Mobil Idaman untuk Keluargaku

[Lifestyle: Shopping] Punya mobil pribadi itu... antara kepingin dan tidak kepingin.

Jika sedang bepergian, karena aku sering melewati jembatan penyeberangan yang melintang di atas kota Jakarta, rasanya jadi tidak kepingin punya kendaraan pribadi.

Jakarta tuh... macetttt dimana-mana.
Khususnya di hari Senin pagi (dari pukul 06.00 s/d pukul 11.00) dan Jumat sore (mulai pukul 14.00 s/d pukul 21.00... kadang, malah macet sampai pukul 22.30).

Kejebak macet itu rasanya.... menyebalkan.

Resep Chicken Curry Rice Japanese (nasi kari ayam jepang)

Ada yang pernah mencoba nasi kari Jepang alias Curry Rice di restoran Jepang? Biasanya mereka tersedia dalam 2 pilihan, yaitu Beef Curry Rice atau Chicken Curry Rice.
Aku termasuk penggemar masakan ini. Jadi, jika kebetulan mampir ke restorant Jepang, selain Nasi Goreng Salmon Asap, biasanya Chicken Curry Rice yang aku pesan.

Penampakannya seperti ini di salah satu restoran Jepang:

gambar ini milik menu Chicken Curry Rice di Ichiban



Di bulan Ramadhan ini, yaitu di saat antrian orang untuk berbuka puasa di Mall sedang panjang-panjangnya, aku kepingin makan Curry Rice ini. 
Nah loh.
Gimana dong?
Jadilah aku membuatnya sendiri di rumah. Dan berikut ini adalah resep yang berhasil aku terapkan di rumah
(*catatan: ketika mencoba resep ini terjadi pengkhianatan dari botol merica hitamku. Yaitu, tutup penahan butirnya terlepas sehingga yang seharusnya jatuh seperti hujan gerimis malah jatuh seperti gelombang tsunami di masakanku. Akibatnya, masakanku pedas oleh merica. Jadi, tolong pastikan tutup botol merica kalian kencang ketika sedang menabur merica ya. Jangan sampai kejadian yang aku alami kalian alami juga. Duh.... mana itu masakan buat sahur dan sudah pukul 03.30 lagi jadi nggak mungkin bikin masakan ulang. Okeh.. berhenti curhatnya... ini tulisan tentang resep, bukan berisi curhatku.... hahahaha.. maaf).

Chicken Curry Rice a la Ade Anita (nasi ayam kari jepang )

Bahan yang dibutuhkan:
- Wortel (potong dadu)
- buncis (potong selebar ruas jari anak kecil usia 9 tahun)
- brokoli (ambil kuntumnya saja)
- kentang (potong dadu)
- bawang merah, bawang putih, bawang bombay (iris halus)
- bubuk kari bubuk siap pakai
- merica
- garam
- air (segelas)
- daging ayam tanpa tulang (potong dadu)
- jahe (seruas jari, dikeprek)
- minyak untuk menggoreng
- mentega
- tepung terigu

ini potongan ayam yang sudah matang (sebenarnya potongan ayam ini boleh dimasukkan ke kuah kari dalam kondisi mentah; tapi karena aku ada anak kecil di rumah yang jika sahur makannya lama jadi aku tumis dulu potongan ayamnya agar lebih lembut seratnya jadi si anak kecil itu bisa cepat makan sahurnya
Ini potongan ayam ketika masih mentah. Setelah dipotong dadu, aku beri dia taburan paprika bubuk, bawang putih halus, garam, merica. Jadi, sudah punya rasa yang meresap di dalamnya sebelum diolah

nah ini potongan sayuran yang aku ingin hadir di masakan kariku. Sengaja banyakin sayuran biar pada makan sayur

udah pada tahu kan dua saudara ini siapa? Yap, benar. Mereka adalah dua saudara yang terkenal: bawang putih bawang merah.


kentang setelah dipotong dadu taro dulu dalam air  agar tidak cepat menghitam.

