ADVAN sebagai Smartphone Terbaik 2019 di PULSA Editors’ Choice 2019

[Lifestyle] Ada yang pernah nonton drama korea berjudul Search : WWW nggak? Kebetulan, meski sebenarnya telat sih karena baru nonton sekarang, aku nonton nih. Belum tamat sih, masih sampai episode 10 sekarang. Ini tuh ceritanya tentang kecanggihan abad internet dimana nyaris semua orang menggunakan search engine untuk melakukan apa saja. Mungkin kalau di Indonesia tuh ngetop dengan istilah "tanya mbah google yang tahu segala hal".

Meski demikian, ada bagian dari cerita di drama ini yang menarik buatku. Iya, tulisanku ini bukan pingin nyeritain tentang drama korea kok. Aku mau cerita yang lain. Hal yang menarik di drama ini adalah karena ternyata, meski sudah dikelilingi dengan berbagai macam kecanggihan, tetap saja sih kita bakal ketemu orang yang tidak suka jika perangkat handphonenya tuh bisa macam-macam. Dia lebih nyaman menggunakan handphone dengan teknologi 2G. Jadi handphone yang cuma bisa nulis pesan, telepon, lalu motret sekedarnya. Udah. Ajaib memang tapi tetap ada sih orang-orang seperti ini di sekeliling kita. Beberapa temanku ada yang seperti ini. Mereka kaya raya padahal jadi jika dilihat dari kemampuan finansial mampu banget lah beli handphone pintar yang terbaru. Tapi tetap saja mereka menolaknya.

Komputerisasi oh Komputerisasi

[Lifestyle] Putra Sulungku menikah 2 tahun yang lalu. Yaitu di tanggal 17 Agustus 2017. Sebelum acara berlangsung, sebenarnya ada 1 ide dari anakku perihal undangan yang akan dibagikan pada para tamu. Yaitu, anak dan calon menantuku semula akan menambahkan QR code di undangan yang akan dibagikan tersebut. Mereka bilang, QR ini berguna untuk menditeksi apakah tamu yang datang sesuai dengan undangan plus memastikan apakah tamu yang mereka undang datang atau tidak datang. Karena QR Code pada undangan pernikahan tersebut berguna juga seperti tanda bukti kehadiran para tamu.

By the way, anak dan calon menantuku ini dulunya memang lulusan dari Fakultas Ilmu Komputer sih. Jadi, ide mereka ya tidak jauh dari bidang ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah.
ini anakku yang menikah 2 tahun lalu

Gadis Kecil dan Harimau

[Wordless Wednesday] Harimau si raja hutan itu banyak bisanya. Dia bisa berenang, bisa berlari, bisa melompat, bisa memanjat pohon, bisa merangkang diam-diam sebelum menerkam, bisa berjalan tanpa suara meski berat tubuhnya amat berat. Pokoknya, banyak banget bisanya. Jika kalian bertemu dengan Harimau si raja hutan, apa yang akan kalian lakukan? Sudah, tidak usah panik. Lebih baik bersahabat saja dengan Harimau si raja hutan. Bersahabat dengan sosok yang paling berbahaya itu lebih baik ketimbang jadi musuhnya.

Gadis Kecil dan Harimau

Imajinasi Anak : Jadi Guru

[Parenting] Ini cerita ketika putri bungsuku masih kecil dan masih memiliki cita-cita ingin menjadi guru taman kanak-kanak atau guru anak SD kelas 1. Hehehe. Dulu, waktu anakku masih kecil (SD) dia memang sayang sekali dengan guru TK dan guru kelas 1 SD nya. Itu sebabnya dia bercita-cita untuk menjadi guru TK atau guru SD kelas 1. Putriku ini, memang termasuk anak yang senang mengasuh anak-anak kecil. Orangnya sabar dan telaten alhamdulillah dulu. Sekarang, setelah besar dan jadi remaja putri, dia jadi sosok yang girly, alhamdulillah.


Era Pembayaran QR A La Millenial

[Lifestyle] Bukan pemuda namanya jika tidak punya banyak ide segar untuk mengatasi aneka macam masalah yang mereka hadapi. Dan bukan pemuda namanya jika keberadaannya tidak menginspirasi orang banyak, bahkan keberadaan pemuda bisa menggerakkan satu negara untuk melakukan perubahan. Penemuan, kemerdekaan, pergerakan, kemajuan, perubahan arah pembangunan, dan masih banyak lagi peristiwa yang terjadi  dan semua bermula karena adanya pemuda dalam wilayah tersebut.

pemuda masa kini


Diskusi di Atas Trotoar Jakarta

[Wordless Wednesday], [ParentingJakarta, maju kotanya, bahagia warganya. Siang terik hari ahad lalu, aku, suami dan anak bungsu kami jalan menyusuri trotoar di pinggir jalan Sudirman, Jakarta, mulai dari Sarinah hingga ke Bunderan H.I. Sebelum memutuskan jalan, kami berpapasan dengan seorang wanita, yang mengenakan gaun model baby doll dengan bahan yang mudah terbang. Angin bertiup sepoi2 dan gaunnya terangkat ke atas seperti Gaun Marlyn Monroe ketika berdiri di bawah ventilasi buangan AC lalu keluar udara dari ventilasi itu. Bedanya, Marlyn Monroe tubuhnya seksi, sedangkan wanita itu agak gemuk dan pahanya besar, banyak selulitnya. Bedanya lagi, Marlyn Monroe dengan gaya panik yang menggemaskan berusaha menahan agar roknya tidak terbang, si wanita yg kami liat itu, tidak melakukan apa2. Asyik dengan ice cream di tangannya. Cuek saja roknya tertiup angin. Suamiku segera berpaling, enggan melihatnya. Tapi keluh keluar dari mulutnya. "Duh, kenapa sih nggak bercermin dulu jika ingin pilih pakaian?"

Tertangkap di Toples

[Wordless Wednesday] Apa jadinya, jika tertangkap oleh raksasa lalu dikumpulkan dalam satu toples? Deg degan deh pastinya. Segala sesuatunya bisa saja terjadi. Mungkin, satu satu kita akan dijadikannya kudapan. Ih. Seram. Naudzubillah min dzaliik.




Bincang Seks dengan Anak Kecil

[Parenting] Berikut ini adalah obrolan aku dan anak bungsuku ketika dia baru berusia 8 tahun. Lebih lengkapnya, percakapan di bawah ini terjadi tanggal 7 November 2014. Obrolan ini aku tulis di statusku  lalu aku beri judul status facebook itu dengan OBROLAN "DEWASA" DENGAN ANAK "KECIL"


"Bu... kenapa sih perempuan harus mens?" Sambil mengunyah sepiring putu dan kelepon, putri bungsuku yang baru berusia 8 tahun bertanya. Aku sedang berdiri membersihkan meja dan menatap televisi. Kami memang tanpa sengaja memutar acara Kick Andy menyaksikan ibu Ni Wayan Trisnawati, perempuan yang menikah usia 17 tahun dengan tujuan untuk mengatasi masalah kehidupan. Ibu Trisnawati ini ketika hamil mengalami kelainan jantung sehingga dokter melarangnya hamil dan melahirkan. Hmm... sepertinya gara-gara tontonan ini putri bungsuku bertanya. Btw ibu Trisnawati ini adalah contoh profile perempuan tangguh yang sukses dengan kacang diskonya yang sekarang jadi oleh2 khas Bali.