[Catatan Akhir Tahun] Selama beberapa tahun belakangan ini, aku selalu menulis dalam daftar resolusi awal tahunku bahwa aku ingin belajar memetik gitar. Bahkan, saking pinginnya bisa main gitar aku sampai-sampai mengkhayal udah jago beneran. Nah... karena udah jago main gitar, gak salah kan kalau nulis daftar lagu yang mau dimainkan. Daftarnya bisa dilihat di tulisanku yang berjudul To run my own playlist.Terus, khayalanku bahkan sampai jauhhhhh.... yaitu sampai mengkhayal jika saja bisa mengisi sebuah acara di atas panggung.
Pelangi Setelah Hujan
Selasa, 30 Desember 2014
Hujan yang menurunkan bulir air yang indah pun; akhirnya menjadi sesuatu yang tidak lagi diinginkan.
Tapi aku termasuk orang yang tetap setia menyukai hujan.
Aku percaya, bahwa ketika hujan turun ke bumi, itu adalah kesempatan untuk memanjatkan doa. Karena janji Allah akan doa yang akan dikabulkan di saat hujan turun membasahi bumi.
Itu sebabnya aku tetap setia mencintai hujan.
Dan merindukannya ketika cuaca panas datang menerjang.
Tanah merekah.
Daun kering kian bertumpuk dan ranting banyak yang rapuh karena kekurangan air.
Kenangan Blue Moon
[Parenting] Apakah orang tua harus sempurna? Tidak juga. Justru orang tua yang terlalu sempurna malah membuat hubungan antara anak dan orang tua menjadi berjarak.
Orang tua kan juga manusia biasa. Bisa lupa, bisa lalai. Yang penting adalah, bagaimana caranya kita sebagai orang tua mencari jalan agar semua kekurangan dan kelemahan bisa terus diperbaiki. Dengan begitu, secara otomatis anak juga belajar bagaimana caranya mengatasi kekurangan dan kelemahan yang mereka miliki.
Lah... orang tuanya aja mau berusaha masa yang muda-muda tidak mau? setuju nggak.
Orang tua kan juga manusia biasa. Bisa lupa, bisa lalai. Yang penting adalah, bagaimana caranya kita sebagai orang tua mencari jalan agar semua kekurangan dan kelemahan bisa terus diperbaiki. Dengan begitu, secara otomatis anak juga belajar bagaimana caranya mengatasi kekurangan dan kelemahan yang mereka miliki.
Lah... orang tuanya aja mau berusaha masa yang muda-muda tidak mau? setuju nggak.
Ayo Basmi Bahasa Alay Sekarang Juga
Senin, 22 Desember 2014
Dua hari yang lalu, ketika sedang jalan-jalan berdua suamiku tiba-tiba hapeku berbunyi tanda ada sms yang masuk. Karena saat itu aku sedang tidak menunggu sms dari siapapun, maka aku membukanya dengan santai. Benar saja ada sebuah sms masuk, tapi dari nomor yang tidak aku kenal.
Aku langsung menebaknya, mungkin dari KTA (Kredit Tanpa Agunan) yang biasa dikirim oleh para kredit hunter. Nyaris saja aku ingin menghapus sms itu, tapi iseng aku buka dulu sms-nya. Dan membacanya, dan spontan aku tertawa.
Begini nih bunyi tawaran KTA yang aku terima:
Astaga.... apa-apaan sih?
Jika ada mesin "alay detektor" pasti mesin itu akan berbunyi nyaring. Itu bahasa penawarannya kenapa memakai bahasa alay sih?
Hahahahahah
Sama sekali tidak profesional deh
Nah, bulan lalu, pas lagi nyari alamat lewat Google Map di Hape, kembali mesin alay detektorku berbunyi lagi. Yaitu ketika seorang alay meninggalkan jejak di Google Map dengan tidak bertanggung jawab.
