Pecandu Bola

[Pernikahan]: Pernikahan itu, sebenarnya bukan hanya menggabungkan dua orang saja (suami istri). Tapi juga menggabungkan:
2 kebiasaan yang berbeda
2 mimpi yang berbeda
2 karakter yang berbeda
2 hobbi yang berbeda
2 budaya yang berbeda
2 keinginan yang berbeda
2 sifat yang berbeda

Lalu, jika semuanya berbeda, bagaimana cara mengatasinya agar bisa bersesuaian? Seperti jika yang satu hobi banget sama bola dan yang satu sama sekali nggak suka? Yang satu bela-belain buat begadang demi nonton bola sedangkan yang satu pingin mencukupkan waktu tidur yang sehat dan paling nggak mau begadang?

Buah di Dada : part 2

[Pernikahan]: Hai...hai... hai... ayo kita lanjutkan cerita tentang temanku yang baru saja melakukan pemberian pupuk guna menyuburkan buah yang ada di dadanya.

"Ini gosip?"
"Ih, nggak. Ini cuma menceritakan salah satu cerita kehidupan yang muncul di keseharianku. Tentu saja nyata."
"Ngomongin orang deh pasti. Ghibah dong?"
"Hush. Tidak ada yang ditunjuk kok sosoknya. Kesamaan lokasi atau nama itu hanya kebetulan belaka. Tapi... ada hikmah dari cerita itu yang mau aku bagi. Khususnya, pelajaran tentang pernikahan."

Oke. Silahkan lanjut membacanya ya. Sekali lagi diingatkan:
Warning: Ini tidak diperuntukkan untuk anak-anak atau mereka yang belum dewasa. Silahkan tutup jika merasa belum dewasa. Tidak usah membaca tulisanku ini karena tulisan ini mengandung:
(mungkin) Kategori N : Nudity
(mungkin) Kategori 18 +
(mungkin) Kategori A: Adult only
(mungkin) Kategori S : ada unsur S yang itu deh.

Kebab

[Lifestyle: shopping, Resep] Waktu yang paling gerabak-gerubuk itu di rumahku adalah waktu pagi hari. Alarm handphone sengaja aku bikin 3 sekaligus:

  • 1. Alarm pertama untuk bisa bangun shubuh.
  • 2. Alarm kedua untuk bisa bangun shubuh part. 2 (hahaha, karena sering masih ngantuk banget jadi begitu alarm pertama bunyi, reflekku adalah mematikan alarm tersebut. Lalu tidur lagi. Itu sebabnya harus ada alarm part 2).
  • 3. Alarm ketiga adalah mengingatkan sudah tiba waktunya harus masuk dapur (hehehe, setelah usai shalat berjamaah, aku sering ngobrol dulu sama suami dan anak-anakku. Nggak tentu ngobrol apa, nah... padahal kami keluarga hobbi ngobrol. Jadi terpaksa harus dipasang alarm pengingat agar ngobrolnya tidak kebablasan lama).


Buah Di Dada

[Pernikahan]: Teman-temanku itu amat beragam orangnya. Dan karena kemajuan zaman, keberagaman mereka akhirnya dikelompokkan dalam aneka macam pertemanan. Ada yang pertemanan online, yaitu yang hanya aku temui ketika aku sedang ada di dunia maya saja. Ada juga pertemanan offline, yaitu yang bisa aku temui secara langsung tatap muka.

Usia, suku, agama, pendidikan, status sosial ekonomi... ah. Lupakan itu semua. Karena, pada akhirnya pengelompokan pertemanan itu tidak lagi memandang perbedaan. Kami disatukan karena satu kepentingan. Dan kepentingan tersebut, ternyata membawa dampak pada warna pergaulan yang muncul ketika kami bertemu. Di antara sekian banyak pertemanan tersebut, salah satunya adalah jenis ibu-ibu yang tanpa malu-malu sering berkumpul untuk saling berbagi pengalaman paling seru yang mereka miliki, apalagi jika bukan pengalaman melakukan hubungan seksual dengan pasangan.

Oke. Sampai sini, ini ada sebuah peringatan.

