vonis bahwa putriku terkena Pneumonia. Dan ini ceritaku tentang hal itu. 


Save Hutan, STOP Perluasan Lahan Kelapa Sawit

 [Parenting] Ada yang menarik yang terjadi di jagad twitter pada tanggal 12 november 2020 lalu. Yaitu ketika tagar #savepapuaforest masuk ke dalam trending topic di dunia meski hanya sesaat tapi luar biasa menurutku. Pertanyaannya, siapa saja yang melakukannya hingga bisa menembus trending topic dunia? Nah, ini yang lebih menarik lagi. Mereka bukan buzzer atau siapapun yang dibayar untuk meng-viral-kan sesuatu. Para pelaku yang meng-viral-kan tagar #savePapuaForest ini adalah para anggota fans club Korean Idol. Usia mereka umumnya masih tergolong usia remaja. Wow banget nggak sih. Di luar dugaan siapapun kan. Kenapa mereka? Untuk alasan inilah maka tulisan ini aku masukkan dalam kategori Parenting, selain dalam kategori Lifestyle. 


3 Tips Agar Tidak Jadi Toxic Parent

 [Parenting] Sebelum kalian membaca lebih lanjut tulisanku ini, mungkin ada baiknya aku menulis apa yang dimaksud dengan toxic parent.

Toxic parent adalah orang tua yang cara mereka mendidik dan membesarkan anak-anak mereka justru malah meracuni anak-anak mereka secara psikologis. Toxic parent juga adalah orang tua yang selalu bersikap destruktif, kasar, dan membahayakan keselamatan anak mereka sendiri. 

Kenapa bisa begitu? Bukankah orang tua adalah sosok yang ditiru dan dipatuhi oleh anak-anak? Bukankah orang tua lebih dahulu mencicipi asam garam kehidupan daripada anak-anak mereka, lalu mengapa mereka malah meracuni tumbuh kembang anaknya sendiri?



MPLS Sudah Dimulai

[Parenting] Akhirnya, MPLS pun dimulai. Tentu saja setelah melalui serangkaian drama tersendiri.
Untuk diketahui, MPLS itu adalah kepanjangan dari Masa Pengenalan Lingkungan Sosial. Hal ini berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah dimulai sejak tanggal 13 Juli 2020.
Bagaimana cerita MPLS anak-anak kalian? Ini cerita tentang MPLS anakku yang tahun ini memasuki masa duduk di bangku SMA.

Catatan Parenting bagi Remaja A la Ade Anita

[Catatan Akhir tahun] Ada satu kejadian yang harus aku tulis sebagai bagian dari catatan akhir tahunku. Yaitu tentang mengingatkan tanpa rasa bosan bahwa fitrah kita semua adalah berbuat baik.

Sejahat apapun orangnya, seliar apapun jalan yang dipilih, sekejam apapun masalah yang menimpa, pokoknya sekelam apapun sekeliling, kita semua tidak pernah bisa melepaskan diri dari keinginan untuk bisa berbuat baik. Karena, inilah fitrah dasar yang ada di dalam hati kita sebagai seorang manusia di muka bumi. Dan inilah catatan akhir tahunku berikutny, bahwa Fitrah Kita adalah Berbuat baik.

"jangan lakukan itu, itu jahat, tahu," Credit foto: pinterest


SDM Unggul, Indonesia Produktif Milik Kalian



[Catatan Akhir Tahun] Assalamu'alaikum anak-anakku semua. Kalian tahu tidak bahwa saat ini, dunia yang kita tempati ini memiliki 195 Negara (berdaulat)  dengan jumlah penduduk (populasi) sebanyak 7.405.107.650 jiwa (menurut CIA World Factbook untuk Tahun 2017). Dan dari sekian banyak jumlah manusia, Indonesia menempati urutan ke 4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Dengan luas wilayah 1.904/569 km2, jumlah penduduk Indonesia adalah sejumlah 260.580.739 jiwa. Atau bisa dibilang 3,5% dari jumlah penduduk dunia. Kepadatan penduduk Indonesia sendiri adalah sebesar rata-rata 137 jiwa per km2. 