Ini alamat si alay tersebut:
![]() |
| tuh... liat deh alamat yang ada gambar sejoli itu? Ihhh... ngerusak google map aja deh bahasa nama tempatnya |
Pernah lihat gak nama-nama akun media sosial seperti ini:
- Aku akan sayang kamu selamanya
- Percayalah hatiku hanya untukmu
- Cuma ada kamu di diriku
Iyaaaaakkkkk
Jika tiba giliranku bebersihan daftar teman di facebook, nama-nama yang mendayu-dayu seperti itu biasanya langsung aku remove. Sebel aja bacanya. Lagian, mereka mikir gak sih gimana coba kita manggil mereka jika nama mereka seperti itu
Belum lagi isi statusnya yang kebanyakan lebay-lebay dalam mengumbar isi hati mereka.
"q tau k4mu rindu pada Q, t4pi m4n4 teleponmu?"
OMG. Sudah kita sulit membacanya, isinya tuh.. cengeng banget lagi.
Aku tidak suka baca status facebook yang cengeng.
Jadi, biasanya sih suka aku remove tuh mereka yang suka masang status cengeng.
Tapi terkadang, aku sendiri tidak bisa menolak jika ada anak alay yang curhat lewat email. Dan... hmm.... bahasa mereka ... bahasa alay.
Gak ngerti kenapa bisa begitu tapi sepertinya setelah sekian lama menggunakan bahasa alay maka anak-anak alay sudah terbentuk dalam memori kepala mereka dan terpatri dalam darah daging mereka bahwa bahasa alay-lah bahasa yang baku yang berlaku di Indonesia.
Jadi, aku tuh pernah ya ngobrol lewat chat dengan mereka dan ketika mereka itu cepat dan lancar dan bahasanya ya seperti itu....
![]() |
| ini dikirimin sama teman |
| diambil dari sini nih |
Jadi.... aku gak ngerti lagi deh... tapi rasanya sudah amat urgent perbaikan bahasa mereka tersebut.
Coba lihat gambar paling atas.
Sms KTA yang ditulis dengan bahasa alay itu... artinya, mereka yang dulunya anak alay sekarang sudah mulai bekerja dan mulai mempraktekkan bahasa alay mereka dalam pekerjaan mereka.
Nah... gimana ceritanya coba jika anak alay duduk di Pemerintahan atau jabatan strategis? Aduhhhh.... bisa-bisa bahasa Indonesia dirombak oleh mereka
Oh Noooooo.....
Nikmat Sebagai Ibu Yang Tidak Tergantikan
Hari ini hari ibu
Di televisi, aku melihat peringatan hari ibu yang diperingati dengan membuat perlombaan dimana pesertanya adalah para ibu.
Mereka bermain bola di atas lahan sawah yang kosong dan becek.
Terjatuh
Pakaiannya kotor terkena lumpur dan air kotor dari sawah
Terjiplaklah lekuk tubuh mereka
Tergelaklah tawa para penonton yang melihat kekonyolan para ibu tersebut
Tapi... apa iya seperti ini peringatan hari ibu?
Hari ini hari ibu
Ketika aku masih kecil dahulu, har ibu identik dengan hari harus mengenakan pakaian kebaya ke sekolah.
Beruntung aku berasal dari Sumatra, jadi ibu tidak pernah mengenakan kebaya padaku
Tapi pakaian adat Melayu berupa baju kurung
Bukankah kebaya versi daerah Sumatra adalah baju kurung?