Cara Membuatnya:
1. Masukkan minyak goreng untuk menumis bawang merah dan bawang putih
2. Setelah bawang merah dan bawang putih harum, masukkan 1 sendok makan mentega, biarkan mereka mencair di atas minyak panas.
3. Masukkan potongan ayam.
4. Masukkan jahe
5. Aduk
6. Masukkan air
7. Masukkan kari bubuk 1 sendok makan
Lalu biarkan hingga air mendidih sambil sesekali dibalik masakannya agar semua bumbu bisa tercampur sempurna
8. Setelah ayam matang dan tidak terlalu kenyal dagingnya, masukkan kentang
9. aduk dulu hingga kentang setengah matang, baru masukkan wortel.
10. Setelah wortel setengah matang baru masukkan sisa sayuran yang belum masuk lainnya.
11. Masukkan lagi air segelas. Lalu tutup masakan dengan penutup panci hingga air mendidih

sambil menunggu air mendidih, dalam gelas, masukkan sepertiga gelas air putih lalu larutkan 1 sendok makan tepung terigu. Ketika air di panci sudah mendidih, masukkan air larutan tepung ini hingga mempengaruhi kuah kari menjadi kental
12. Masukkan garam-merica-gula (gula ini penetral rasa asin)

Selesai. Siap santap sekarang

Ini masakan kari ayam yang aku buat untuk hidangan sahur
dan ini adalah teman si sayur kari. Ya, kita kan tinggal di Indonesia. Biar hemat, karena ayamnya sudah dimasak di dalam sayuran, jadi jangan bikin ayam goreng tepung lagi seperti di restoran jepang itu... hehehe... ganti dengan tempe goreng. Sama lezatnya loh. Apalagi jika tempe gorengnya digoreng garing. Yummy


Ya. Selamat mencoba resep ini ya.





2 Hambatan menjadi Orang Tua yang cerdas

Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China.
Itu adalah pepatah Arab yang sering diperdengarkan untuk mengungkapkan betapa belajar itu penting untuk dilakukan. Karena dengan ilmu, seorang manusia bisa mencapai kemuliaan, dan lewat ilmu pula banyak persoalan bisa diselesaikan. Dan sebagai orang tua, ketika mengasuh-merawat dan mendidik anak-anaknya, maka orang tua haruslah memiliki ilmu yang cukup. 

Bisa jadi, kelebihan para orang tua dibanding anak-anak mereka itu satu: mereka dilahirkan terlebih dahulu dan diberi kesempatan untuk meraub ilmu sebanyak mungkin serta merasakan berbagai macam pengalaman hidup lebih dahulu daripada anak-anak mereka. Kedua bekal inilah yang menjadi pegangan para orang tua ketika Allah memberikan mereka amanah berupa anak-anak yang harus mereka jaga-lindungi-didik-besarkan.

Tapi, meski sudah memiliki ilmu dan pengalaman hidup yang bisa dikatakan lebih daripada anak-anak mereka, ada dua hal yang sering menghambat para orang tua untuk tampil menjadi "ORANG TUA YANG CERDAS". 

Dua hambatan menjadi ORANG TUA YANG CERDAS  itu adalah:

1. Ego yang besar. 
Ego yang besar ini menyebabkan orang tua sering menolak kenyataan bahwa dirinya bersalah, atau setidaknya menyebabkan sebuah kesalahan terjadi. 
Jadi semacam gengsi untuk mengakui bahwa dia lalai. Atau malu untuk mengakui bahwa dia abai. Atau berusaha menutupi kondisi bahwa dia sebenarnya kurang informasi ketika menjalankan sesuatu hingga terjadi kesalahan. Atau malu untuk mengakui bahwa dia kurang paham.

2. Rasa Sayang yang berlebihan.
Hambatan kedua yang menggagalkan seseorang menjadi orang tua yang cerdas adalah rasa sayang yang berlebihan yang dimiliki oleh para orang tua terhadap anaknya, sehingga rasa sayang tersebut bahkan mampu mengenyahkan akal sehat, ilmu, dan logika.

Berikut ini adalah potongan gambar yang menjelaskan kedua hambatan yang aku jelaskan.
(semua gambar ini saya dapatkan dari OMG... Doctors Reveal Their Dumbest Patients Ever)







 
Pembaca sendiri, sebagai orang tua, pernah tidak mengalami hambatan tersebut?