Banyak banget ya. Tidak perlu dibayangkan seperti apa banyaknya, nak. Yang pasti, penduduk sebanyak itu tentu saja harus dipenuhi kebutuhannya. Tapi, untuk bisa memenuhi kebutuhan semua penduduk, tentu saja sebelumnya harus ada yang wajib dikerjakan. Yaitu, kita harus berusaha terlebih dahulu. Berusaha dengan bekerja atau berusaha dengan belajar, serta tentu saja berusaha dengan berdoa. Menurut kalian, peringkat Indonesia sebagai negara ke 4 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini itu, sesuatu yang positif atau negatif, nak? Hehehe. Bingung kan.  Sekarang, ibu mau cerita tentang apa yang ibu lihat dan dengar selama ini terkait dengan jumlah penduduk penduduk Indonesia yang banyak ini ya, nak. Ini hari ibu, sayang, jadi beri kesempatan ibu untuk bercerita pada kalian tentang Indonesia, yang insya Allah akan menjadi milik kalian. Anak-anak ibu yang ibu sayangi.

BERADAB, BERILMU DAN BERSATU

[Catatan Akhir Tahun] Akhirnya, catatan akhir tahun, seperti yang biasa aku buat setiap akhir tahun di blog ini, dimulai hari ini. Tidak seperti biasa dimana aku menulis tentang catatan pengalamanku sendiri sepanjang tahun. catatan akhir tahun pembuka kali ini adalah tulisan orang lain. Isinya bagus banget. Begitu bagus sehingga aku ingin menyimpannya sebagai pengingat diri sendiri. Judulnya, Berada, Berilmu dan Bersatu. Penulisnya adalah Viena Alifa; Seorang penulis perempuan yang muslimah, sholehah, dan amat lembut, santun, baik banget orangnya. Subhanallah. Aku share tulisannya disini ya. Selamat terinspirasi.

credit foto: viena alifa

Jangan Menyerah

[Parenting]  Mungkinkah anak IPS pindah ke IPA? Jawabannya tentu saja mungkin. Tapi bagaimana caranya? Ini status panjangku di facebook, pada bulan juni 2014 silam. Sudah lama ya. Aku baru menemukannya lagi dan memutuskan untuk menyimpannya di blog agar bisa dibaca kapan saja. Ini, cerita tentang perjuangan putriku yang nomor 2. Bukan hanya perjuangan dia ketika pindah dari IPS ke IPA tapi tentang perjuangan dia melawan rasa manja yang dia miliki hingga bisa membawanya dari posisi yang nyaman dan aman ke posisi yang lebih menantang dan insya Allah bisa lebih memunculkan kebiasaannya.

Putriku pindah dari IPS ke IPA itu hanya berselang 1 bulan sebelum pekan ujian tengah semester dimulai. Ini cerita yang aku tulis di status facebookku. Selamat membaca.



Jika Berlibur Ke Australia Bersama Cheria Halal Holiday

[Parenting] Berlibur berarti menambah pengalaman baru. Pengalaman baru itu, adalah bagian dari sisi edukasi yang harus kita berikan pada anak-anak kita loh. Karena lewat pengalaman baru inilah anak-anak belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya. Kurang lebih, inilah salah satu alasan hingga keluargaku sering menabung agar bisa menyisihkan uang jadi bisa liburan bersama dengan anak-anak.

Liburan itu ya, memang terkesan seperti pemborosan. Uang  buat beli tiket, sewa kamar hotel, beli makanan, beli tiket masuk wahana, dan beli macam-macam lagi. Belum lagi harus beli pakaian yang sesuai dengan daerah yang akan dituju dalam liburan. Jika daerahnya panas berarti beli topi dan kacamata hitam. Jika daerahnya dingin berarti harus beli pakaian tebal dan sarung tangan. Jika daerahnya berpasir berarti harus beli masker. Dan seterusnya. Jika dihitung-hitung jumlahnya, kadang lebih dari lumayan uang yang harus dikeluarkan untuk berlibur. Tapi, apa yang kita peroleh dari liburan itu banyak loh sebenarnya meski tidak semuanya terlihat secara fisik perolehannya. Dan yang tidak terlihat secara fisik disini itu adalah sisi parenting yang kita berikan pada anak-anak selama liburan. Yaitu berupa pengalaman. Dan ini PRICELESS. Tidak ternilai harganya.

Imajinasi Anak : Jadi Guru

[Parenting] Ini cerita ketika putri bungsuku masih kecil dan masih memiliki cita-cita ingin menjadi guru taman kanak-kanak atau guru anak SD kelas 1. Hehehe. Dulu, waktu anakku masih kecil (SD) dia memang sayang sekali dengan guru TK dan guru kelas 1 SD nya. Itu sebabnya dia bercita-cita untuk menjadi guru TK atau guru SD kelas 1. Putriku ini, memang termasuk anak yang senang mengasuh anak-anak kecil. Orangnya sabar dan telaten alhamdulillah dulu. Sekarang, setelah besar dan jadi remaja putri, dia jadi sosok yang girly, alhamdulillah.