Jadi, kami tidak pernah antri pagi-pagi di salon
Lalu terseok-seok berjalan karena kain kebaya yang sempit jika dipakai berjalan
Pada hari ibu, ayahku biasanya langsung memerintahkan anak-anaknya untuk mengambil alih tugas ibu sehari-hari
Baik memasak, mencuci, mengerjakan pekerjaan rumah, termasuk berbelanja ke pasar
Tapi, hari-hari lain ibu memang amat memanjakan kami jadi kami kurang mahir mengerjakan pekerjaan itu karena keseharian kami yang terbiasa berleha-leha serta bermain bersama teman
Aku ingat, pada hari ibu, kakak membuat sayur asem yang terlalu asam karena memang tidak pernah memasak sayur asam sebelumnya
Atau gorengan yang gosong karena tidak terbiasa menggoreng
Jika sudah begitu, ayah akan turun tangan masuk ke dapur
Lalu seperti biasa, ayah akan membuat masakan andalannya: kue tepung manis
Serta mengaron nasi yang sengaja dikeringkan dasar aronanya hingga menyerupai kerupuk
Nanti kami memakannya setelah disiram gula merah cair
Masakan khas Jawa Tengah karena ayah dulu memang sempat KKN cukup lama di wilayah Solo
Atau... ayah akan membuat kolak durian yang nanti dimakan dengan ketan pulut
Hari ini hari ibu
dan aku mendapat banyak sekali ucapan selamat hari ibu dari teman-teman lintas group media sosial
Tapi,.... anak-anakku biasa-biasa saja tuh... hehehe
Kami terbiasa tidak mengistimewakan hari ini memang
Tidak mengapa
Aku ikhlas kok
nikmat menjadi ibu sendiri adalah rezeki dan nikmat yang tiada tara buatku
Diperingati atau tidak diperingati, tetap tidak ada yang bisa menggantikan kenikmatan menjadi seorang ibu
Alhamdulillah
Selamat Hari Ibu Semuanya
Di televisi, aku melihat peringatan hari ibu yang diperingati dengan membuat perlombaan dimana pesertanya adalah para ibu.
Mereka bermain bola di atas lahan sawah yang kosong dan becek.
Terjatuh
Pakaiannya kotor terkena lumpur dan air kotor dari sawah
Terjiplaklah lekuk tubuh mereka
Tergelaklah tawa para penonton yang melihat kekonyolan para ibu tersebut
Tapi... apa iya seperti ini peringatan hari ibu?
Hari ini hari ibu
Ketika aku masih kecil dahulu, har ibu identik dengan hari harus mengenakan pakaian kebaya ke sekolah.
Beruntung aku berasal dari Sumatra, jadi ibu tidak pernah mengenakan kebaya padaku
Tapi pakaian adat Melayu berupa baju kurung
Bukankah kebaya versi daerah Sumatra adalah baju kurung?
Jadi, kami tidak pernah antri pagi-pagi di salon
Lalu terseok-seok berjalan karena kain kebaya yang sempit jika dipakai berjalan
Pada hari ibu, ayahku biasanya langsung memerintahkan anak-anaknya untuk mengambil alih tugas ibu sehari-hari
Baik memasak, mencuci, mengerjakan pekerjaan rumah, termasuk berbelanja ke pasar
Tapi, hari-hari lain ibu memang amat memanjakan kami jadi kami kurang mahir mengerjakan pekerjaan itu karena keseharian kami yang terbiasa berleha-leha serta bermain bersama teman
Aku ingat, pada hari ibu, kakak membuat sayur asem yang terlalu asam karena memang tidak pernah memasak sayur asam sebelumnya
Atau gorengan yang gosong karena tidak terbiasa menggoreng
Jika sudah begitu, ayah akan turun tangan masuk ke dapur
Lalu seperti biasa, ayah akan membuat masakan andalannya: kue tepung manis
Serta mengaron nasi yang sengaja dikeringkan dasar aronanya hingga menyerupai kerupuk
Nanti kami memakannya setelah disiram gula merah cair
Masakan khas Jawa Tengah karena ayah dulu memang sempat KKN cukup lama di wilayah Solo
Atau... ayah akan membuat kolak durian yang nanti dimakan dengan ketan pulut
Hari ini hari ibu
dan aku mendapat banyak sekali ucapan selamat hari ibu dari teman-teman lintas group media sosial
Tapi,.... anak-anakku biasa-biasa saja tuh... hehehe
Kami terbiasa tidak mengistimewakan hari ini memang
Tidak mengapa
Aku ikhlas kok
nikmat menjadi ibu sendiri adalah rezeki dan nikmat yang tiada tara buatku
Diperingati atau tidak diperingati, tetap tidak ada yang bisa menggantikan kenikmatan menjadi seorang ibu
Alhamdulillah
Selamat Hari Ibu Semuanya
Labels:
keluarga,
parenting,
serba serbi pilihan ade anita
Perceraian dalam Pernikahan Sirri
Sabtu, 20 Desember 2014
Masih dalam rangkaian tulisan KATAKAN TIDAK PADA NIKAH SIRRI, kebetulan temanku yang lain secara tiba-tiba memberitahu bahwa pernikahannya sudah berakhir. Permasalahannya adalah, dahulu dia menikah sirri.