Temper Tantrum Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Pernah menemukan seorang anak balita  yang sedang marah-marah hebat? Menangis keras hingga separuh teriak, guling-guling di lantai dengan air mata berlimpah, dan teriak-teriak? Terkadang, dalam tangisan keras itu muncul juga perilaku membentur-benturkan kepala ke dinding atau lantai. Atau melempar semua benda yang ada di sekitarnya. Atau bahkan memukul orang yang ada di dekatnya? Semua perilaku ini disebut Temper Tantrum.

Apa itu Temper Tantrum?

Temper Tantrum adalah suatu letupan amarah anak di saat anak menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya. Atau ekspresi kemarahan pada anak-anak usia prasekolah.

Siapa Saja yang mengalami Temper Tantrum?

Umumnya, Temper Tantrum dialami oleh anak usia prasekolah. Yaitu usia 2 hingga 4 tahun. Yaitu ketika seorang anak sudah tahu apa yang dia inginkan tapi kosakata yang mereka miliki belum banyak. Mereka kesulitan untuk menyampaikan keinginan mereka tersebut pada orang dewasa yang ada di sekitarnya. Padahal mereka ingin agar keinginan mereka segera dipenuhi sesegera mungkin. Akibatnya, mereka pun menjadi frustasi. Kesal.  Akhirnya mengekspresikannya dalam bentuk kemarahan.

HAL-HAL APA YANG MEMBUAT ANAK BALITA FRUSTRASI?
  • Tidak mendapatkan apa yang diinginkan (misalnya perhatian guru/orang tua, permen, mainan, dsb)
  • Tidak mampu melakukan sendiri (misalnya dalam berpakaian, membawa mainannya sekaligus, menyeberangi jalan tanpa berpegangan pada orang tua, dsb)
  • Menginginkan orang tua/guru melakukan sesuatu yang orang tua/guru tidak bisa atau tidak ingin lakukan (misalnya menemani anak tidur, mengambil makanan kesukaan yang tidak diperbolehkan, dsb)
  • Tidak mengetahui apa yang diinginkannya (misalnya apakah sebaiknya ia makan di meja makan atau duduk di sofa atau tidak makan)
  • Tidak mampu menjelaskan apa yang diinginkannya (misalnya ingin bermain ayunan lebih tinggi, tapi alat ayunan tidak memungkinkan)
  • Tidak mampu mengendalikan segala sesuatu (misalnya ia ingin ibunya tidak pergi ke kantor, tapi ibunya tetap pergi, ia ingin memakai piring warna biru, tetapi dibelikan warna merah, dsb)
  • Disalahmengerti (ditertawakan, padahal dia tidak bermaksud melucu)
  • Bosan
  • Lelah
  • Lapar
  • Sakit
  • Mencontoh tindakan penyaluran marah yang salah dari orang dewasa (ayah, ibu)
  • Bingung memutuskan bagaimana harus bersikap (ini biasa terjadi pada orang tua yang tidak konsisten dalam menerapkan sebuah aturan dalam keluarga. Hari ini boleh besok tidak boleh dan anak pun jadi bingung dan kesal)
  • Gangguan dalam bermain (tiba-tiba mainannya rusak, atau ditinggal oleh teman bermain tanpa tahu alasannya)
  • Memiliki masalah dalam bicara, atau penyakit atau sakit.
  • Pertemuan dengan orang asing
  • Perpisahan dalam keluarga
  • Konflik dalam keluarga (termasuk persaingan dengan kakak/adik, atau pertengkaran orang tua)
  • Berada di tempat baru yang tidak mereka kenal/asing
berbagai keinginan yang harus dipenuhi sering membuat anak frustasi dan akhirnya marah

Cara Mengatasinya:


Dikutip dari Children’s Hospital of Philadelphia, berikut ini adalah petunjuk yang paling tepat dan bermanfaat tentang cara mengatasi temper tantrum (kutipan ini dikutip dari sini):
  • Tetap tenang.
  • Terus lakukan kegiatan anda. Abaikan anak sampai dia lebih tenang dan tunjukkan aturan yang sudah disepakati bersama.
  • Jangan memukul anak Anda. Lebih baik mendekapnya dalam pelukan sampai ia tenang.
  • Cobalah untuk menemukan alasan kemarahan anak Anda.
  • Jangan menyerah pada kemarahan anak. Ketika orang tua menyerah, anak-anak belajar untuk menggunakan perilaku yang sama ketika mereka menginginkan sesuatu.
  • Jangan membujuk anak Anda dengan imbalan yang lain untuk menghentikan kemarahannya. Anak akan belajar untuk mendapatkan imbalan.
  • Arahkan perhatian anak pada sesuatu yang lain.
  • Singkirkan benda-benda yang berpotensi berbahaya dari anak Anda.
  • Berikan pujian dan penghargaan perilaku bila tantrum telah selesai.
  • Tetap jaga komunikasi terbuka dengan anak Anda.
Sebagai tambahan, berikut ini adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan (dikutip dari sini):


1. Sebelum terjadi amukan pada anak :
  • Orang tua/guru harus mengenali emosi-emosi di dalam dirinya masing-masing terlebih dahulu. Semakin kita mahir mengenali emosi ini, semakin tenang menghadapi anak yang sedang emosi.
  • Berikanlah contoh yang baik, karena kita akan dijadikan contoh oleh anak.
  • Bila kita sedang marah salurkanlah amarah kita secara tepat. Karena anak akan dengan mudah merekam setiap kejadian di sekitarnya, baik yang positif maupun yang negatif.
  • Anak akan menyesuaikan perilakunya dengan perilaku kita. Jika kita terpancing ikut mengamuk, amukan anak akan lebih hebat.
  • Berikan perhatian yang cukup. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Semakin banyak perhatian yang didapat, akan semakin banyak pemahaman akan dirinya. Semakin ia memahami diri, anak akan semakin bahagia.
  • Cari penjaga anak, bila kita akan menghadapi kesibukan yang tidak memungkinkan memberikan perhatian sebagaimana biasanya
  • Bawa buku cerita yang bergambar dan menarik, boneka, makanan kecil yang bergizi, dll., jika akan bepergian dengannya
  • Bernegosiasi dan berkompromi. Bicarakan apa yang akan dilakukan orang tua/guru, libatkan atau ajak dia untuk membantu, diskusikan satu solusi yang menyenangkan bagi anak dan orang tua/guru.

2. Pada saat anak mengamuk:
  • Jangan memberinya perhatian
  • Berdiam diri (tenang, berjalan menjauhinya, tidak memberikan perhatian, memandangnya tanpa emosi) sampai anak siap untuk diajak bicara
  • Memegangi dengan kuat tanpa mencederai agar ia merasa aman
  • Bersikap tegas tetapi lembut, dewasa, peduli, dan positif
  • Mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan menciptakan suasana humor atau melibatkan anak ke dalam aktivitas lain
  • Kalahkan amukan anak dengan suara tegas yang dapat mengejutkannya
  • Jangan memukul atau memakinya

3. Setelah badai berlalu:
  • Setelah badai berlalu, yang harus dilakukan adalah memeluknya.
  • Jelaskan apa yang telah terjadi
  • Berikan pemahaman kenapa hal itu sampai terjadi
  • Katakan perilaku apa yang kita inginkan lain kali
  • Sadarkan anak bahwa amukan adalah cara komunikasi yang tidak dapat diterima. Ada cara lain untuk memberitahukan apa yang dia inginkan kepada orang tua/guru. Kita harus yakin bahwa pada waktunya nanti ia akan mempelajari cara-cara lain tersebut.
  • Ajari anak berlatih menguasai dan mengendalikan emosinya, yaitu dengan cara mengajaknya bermain musik, melukis, bermain bola, atau permainan lainnya. Lewat permainan, anak akan belajar menerima kekalahan, belajar untuk tidak sombong jika menang, bersikap sportif, bersaing secara sehat. Jangan sekali-kali diajarkan untuk bermain curang.
  • Ajarkan perbedaan antara kebutuhan dengan keinginan. Anak berhak mendapatkan semua kebutuhannya (kasih sayang, kehangatan, dll) tetapi tidak semua keinginan yang dapat diperolehnya.
  • Tetapkan batas secara jelas dan tegas. Batas mana yang boleh dan harus dilakukannya, dan mana yang tidak. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk membatasi perilakunya.
  • Ajarkan anak memilih di dalam batasan (Kamu ingin makan telur atau sosis? Kamu ingin main air atau mandi?).
  • Berusaha konsisten. Konsisten artinya selalu bersikap sama. Sekali kita menerapkan aturan tertentu pada anak, aturan tsb tetap berlaku sama setiap saat, di semua tempat, dan bagi siapapun.
  • Melatih anak untuk tidak mendapatkan perhatian penuh kita, sedikit demi sedikit. Misalnya dengan memulai perjalanan singkat lalu menambah waktunya secara bertahap