Diskusi di Atas Trotoar Jakarta

[Wordless Wednesday], [ParentingJakarta, maju kotanya, bahagia warganya. Siang terik hari ahad lalu, aku, suami dan anak bungsu kami jalan menyusuri trotoar di pinggir jalan Sudirman, Jakarta, mulai dari Sarinah hingga ke Bunderan H.I. Sebelum memutuskan jalan, kami berpapasan dengan seorang wanita, yang mengenakan gaun model baby doll dengan bahan yang mudah terbang. Angin bertiup sepoi2 dan gaunnya terangkat ke atas seperti Gaun Marlyn Monroe ketika berdiri di bawah ventilasi buangan AC lalu keluar udara dari ventilasi itu. Bedanya, Marlyn Monroe tubuhnya seksi, sedangkan wanita itu agak gemuk dan pahanya besar, banyak selulitnya. Bedanya lagi, Marlyn Monroe dengan gaya panik yang menggemaskan berusaha menahan agar roknya tidak terbang, si wanita yg kami liat itu, tidak melakukan apa2. Asyik dengan ice cream di tangannya. Cuek saja roknya tertiup angin. Suamiku segera berpaling, enggan melihatnya. Tapi keluh keluar dari mulutnya. "Duh, kenapa sih nggak bercermin dulu jika ingin pilih pakaian?"

Bincang Seks dengan Anak Kecil

[Parenting] Berikut ini adalah obrolan aku dan anak bungsuku ketika dia baru berusia 8 tahun. Lebih lengkapnya, percakapan di bawah ini terjadi tanggal 7 November 2014. Obrolan ini aku tulis di statusku  lalu aku beri judul status facebook itu dengan OBROLAN "DEWASA" DENGAN ANAK "KECIL"


"Bu... kenapa sih perempuan harus mens?" Sambil mengunyah sepiring putu dan kelepon, putri bungsuku yang baru berusia 8 tahun bertanya. Aku sedang berdiri membersihkan meja dan menatap televisi. Kami memang tanpa sengaja memutar acara Kick Andy menyaksikan ibu Ni Wayan Trisnawati, perempuan yang menikah usia 17 tahun dengan tujuan untuk mengatasi masalah kehidupan. Ibu Trisnawati ini ketika hamil mengalami kelainan jantung sehingga dokter melarangnya hamil dan melahirkan. Hmm... sepertinya gara-gara tontonan ini putri bungsuku bertanya. Btw ibu Trisnawati ini adalah contoh profile perempuan tangguh yang sukses dengan kacang diskonya yang sekarang jadi oleh2 khas Bali.

Enaknya Punya Adik Perempuan

[wordless wednesday], [parenting] Punya adik perempuan itu enak loh. Karena, anak perempuan bisa dimintai tolong untuk membidik kamera guna keperluan mengabadikan momen atau peristiwa. Hasil fotonya juga lebih bagus daripada pakai tongkat selfis. Dan bisa disuruh untuk mengulang pengambilan gambarnya jika foto yang dihasilkan ternyata blur atau kebetulan kitanya terlihat tidak perfect.
Lebih dari itu, punya adik perempuan itu enak karena bukan hanya bisa disuruh mengambil gambar tapi juga bisa diminta pendapat bagaimana enaknya kita bergaya agar terlihat seperti yang kita inginkan.

"Nggak bagus gaya begitu. Kalian jadi keliatan gemuk."
"Jangan pakai gaya itu ah. Kayak emak-emak." Hehehe. Yang terakhir ini sulit didapat pada adik laki-laki.



MEMBANTU ORANG TUA MENGATASI SPEECH DELAY PADA ANAK BERSAMA DINI.ID

[Parenting] Waktu aku kecil. Eh, nggak kecil-kecil banget sih, remaja lah. Aku punya tetangga yang berbeda budaya-negara-warna kulit-budaya. Suatu hari, mereka berkelahi suami istri. Tetangga cuma bisa menonton dari luar pagar sambil menahan gemas karena fatsoennya itu kan, tidak boleh mencampur adukkan urusan rumah tangga orang lain. Selesai ribut, mereka akur lagi. Nah, kebetulan mereka berdua tuh sudah dikaruniai anak setelah cukup lama berusaha untuk bisa hamil dan punya anak.

Saat itulah, ketika akhirnya si suami pulang ke negara asalnya dan si istri cuma ditinggal berdua dengan anaknya ini jadi hidup seperti seorang janda saja. Hikmahnya, setelah suami pergi si istri jadi bisa fokus mengasuh dan membesarkan anak. Saat itulah si ibu merasa heran. "Kenapa anak saya sudah berusia 3 tahun belum pernah terdengar suaranya ya, Dok?"