Aku jadi kepo, seperti apa sih model perceraian dalam di Pernikahan Sirri itu.
Jasa Nikah Sirri
Di postingan sebelumnya aku menulis tentang KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI.
Alasan aku mengatakan tidak pada pernikahan sirri karena pada dasarnya sebuah pernikahan sirri itu banyak merugikan perempuan. Padahal, dalam sebuah pernikahan, pihak perempuanlah pihak yang paling lemah dan harus dilindungi. Tapi karena si perempuan menjalankan pernikahan sirri maka perempuan secara tidak langsung menjadi kehilangan beberapa haknya sebagai seorang istri. Di antaranya adalah:
_ Sulit menuntut tunjangan dari kantor tempat suaminya bekerja.
_ Sulit Mencatat kelahiran anaknya secara resmi dalam dokumen negara.
_ Sulit mendapatkan warisan jika suaminya tiba-tiba meninggal dunia dan dia tidak punya saksi yang mau bersaksi bahwa dia dan suami sudah menikah. (kalau di sinetron emang bakalan seru sih, pas acara takziah tiba-tiba datang perempuan lain yang juga meraung sedih dan mengaku sebagai istri simpanan si suami yang sudah terbujur kaku. Tapi... jaman sekarang kan banyak penipu. Apa buktinya bahwa dia benaran istri yang sudah dinikahi oleh suami jika tidak ada dokumentasi resmi dari negara?
_ Sulit juga untuk mendapatkan warisan. Sekali lagi, jaman sekarang tuh banyak penipu. Gak ada buku nikah berarti hoax aja deh judulnya. Bahkan biarpun si perempuan sudah menangis darah dan bersimpuh di samping mayat lelaki yang diakui suaminya.
Nah.... pas lagi blog walking ke blognya Nia Haryanto, aku malah bertemu postingan mbak NIa tentang Jasa Nikah Sirri. Jadi ceritanya mak Nia Haryanto ini mendapat email tentang jasa nikah sirri.
Wahhh... aku langsung kepo dan masukin clue jasa nikah sirri di google dan hasilnya.... OMG, ternyata benaran ada loh. Sudah gitu yang menyelenggarakannya adalah seorang pria yang mengaku seorang Ustad.
Aduh.
Sudah gitu, dia juga memberikan penguatan alasan-alasan yang sekiranya dibenarkan oleh Agama akan kebolehan melakukan Nikah Sirri sekaligus kebolehan untuk memakai jasa Wali Nikah. Dan semuanya itu dibandrol dengan harga Rp2000.000 (yup... dua juta rupiah dan bisa menikah dimana saja).
Astaghfirullah al Aziim.
Dan belum selesai aku terkaget-kaget dengan murahnya melakukan Nikah Sirri, eh... aku ketemu lagi iklan seperti ini nih:
Duh. OMG.
Kenapa sih banyak banget perempuan bodoh yang mau saja melakukan Nikah Sirri? Apakah mereka tidak memikirkan lebih jauh resiko-resikonya dan hanya memikirkan kondisi sekarang saja ya?
Yang parahnya, ada juga ustadz yang memberikan layanan untuk memberikan kemudahan jika ingin menikah sirri dengan dalih daripada melakukan zina. Hmm.. iya sih, dalihnya benar. Lebih baik menikah daripada berzina. Tapi.... kenapa harus nikah sirri? Nikah sirri itu... sebuah tindakan pengecut.