Ingat ya. Tantrum itu tidak perlu dikhawatirkan. Justru gejala ini merupakan indikasi bahwa ada sesuatu yang harus diperhatikan dan orang tua hendaknya menaruh perhatian khusus untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
-----------------

Referensi:
  • https://keluargasehat.wordpress.com/2008/04/02/apakah-temper-tantrum/
  • http://www.psikologizone.com/pengertian-sebab-dan-cara-mengatasi-temper-tantrum/065113939
  • obrolan bersama group embak ceria di group whats app.


Buka Puasa Martabak

Hari ini kalian buka puasa dengan apa? Keluargaku dengan martabak manis dan martabak asin.

acar untuk martabak asin

cuka untuk martabak asin

martabak asin spesial
Martabak asin itu isinya sebenarnya sama saja: daging cincang, potongan daun bawang, dan telur. Pilihan telurnya ada yang telur bebek ada juga yang telur ayam. Yang enak itu telur bebek.

Penamaan jenis dan harga martabak asin disesuaikan dengan jumlah telur yang digunakan
 Martabak biasa: 2 telur
Martabak spesial: 3 telur
Martabak istimewa: 4 telur
Martabak Luar baisa: 5 telur

Konon, martabak ini adalah makanan khas dari Asean loh. Asalnya sih sepertinya dari India sana yang lalu disesuaikan dengan lidah daerah setempat.

martabak manis
 Sedangkan martabak manis, di Jakarta (aku nggak  tahu di daerah lain) terbagi dua jenis: martabak bangka dan martabak bandung.

Nah. aku pernah iseng bertanya apa bedanya martabak bandung dan martabak bangka.. ternyata perbedaannya adalah.. jreng.. jreng... tergantung yang jual. Jika yang jual orang Bangka maka disebut martabak bangka dan jika yang menjual orang bandung maka disebut martabak Bandung.
Hmm... ngeselin gak sih jawaban mereka? wkwkwkwkkw

Ya sudah. Nggak usah dipikirin terlalu mendalam.
Apa bukaan untuk berpuasa kalian?

Happy Fathers Day (selamat hari ayah)

Kemarin, tepat hari minggu ke tiga di bulan Juni, seluruh dunia merayakan hari ayah sedunia (oh ya, aku buat tulisan tentang sejarah hari ayah dan hari ibu di dunia loh. Baca disini ya: Mothers day dan Fathers day).

Berikut ini adalah tulisan yang bagus yang aku dapatkan dari group whats app keluargaku. Berisi tentang peranan seorang ayah dalam keluarga dan melihat dari penyebaran pesan yang memiliki makna yang dalam ini, aku pikir tulisan ini pasti ditujukan dalam rangka peringatan hari ayah sedunia.

foto diambil dari sini


RAHASIA BESAR SEORANG AYAH YANG TIDAK DIKETAHUI SEORANG ANAK BAHKAN SETIAP ANAK DIDUNIA.


Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tahu bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh!"
Sadarlah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku? Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.

Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku di ruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ''dimana, dan sedang apa aku diluar sana.''

Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama.

Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.

''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''

Anakku..

Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...

Nak..

Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman...

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..

Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu.

THANKS DAD
------------------------

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Mothers Day dan Fathers Day

22 Desember, ditetapkan sebagai hari ibu di Indonesia. Dan peringatan ini diperingati secara nasional. 
Di sekolah-sekolah, ada peringatan hari ibu yang membuat para ibu biasanya menjadi sosok yang paling repot di hari itu. 
Kenapa? Karena mereka harus mendandani putra putri mereka dengan aneka pakaian yang menunjukkan aneka profesi yang ada di Indonesia (boleh juga di seluruh dunia).

