Mengapa Samsung Galaxy Note 5 Harus Aku Miliki?

[Lifestyle]: Aku sekeluarga sepertinya adalah Samsung's Family. Hal ini karena kami sekeluarga memakai handphone merek Samsung. Lalu, sekarang Insya Allah SamsungGalaxy Note 5 akan segera diluncurkan di Indonesia setelah pada tanggal 13 Agustus 2015  lalu Samsung memperkenalkan produk terbarunya yaitu Samsung Galaxy Note 5 melalui event Samsung Unpacked 2015 yang diadakan di Lincoln Center, New York City, Amerika Serikat dan dibuka oleh J K Shin selaku President dan Ceo Samsung Electronics.

Berarti, aku harus mulai menabung nih agar bisa memilikinya. Siapa sih yang gak naksir Samsung Note series, yang terbaru lagi.

Ajari Anak Kelola Keuangan Dengan Bijak Sejak Dini

[Lifestyle] Kali ini, aku akan membuat tulisan parenting dengan tema Ajari Anak Kelola Keuangan Dengan Bijak Sejak Dini.

Dulu, waktu baru punya anak satu orang, aku punya pelajaran yang amat berharga terkait dengan keuangan. Jadi, ceritanya tuh suamiku mengajak aku untuk segera menyusul dirinya yang sedang belajar di Australia, segera setelah dokter anak menyatakan bahwa bayi kami aman untuk diajak dalam waktu cukup lama bepergian dengan pesawat terbang. Berhubung aku adalah anak pertama dalam keluarga yang dipastikan akan berada jauh dari lingkungan keluarga, maka ayah dan ibuku membekaliku dengan sedikit uang.

My Blessfull on August

My Blessfull on August alias sebuah keberkahan yang luar biasa aku dapatkan di bulan agustus tahun ini adalah: ketika anak sulungku diwisuda. Alhamdulillah, Masya Allah.

Mungkin bagi orang lain hal ini sepele banget ya. Karena yang namanya sarjana itu di jaman sekarang sudah berjubel jumlahnya. Mau sarjana apa saja ada. Tapi, karena ini adalah anak sulungku, jadi rasanya sesuatu banget gitu. Mungkin karena aku bekerja sebagai ibu rumah tangga full yang tanpa pengasuh jadi mengikuti perkembangan dia secara langsung sejak dia lahir. Suka dukanya langsung teringat kembali. Jadi, ketika dia memberikan undangan untuk menghadiri wisuda sarjananya tuh rasanya... Masya Allah... mengharukan. Langsung terbayang kembali semua kenangan yang kami miliki selama ini.

2PM and Me at TMII

Coba deh tanya aku apa saja lagu-lagu 2PM.
hahahaha.... aku pasti geleng-geleng kepala. Nggak tahu dan jika pun tahu nggak bisa nyanyiinnya deh. Paling ikut manggut-manggut aja deh.

Di rumahku, sebenarnya tidak ada yang khusus nge-fans dengan group boy band 2PM ini. Mungkin anak keduaku yang ABG itu suka karena dia memang doyan dengan berbagai lagu korea (sstt, jika buka handphone dia, maka gambar-judul-icon-tulisannya koreaaaaa semua. Ish... berasa ada di planet lain aku jika iseng pingin ngintip handphonenya. Makanya anakku ini santai saja ngegeletakin handphonenya sembarangan karena dia yakin, ibunya tidak bisa membaca apa yang dia tulis di sana. huff).

Terima Aku Apa Adanya

[Pernikahan] Jaman sekarang, apa sih yang nggak bisa dilakuin? Akhirnya, quotes terima aku apa adanya cuma jadi kiasan basa basi.

Dimulai dari teknologi photoshop hingga the power of make up yang bisa mengubah penampilan seseorang. 
Aku pernah loh mencoba mengubah penampilanku dengan menggunakan camera 360 ketika aplikasi ini baru muncul di awal. Hasilnya seperti ini nih:


Pendidikan Karakter dalam Lomba 17 Agustusan

Ada beberapa jenis lomba yang selalu muncul di acara perayaan 17 Agustusan nyaris di seluruh wilayah Indonesia (nyaris, karena aku nggak tahu apakah di Papua juga mengadakan lomba seperti ini?). Ada lomba lari (sambil membawa) kelereng, makan kerupuk (yang digantung setinggi kepala), lari (sambil membawa) bendera, lomba lari sambil memasukkan benang ke dalam lubang jarum, balap lari pakai karung, lomba memasukkan paku ke dalam botol (dan pakunya diikat dengan benang di belakang punggung), lomba joget, lomba panjat pohon pinang, lomba menghias sepeda, lomba memasukkan belut ke dalam botol, lomba sepak bola dimana pemainnya diharuskan memakai sarung atau daster ibunya, dan lomba lari berkelompok dengan bakiak yang sudah disatukan.