Oh ya, ini ada tinjauan hukum dari pernikahan Sirri siapa tahu berguna silahkan kunjungi tulisan ini ya: RAGAM PUTUSAN PIDANA NIKAH SIRRI.. Dalam Ragam putusan pidana nikah sirri ini, kalian para perempuan akan tahu betapa lemahnya kedudukan hukum sebuah pernikahan sirri itu.
Jadi, benar deh. KATAKAN TIDAK PADA NIKAH SIRRI.
Alasan aku mengatakan tidak pada pernikahan sirri karena pada dasarnya sebuah pernikahan sirri itu banyak merugikan perempuan. Padahal, dalam sebuah pernikahan, pihak perempuanlah pihak yang paling lemah dan harus dilindungi. Tapi karena si perempuan menjalankan pernikahan sirri maka perempuan secara tidak langsung menjadi kehilangan beberapa haknya sebagai seorang istri. Di antaranya adalah:
_ Sulit menuntut tunjangan dari kantor tempat suaminya bekerja.
_ Sulit Mencatat kelahiran anaknya secara resmi dalam dokumen negara.
_ Sulit mendapatkan warisan jika suaminya tiba-tiba meninggal dunia dan dia tidak punya saksi yang mau bersaksi bahwa dia dan suami sudah menikah. (kalau di sinetron emang bakalan seru sih, pas acara takziah tiba-tiba datang perempuan lain yang juga meraung sedih dan mengaku sebagai istri simpanan si suami yang sudah terbujur kaku. Tapi... jaman sekarang kan banyak penipu. Apa buktinya bahwa dia benaran istri yang sudah dinikahi oleh suami jika tidak ada dokumentasi resmi dari negara?
_ Sulit juga untuk mendapatkan warisan. Sekali lagi, jaman sekarang tuh banyak penipu. Gak ada buku nikah berarti hoax aja deh judulnya. Bahkan biarpun si perempuan sudah menangis darah dan bersimpuh di samping mayat lelaki yang diakui suaminya.
Nah.... pas lagi blog walking ke blognya Nia Haryanto, aku malah bertemu postingan mbak NIa tentang Jasa Nikah Sirri. Jadi ceritanya mak Nia Haryanto ini mendapat email tentang jasa nikah sirri.
Wahhh... aku langsung kepo dan masukin clue jasa nikah sirri di google dan hasilnya.... OMG, ternyata benaran ada loh. Sudah gitu yang menyelenggarakannya adalah seorang pria yang mengaku seorang Ustad.
Aduh.
Sudah gitu, dia juga memberikan penguatan alasan-alasan yang sekiranya dibenarkan oleh Agama akan kebolehan melakukan Nikah Sirri sekaligus kebolehan untuk memakai jasa Wali Nikah. Dan semuanya itu dibandrol dengan harga Rp2000.000 (yup... dua juta rupiah dan bisa menikah dimana saja).
Astaghfirullah al Aziim.
Dan belum selesai aku terkaget-kaget dengan murahnya melakukan Nikah Sirri, eh... aku ketemu lagi iklan seperti ini nih:
Kenapa sih banyak banget perempuan bodoh yang mau saja melakukan Nikah Sirri? Apakah mereka tidak memikirkan lebih jauh resiko-resikonya dan hanya memikirkan kondisi sekarang saja ya?
Yang parahnya, ada juga ustadz yang memberikan layanan untuk memberikan kemudahan jika ingin menikah sirri dengan dalih daripada melakukan zina. Hmm.. iya sih, dalihnya benar. Lebih baik menikah daripada berzina. Tapi.... kenapa harus nikah sirri? Nikah sirri itu... sebuah tindakan pengecut.