Mengapa peringatan hari ibu identik dengan karnafal memakai pakaian aneka profesi? Karena, ibu adalah sosok yang ada di balik sukses seorang anak dalam meraih cita-citanya. Ibu mengandung, merawat dan mendidik anak mereka sejak mereka masih kecil hingga dewasa. Itu sebabnya di balik sosok yang sukses selalu ada sosok perempuan istimewa di belakangnya. Dialah ibu.

Kapan sejarah hari ibu dimulai di Indonesia? Sejarah hari ibu dimulai ketika pada tanggal 22 desember 1928  para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra berkumpul dan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Salah satu hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.

Para pejuang perempuan tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan masih banyak lagi, juga dibahas dalam kongres itu. 

Bedanya dengan jaman sekarang, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis untuk perkembangan perempuan, tanpa mengusung kesetaraan jender.

Dari kejadian bersejarah ini, maka terlihat bagaimana peranan ibu dalam masyarakat ternyata memberi pengaruh pada cara mereka untuk mendukung dan membesarkan anak-anak mereka. 

Karena, keberhasilan seseorang itu memang tidak akan bisa berkembang jika ibu mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri mereka sendiri. Apapun kemampuan seorang ibu dalam mengembangkan dirinya sendiri akan memberi pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada perkembangan dan kemajuan anak-anak mereka. 
Di keluarga besarku sendiri, aku sejak kecil sudah terbiasa untuk merayakan hari ibu loh. Bisa dibaca di tulisanku yang ini: Teringat padamu Ibu


MOTHERS DAY DAN FATHERS DAY

Sekarang, jika kita melongok ke luar Indonesia, ada nggak sih peringatan hari ibu itu? 

Seorang teman pernah menyampaikan kebingungannya mengapa ada dua peringatan hari ibu yang muncul di timeline facebook dia. Karena setahu dia, sejak kecil dia hanya mengetahui bahwa Hari Ibu itu ada di tanggal 22 Desember saja. Tapi, ketika di bulan Mei ternyata Facebook ramai membicarakan tentanga hari ibu alias Mothers day, menjadi heranlah dia.

Di luar Indonesia, ternyata peringatan dalam rangka memberi penghargaan pada orang tua itu tidak hanya diberikan pada ibu saja, tapi juga pada para ayah. Itu sebabnya dikenal hari ibu (Mothers day) dan hari ayah (Fathers day). Bahkan ada juga Parents Day.

Peringatan Mothers day dan Fathers day dimulai di Amerika serikat sana. Diawali dengan Mothers Day terlebih dahulu. 

Adalah Ann Jarvis yang mengadakan pertemuan di bulan Mei tahun 1868 dalam rangka menyatukan kembali mereka yang selama ini terpisah akibat perang saudara di Amerika serikat. 

Sebagai informasi:  Perang Sipil Amerika atau Perang Saudara Amerika dimulai pada tanggal 12 April 1861, saat pasukan Konfederasi menyerang instalasi militer AS di Fort Sumter di South Carolina, dan berakhir pada tanggal 9 April 1865 saat pasukan Union memenangkan perang. Sekitar 6000 pertempuran berlangsung selama perang dan sebagian besar terjadi di wilayah Selatan.

Mereka yang ikut berperang, pada kenyataannya ternyata paling besar diikuti oleh pemuda berusia 18 tahun. Dalam perang ini dua pihak saling berhadapan yaitu Negara Konfederasi (Confederate States of America) dan Pemerintah Federal AS (Union). 

Negara Konfederasi Amerika atau ‘Konfederasi’ adalah kumpulan 11 negara bagian Selatan yang tetap mendukung perbudakan dan menarik diri dari pemerintah federal (union).

Fakta yang menarik adalah, ada lebih dari 360.000 tentara Amerika Serikat kehilangan nyawa dalam perang ini. Dari jumlah tersebut, hanya sepertiga yang tewas akibat pertempuran sedangkan dua pertiga sisanya tewas akibat wabah penyakit. Penyakit yang paling umum diderita selama Perang Saudara adalah tifus, malaria, pneumonia, disentri, arthritis, dan kekurangan gizi.