WARNING: Tulisan ini bukan diperuntukkan untuk anak-anak. Tulisan ini hanya untuk orang yang sudah dewasa saja.


Ajarkan Anak Perempuanmu Self Defense

[Parenting]. Musim hujan sudah tiba nih. Jika aku katakan sediakan payung sebelum hujan, mungkin sudah terlalu mainstream ya nasehatku? Karena, yang namanya menyediakan payung itu rasanya semua orang sudah mempersiapkannya bahkan jauh sebelum musim hujan tiba.

Cara Mendidik Anak A la Rasulullah SAW

[Parenting]: Dalam mengasuh dan mendidik anak, maka ada 2 hal yang harus diperhatikan.
1. Tugas pertumbuhan dan kebutuhannya.
2. Tugas perkembangan dan kebutuhannya.

Apa bedanya pertumbuhan dan perkembangan?

Pertumbuhan itu meliputi pada bentuk fisik seorang anak. Seperti tinggi badan, berat badan, keliling lingkar kepala, lingkar dada, dan sebagainya. Termasuk disini ketajaman melihat, berkembangnya ke 5 indranya.

Untuk memenuhi tugas pertumbuhan seorang anak ini, maka orang tua punya kewajiban untuk memberi anak makanan, minuman, istirahat, dan pola hidup sehat. Ini termasuk dalam hak-hak anak.


Sedangkan Perkembangan itu meliputi perkembangan psikologi dan kognitif pada anak-anak. Seperti cara anak bersikap, perubahan perilaku tertentu, pemahaman aspek-aspek keagamaan, etika, sopan santun, proses belajar, berpengetahuan, dan sebagainya.

Karenanya, dalam rangka memenuhi tugas perkembangan anak ini maka orang tua punya kewajiban untuk mengajarkan anak-anak mereka, mendidik anak-anak mereka, mengarahkan dan memberitahu anak nilai-nilai universal yang dianggap benar dan nilai-nilai spiritual yang harus diikuti oleh anak. Termasuk disini mengajarkan anak sopan santun, etika, cara berperilaku, dan sebagainya.

Tips Membuat Konten Marketing Dalam Sebuah Blogpost

bersama komunitas KEB berkunjung ke kantor Google Indonesia
[Lifestyle: Teknologi]: Tahukah kalian bahwa sejak diluncurkan pada 15 September 1997, Google Search adalah mesin pencari yang paling banyak digunakan di dunia maya?

Setiap harinya, ternyata ada jutaan kueri yang dimasukkan oleh para peselancar internet ke dalam mesin pencari Google ini. Kueri ini adalah kata kunci yang dimasukkan untuk mencari sesuatu.

Misalnya, ingin mengetahui tentang lampu pijar. Maka, kita bisa menuliskan kata "lampu pijar" di kolom pencari dan beberapa saat kemudian akan terlihat semua tulisan yang ada kata "lampu pijar" di dalamnya.

I am a parent of a preemie

[Keluarga]: Hari ini, adalah hari peringatan bagi anak-anak yang dilahirkan premature. Ya. Today is Premature Day. Dan anak bungsuku, adalah salah satu anak yang dilahirkan premature.

Ketika putri bungsuku itu dilahirkan dahulu, tubuhnya mungil sekali. Dan lebam-lebam biru sekujur tubuh. Beratnya hanya 1,9 KG. Putriku ini lahir di usia 29 minggu dalam kandungan. Itu sebabnya begitu lahir, aku tidak bisa langsung menyentuhnya. Karena, segera setelah lahir dia harus dimasukkan ke dalam inkubator. Bernafas harus dibantu dengan selang oksigen yang ukuran paling kecil karena paru-parunya belum berkembang dengan baik. Makan pun harus melalui selang infus karena dia belum bisa melakukan gerakan mengisap dan perutnya belum siap menerima asupan. Jadi, ketika bayiku ini baru lahir dulu, aku tidak bisa langsung menyusuinya seperti yang dialami oleh ibu-ibu yang baru melahirkan lain.

Ah... jangankan menyusuinya.
Menyentuh kulitnya saja aku tidak bisa.