Oh ya, ini ada tinjauan hukum dari pernikahan Sirri siapa tahu berguna silahkan kunjungi tulisan ini ya: RAGAM PUTUSAN PIDANA NIKAH SIRRI.. Dalam Ragam putusan pidana nikah sirri ini, kalian para perempuan akan tahu betapa lemahnya kedudukan hukum sebuah pernikahan sirri itu.
Jadi, benar deh. KATAKAN TIDAK PADA NIKAH SIRRI.
Labels:
pernikahan,
Sepenggal Kenangan dan Harapan
KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI
Seorang teman bercerita padaku bahwa dia terpaksa harus menjalani pernikahan Sirri karena masih terikat dengan peraturan kontrak di sekolah yang dia tempuh.
Awalnya, dia meminta pendapat. Dan pendapatku pasti: AKU MENENTANG PERNIKAHAN SIRRI.
Dalam Islam, jika seorang muslim dan muslimah ingin menikah, maka agar pernikahan itu sah di mata Allah ada rukun Nikah yang wajib untuk dijalankan.
Rukun Nikah:
1. Ada mempelainya
2. Ada wali hakim yang menikahkan mereka.
3. Ada saksi
4. Ada ijab kabul
5. Ada wali nikah (orang tua calon mempelai perempuan atau walinya jika orang tua tidak ada)
Jika terpenuhi semua syarat dari rukun nikah ini, maka pernikahan sudah dianggap sah di mata agama Islam. Di hadapan Allah.
Tapi... sebenarnya, ada lagi anjuran yang sifatnya wajib untuk dikerjakan. Yaitu hendaknya sebuah pernikahan itu disiarkan agar tidak menimbulkan fitnah. Karena Islam memiliki prinsip Amar Ma'rruh Nahi Munkar: tegakkan kebajikan dan jauhkan kemunkaran. Sehuah kebajikan tidak akan pernah ada artinya selama kemunkaran masih meraja lela dimana-mana. Dengan demikian, maka menjauhi kemunkaran itu sifatnya hatus didahulukan jika kedua hal ini terjadi dalam satu waktu.
Karena mensiarkan (memberitahu banyak orang) tentang sedang atau sudah terjadinya sebuah pernikahan inilah mulai muncul istilah resepsi pernikahan atau walihan.
Sayangnya, tidak semua orang sanggup mensiarkan pernikahan mereka. Temanku di atas adalah salah satunya. Pernikahan yang terjadi tapi kemudian diam-diam saja gaungnya disebut dengan pernikahan Sirri (Sirri itu artinya bisik-bisik).
"Kenapa harus nikah Sirri sih?"
"Karena gak mungkin mbak kami menikah terang-terangan. Aku masih terikat kontrak untuk tidak boleh menikah sampai lulus sekolah. Dan itu artinya masih ada 4 tahun lagi."
"Lah.. terus kenapa sudah tahu belum boleh menikah 4 tahun lagi malah nyari pasangan?"
"Terjadi begitu saja. Dan sekarang kami takut jika sampai berzina. Makanya lebih baik nikah sirri dulu."
"Jika takut berzina ya jangan dekat-dekat. Jangan membina hubungan. Mending konsentrasi belajar... berprestasi dulu."
"Tapi aku takut kehilangan dia."
Okeh. Kalau sudah yang terakhir ini alasannya, mau kata apa coba?
Akhirnya, karena aku tidak pernah setuju dengan sebuah pernikahan sirri maka aku dan suami memutuskan untuk tidak mau mendengarkan kabar mereka lagi. Bukan apa-apa. tapi ribetnya minta ampun.
"Kamu dan suami hidup terpisah?"
"Iya mbak, karena takut ketahuan jika kami sudah menikah sirri."
"Terus... kalian belum melakukan hubungan suami istri dong?"
"Belum mbak. Aku takut hamil."
"Terus... bukannya dulu niat nikah sirri biar tidak melakukan zina? lah... ternyata kalian nggak ngelakuin itu juga setelah menikah. Padahal setelah menikah bukannya yang tadinya haram jadi halal dan yang tadinya terlarang malah jadi ibadah ?"