Perang memang telah membuat sengsara banyak orang. Apalagi yang terjadi kala itu adalah perang saudara; dimana tidak jarang membuat mereka yang semula bersaudara tapi karena ideologi politik yang berbeda terpaksa harus bermusuhan dan saling membunuh satu sama lain. Dan tidak jarang mereka yang semula saling cinta malah jadi musuh. 

Jika sudah demikian, siapa yang paling sedih? Tentu saja para ibu. Apalagi jika ibu harus melihat dua anaknya saling bermusuhan dan saling berperang satu sama lain. 
Melihat kakak yang berperang dan memusuhi adiknya itu luar biasa perihnya bagi seorang ibu. Apalagi para ibu memang banyak yang tidak ikut berperang. Mereka lebih banyak mengungsi  atau ikut berperan di bidang pengobatan dan pemulihan kesehatan pada korban perang. Itu sebabnya pemulihan hubungan pasca perang harus segera dilakukan. 

Mereka yang semula bermusuhan harus didamaikan. Mereka yang kalah tidak boleh dikecilkan hatinya agar tidak jadi sakit hati. Dan terutama, keluarga yang ditinggalkan harus segera dibangkitkan kembali semangat untuk bangkit dan damainya. Inilah cita-cita dari Ann Jarvis ketika mengumpulkan para ibu untuk berkontribusi dalam masyarakat. Sayangnya, Ann Jarvis keburu meninggal sebelum cita-citanya untuk menyatukan kembali hati tiap orang amerika agar bersatu ini. Usahanya tersebut lalu diteruskan oleh putrinya, Anna Jarvis.

gambar diambil dari sini


Dan dimulailah hari untuk menghormati jasa para ibu dalam mengembalikan luka akibat perang tersebut. Peringatan itu diadakan setiap hari Minggu ke dua di bulan Mei (jadi tidak tetap tanggalnya seperti halnya peringatan hari ibu di Indonesia).

Nah. 
Yang harus diingat itu adalah, bukan hanya Ibu yang memiliki peran besar dalam keluarga. Ayah juga memiliki peranan yang sama besarnya dengan ibu dalam keluarga. Untuk menyeimbangkan peringatan hari ibu, maka diadakanlah peringatan hari ayah (Fathers day).

Fathers Day dimulai ketika Grace Golden Clayton di Amerika mendengar tentang keberhasilan Ann Jarvis dalam mensosialisasikan  Mothers day. Kebetulan, saat itu terjadi bencana yang menimpa pertambahan Monongah (pertambagannya runtuh dan mengubur hidup2 para penambang di dalamnya). Ada 361 lelaki penambang yang tewas kala itu dan 250 di antara mereka adalah sosok ayah dalam keluarganya. Untuk mengingat keberadaan mereka dan jasa-jasa mereka dalam mencari nafkah bagi keluarganya (hingga berjibaku hingga tewas) maka diusulkan untuk dilakukan hari ayah. Sayangnya ide ini kurang bergema dan hari ayah belum diperingati secara nasional.

Baru tahun 1910 ide untuk memperingati hari ayah digaungkan kembali oleh Sonora Smart Dodd, karena dia merasa ayahnya lah yang merupakan veteran perang saudara Amerika memiliki jasa amat besar dalam mendidik ke enam anak mereka hingga semuanya berhasil. Dan memang pada kenyataannya, ternyata akibat perang saudara yang bukan hanya menyebabkan negeri Amerika porak poranda juga menyebabkan berkembangnya banyak wabah penyakit telah membuat banyak keluarga hanya memiliki orang tua tunggal saja. Dimana, karena kondisi kesehatan yang belum bagus, banyak kaum perempuan yang meninggal dunia lebih cepat sehingga menyebabkan keluarga hanya memiliki orang tua tunggal, dalam hal ini ayah.

Akhirnya, tanggal 19 Juni 1910 dimulailah peringatan hari ayah atau Fathers day. Dan sejak itu disepakati bahwa peringatan itu dilakukan setiap minggu ke 3 bulan Juni.

Bagaimana dengan hari ayah di Indonesia? 