Cowok Ganteng Mengasuh Anak

Apa yang lagi jadi trending topic saat ini (hari ini tepatnya) di Facebook? Yaitu gambar yang memperlihatkan cowok ganteng mengasuh anak.

Ini contohnya:


Lukisan Anak-Anak

Beberapa kali, anak-anakku mengikuti lomba melukis yang diadakan dalam berbagai event. Umumnya, aku mengikut sertakan anak-anak pada lomba melukis/menggambar itu pada event-event gratisan sih. Amat jarang aku mengikut sertakan anak-anakku pada event lomba berbayar.

Mengapa? Karena tujuanku mengikut sertakan anak-anak dalam lomba itu adalah:
1. Agar anak-anak muncul rasa percaya dirinya ketika harus berada di tempat baru dimana mereka terlibat kegiatan di dalamnya.

Memang sih, anak-anak umumnya merasa nyaman jika berada di tempat dimana mereka sudah mengenal situasi-kondisi-orang-orangnya. Rasa nyaman itu akan membuat anak-anak merasa nyaman untuk berkarya dan menghasilkan sesuatu.
Itu pasti.
Tapi...
Hidup kan tidak selalu seperti yang kita harapkan dan rencanakan. Ada kalanya hidup mengharuskan kita untuk beradaptasi dengam suasana baru dan memaksa kita menghadapi hal-hal baru yang belum kita kuasai dan kita kenal sebelumnya.

Dalam suasana seperti itu, di saat bersamaan, kita dituntut untuk cepat beradaptasi sekaligus cepat menghasilkan karya.
Nah loh.
Disitulah kita harus berlatih untuk menghadapi suasana seperti itu.
Dan tempat serta situasi yang tepat untuk melatih itu semua adalah: mengikut-sertakan anak di sebuah perlombaan yang pesertanya tidak dia kenal sebelumnya.

Ikut-ikut lomba yang pesertanya majemuk dan diselenggarakan oleh suatu lembaga untuk masyarakat umum itu ada seninya tersendiri loh.
A. Tidak ada yang kita kenal dan otomatis tidak kita ketahui kemampuannya. Berarti yang harus dipersiapkan selain kelengkapan peralatan untuk ikut lomba adalah rasa percaya pada kemampuan sendiri.
B. Tidak ada tempat yang menjadi langganan  untuk kita duduki agar menghadirkan rasa nyaman. Berarti kita harus menganggap sama semua tempat baru kita. Mau di pojok atau di tengah tidak ada pengaruhnya. Semua tempat sama saja. Yang membedakan adalah hasil karya yang kita hasilkan di tempat itu.

2. Agar anak tahu tidak sombong.
Tahu sendiri kan, pada setiap perlombaan selalu muncul wajah-wajah baru dengan kreasi dan kreatifitas dan ide yang baru. Jika kita tidak pernah melihat itu semua maka kita selamanya hanya merasa bahwa kitalah yang jago di lingkungan kita.

Kita tidak pernah tahu, bahwa di luar jendela kita telah muncul orang baru dengan ide baru dan kreatifitas baru yang lebih jago dari kita. Akibatnya kita tidak pernah belajar untuk mengembangkan kemamouan kita dengan hal-hal yang baru tersebut.

Sombong itu lahir karena perasaan bahwa kitalah yang terhebat dan terjago. Untuk menghindari sifat sombong caranya adalah dengan melihat dunia luar yang terus berubah secara dinamis. Ikut perlimbaan adalah salah satunya.


3. Agar anak mau belajar arti kata Move On.
INGAT. Tujuan ikut lomba itu bukan untuk meraih kemenangan tapi untuk mengikuti proses berusaha menghasilkan yang terbaik dengan segenap kemampuan. Jika ternyata menang dan dapat hadiah, itu adalah bonus. Tapi jika kalah, ini adalah saatnya untuk belajar dari karya peserta lain yang menang. Lalu kita belajar untuk memperbaiki kekurangan kita dan meningkatkan kelebihan kita.

Jadi... tidak mengapa kok kalah. Yang penting itu harus segera semangat lagi jangan sedih berkepanjangan.  Karena ketika kita berdiam diri dan meratapi kesedihan karena kekurangan, orang lain terus belajar meningkatkan kemampuan dirinya. Jadi... ayo deh cepat move on.

Itulah alasan mengapa aku mendukung anak-anakku mengikuti lomba.

Kemarin, liburan weekendku di Hotel Salak, Bogor, aku mendapati ide Hotel Salak untuk mendokumentasikan aneka LUKISAN ANAK-ANAK yang mereka pernah adakan di lomba melukis sebelumnya. Semua hasil lukisan peserta tersebut dibingkai cantik. Hasilnya... seperti lukisan mahal.
Ini nih lukisannya:











Bagus-bagus ya. Aku jadi dapat ide untuk hasil karya anak-anakku nih.