"Nggak bisa mbak. Harus hati-hati. Nanti orang lain tahu gimana? Gimana kalau gosip menyebar lalu sampai ke sekolah? Nanti aku dikeluarkan dan harus mengembalikan uang saku selama ini. Gimana kalau sampai hamil?"
Ahhh...ribet super ribet.
Jadi, aku pun terpaksa mengatakan pada mereka: "Gak usah menghubungi aku untuk membicarakan apa saja, atau mengabarkan apa saja kecuali jika itu berupa pemberitahuan Siar Walimah kalian yang sebenarnya."
Sebenarnya, alasan utama aku menentang pernikahan sirri itu karena: SELAMANYA, PERNIKAHAN SIRRI ITU AKAN SELALU MERUGIKAN PIHAK PEREMPUAN.
Percaya deh. Ini beneran.
Karena, pernikahan sirri yang diam-diam itu, membuat tidak ada orang yang tahu bahwa suami kita adalah suami kita. Akibatnya, kita tidak bisa meng-klaim jika ada pihak-pihak yang "menginginkan" suami kita tersebut. hehehehhe
Lalu, karena pernikahan sirri ini juga tidak tercatat di dokumentasi negara. Alias tidak ada buku nikah. Nah.. akibatnya, istri sirri itu jadi kehilangan hak untuk memperoleh tunjangan, juga warisan.
Coba saja, jika suami meninggal mendadak, bakalan susah deh istri sirri mengklaim bahwa dia adalah istri si suami dan menuntut warisan dari pihak keluarga suaminya (atau pihak keluarga istri suaminya dari pernikahan yang resmi). Siapa saksinya? Mana bukti dokumentasinya?
Akhirnya, cuma bisa gigit jari.
Masalah kian ribet ketika sampai terjadi kehamilan dalam pernikahan tersebut. Anak jadi tidak bisa membuat akte kelahiran karena tidak ada buku nikah dan kartu keluarga. Akhirnya jalan keluarnya anak memakai BINTI alias nama keluarga ibunya dan kedudukannya disejajarkan dengan kedudukan anak diluar nikah.
Waduh!
Makanya... KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI.
Apapun alasannya.
Awalnya, dia meminta pendapat. Dan pendapatku pasti: AKU MENENTANG PERNIKAHAN SIRRI.
Dalam Islam, jika seorang muslim dan muslimah ingin menikah, maka agar pernikahan itu sah di mata Allah ada rukun Nikah yang wajib untuk dijalankan.
Rukun Nikah:
1. Ada mempelainya
2. Ada wali hakim yang menikahkan mereka.
3. Ada saksi
4. Ada ijab kabul
5. Ada wali nikah (orang tua calon mempelai perempuan atau walinya jika orang tua tidak ada)
Jika terpenuhi semua syarat dari rukun nikah ini, maka pernikahan sudah dianggap sah di mata agama Islam. Di hadapan Allah.
Tapi... sebenarnya, ada lagi anjuran yang sifatnya wajib untuk dikerjakan. Yaitu hendaknya sebuah pernikahan itu disiarkan agar tidak menimbulkan fitnah. Karena Islam memiliki prinsip Amar Ma'rruh Nahi Munkar: tegakkan kebajikan dan jauhkan kemunkaran. Sehuah kebajikan tidak akan pernah ada artinya selama kemunkaran masih meraja lela dimana-mana. Dengan demikian, maka menjauhi kemunkaran itu sifatnya hatus didahulukan jika kedua hal ini terjadi dalam satu waktu.
Karena mensiarkan (memberitahu banyak orang) tentang sedang atau sudah terjadinya sebuah pernikahan inilah mulai muncul istilah resepsi pernikahan atau walihan.
Sayangnya, tidak semua orang sanggup mensiarkan pernikahan mereka. Temanku di atas adalah salah satunya. Pernikahan yang terjadi tapi kemudian diam-diam saja gaungnya disebut dengan pernikahan Sirri (Sirri itu artinya bisik-bisik).