Ternyata, hari ayah di Indonesia juga ada loh, yaitu setiap tanggal 12 November.
Perayaan Hari Ayah di Indonesia memang belum sepopuler Hari Ibu. Perayaan yang juga bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional ini lahir dari prakarsa sebuah komunitas lintas agama pada 2006 silam.

Uniknya, para pemrakarsa Hari Bapak Nasional ini bukanlah kaum ayah. Melainkan para wanita. Kaum ibu yang tergabung dalam Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) menggelar deklarasi Hari Ayah pada 12 November 2006 di Pendapi Gede Balaikota Solo, Jawa Tengah.

Hmm... kalau menurutku sih, daripada kurang bergaung, mending ikut yang sudah ngetop aja ya, yaitu Fathers Day di luar Indonesia sana, minggu ke 3 bulan Juni.
Eh... tapi itu pendapatku pribadi sih. 
Bagaimana dengan kalian?

Oh ya, dalam Islam sendiri, menghormati ayah dan ibu itu wajib hukumnya. Dan itu tentu saja harus dilakukan setiap hari.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Kisah Yang (seharusnya) Mengharukan

Putri bungsuku datang padaku dengan wajah berseri siang itu. Matahari bersinar cerah, dan langit berawan sebagian saja. Aku sedang duduk di bawah tenda yang dibentang di tengah lapangan sekolah. Hari ini memang sedang ada acara pelepasan dan wisuda kelas VI.

Hari ini spesial. Karena putriku akan mempersembahkan drama Jaka Tarub di atas panggung. Sejak kemarin, dia sudah berlatih bersama teman-temannya. Dan semalam, kami sibuk mencari selendang yang matching dengan pakaian muslim yang dia kenakan.

Begitu bersemangatnya putriku, hingga dia (sepertinya) melupakan rasa laparnya. Itu sebabnya ketika tadi aku membawakannya cemilan, dia langsung meraih seluruh cemilan yang aku bawakan dan melahapnya dengan cepat. Lalu sebagai penutup dia memilih crackers AHA Chese.

AHA Chese itu, isinya ada 6 stick keju. Dia sudah menghabiskan 5. Dan karena dia melihat aku sendirian menunggu penampilannya di atas panggung, putriku ini mendatangiku.

"Ibu... ibu mau ini? Ini... aku sisakan untuk ibu. Ibu suka keju kan?"

Ah.... anakku ini memang paling pandai mengambil hatiku. Membuatnya termehek-mehek oleh rasa haru yang menyerbu. Aku tersenyum.

Sekolah memang sudah masuk libur menyambut Ramadhan. Jadi, hanya anak kelas enam, para orang tua mereka, dan anak-anak kelas lain yang mengisi acara pelepasan dan wisuda kelas enam saja yang datang ke sekolah. Itu sebabnya aku duduk sendirian di tengah bangku-bangku.

Sebenarnya, aku bisa saja bergabung dengan ibu-ibu para orang tua murid kelas enam. Tapi, aku lihat sejak awal mereka sedang terbawa suasana sentimentil menjelang perpisahan. Aku tidak mau jadi kambing congek di tengah mereka. Jadi, setelah bertegur sapa beberapa saat, diam-diam aku memisahkan diri tadi. Putriku baru ingin naik kelas lima.

"Aku taro di sini ya bu. Aku ke kelas lagi, latihan terakhir." Aku mengangguk dan putriku segera melesat pergi.

Sementara pertunjukan di atas panggung cukup menarik. Ada anak yang suaranya bagus sekali. Juga ada pertunjukkan tari khas Banyuwangi yang enerjik. Aku belum menyentuh makanan yang disisakan oleh anakku tersebut ketika anakku itu datang lagi padaku.

"Loh? Kok nggak dimakan? Nggak suka? Tumben ibu nggak suka. Ya sudah, daripada mubazir... aku makan saja deh."

HAP.
Putriku yang pemurah hati dan penuh perhatian beberapa menit yang lalu itu sudah melahap cemilan yang tadi dia berikan padaku.
Bahkan dia tidak memberi kesempatan padaku untuk bersuara... huaaaaaaaaaaaaaaa.

Oke.
Aku nggak jadi terharu deh.
Keharuannya dibatalkan!