"Kenapa harus nikah Sirri sih?"
"Karena gak mungkin mbak kami menikah terang-terangan. Aku masih terikat kontrak untuk tidak boleh menikah sampai lulus sekolah. Dan itu artinya masih ada 4 tahun lagi."
"Lah.. terus kenapa sudah tahu belum boleh menikah 4 tahun lagi malah nyari pasangan?"
"Terjadi begitu saja. Dan sekarang kami takut jika sampai berzina. Makanya lebih baik nikah sirri dulu."
"Jika takut berzina ya jangan dekat-dekat. Jangan membina hubungan. Mending konsentrasi belajar... berprestasi dulu."
"Tapi aku takut kehilangan dia."
Okeh. Kalau sudah yang terakhir ini alasannya, mau kata apa coba?
Akhirnya, karena aku tidak pernah setuju dengan sebuah pernikahan sirri maka aku dan suami memutuskan untuk tidak mau mendengarkan kabar mereka lagi. Bukan apa-apa. tapi ribetnya minta ampun.
"Kamu dan suami hidup terpisah?"
"Iya mbak, karena takut ketahuan jika kami sudah menikah sirri."
"Terus... kalian belum melakukan hubungan suami istri dong?"
"Belum mbak. Aku takut hamil."
"Terus... bukannya dulu niat nikah sirri biar tidak melakukan zina? lah... ternyata kalian nggak ngelakuin itu juga setelah menikah. Padahal setelah menikah bukannya yang tadinya haram jadi halal dan yang tadinya terlarang malah jadi ibadah ?"
"Nggak bisa mbak. Harus hati-hati. Nanti orang lain tahu gimana? Gimana kalau gosip menyebar lalu sampai ke sekolah? Nanti aku dikeluarkan dan harus mengembalikan uang saku selama ini. Gimana kalau sampai hamil?"
Ahhh...ribet super ribet.
Jadi, aku pun terpaksa mengatakan pada mereka: "Gak usah menghubungi aku untuk membicarakan apa saja, atau mengabarkan apa saja kecuali jika itu berupa pemberitahuan Siar Walimah kalian yang sebenarnya."
Sebenarnya, alasan utama aku menentang pernikahan sirri itu karena: SELAMANYA, PERNIKAHAN SIRRI ITU AKAN SELALU MERUGIKAN PIHAK PEREMPUAN.
Percaya deh. Ini beneran.
Karena, pernikahan sirri yang diam-diam itu, membuat tidak ada orang yang tahu bahwa suami kita adalah suami kita. Akibatnya, kita tidak bisa meng-klaim jika ada pihak-pihak yang "menginginkan" suami kita tersebut. hehehehhe
Lalu, karena pernikahan sirri ini juga tidak tercatat di dokumentasi negara. Alias tidak ada buku nikah. Nah.. akibatnya, istri sirri itu jadi kehilangan hak untuk memperoleh tunjangan, juga warisan.
Coba saja, jika suami meninggal mendadak, bakalan susah deh istri sirri mengklaim bahwa dia adalah istri si suami dan menuntut warisan dari pihak keluarga suaminya (atau pihak keluarga istri suaminya dari pernikahan yang resmi). Siapa saksinya? Mana bukti dokumentasinya?
Akhirnya, cuma bisa gigit jari.
Masalah kian ribet ketika sampai terjadi kehamilan dalam pernikahan tersebut. Anak jadi tidak bisa membuat akte kelahiran karena tidak ada buku nikah dan kartu keluarga. Akhirnya jalan keluarnya anak memakai BINTI alias nama keluarga ibunya dan kedudukannya disejajarkan dengan kedudukan anak diluar nikah.
Waduh!
Makanya... KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI.
Apapun alasannya.
Labels:
pernikahan,
Sepenggal Kenangan dan Harapan
Langganan:
Komentar (Atom)

.png)











