Coffee For Two: Indonesia and Vietnam

"Masih pusing?" Suamiku datang dengan wajah yang digayuti rasa khawatir. Sambil mengangguk dan menahan rasa sakit kepala yang mendera, aku meraih tensimeter yang ada di dekatku. Lalu mulai mengukur tekanan darahku sendiri. Kami memang memiliki sebuah tensi meter di rumah mengingat aku dan suamiku punya penyakit yang berbeda. Aku penderita tekanan darah rendah sedangkan suamiku punya tekanan darah tinggi. Tensimeter ini benda yang amat berguna untuk memantau kesehatan kami berdua. Setidaknya bisa melakukan tindakan dini untuk mengatasi jika terjadi sesuatu. Seperti gejala sakit kepala yang terasa menekan-nekan kepala hingga merasa bola mata seperti ingin loncat keluar, perut mual dan seperti ingin memuntahkan isi perut keluar, serta bumi terasa bergoyang rapuh seperti yang aku alami saat itu.

Visa oh Visa

"Sudah ada jawaban belum?"
"Belum mas. Katanya lima hari kerja suruh balik lagi. Sekarang baru tiga hari. Dua hari lagi."
"Jangan sampai kelewatan. Nanti lama lagi nunggunya karena alasan ketumpuk."
"Ah.. kan ada nomornya lagi mas. Masa iya bisa jadi sebegitu ribet."

Only In Indonesia; So Come And Visit To Indonesia

Syahdan. Beberapa tahun yang silam, ketika saya menetap sementara di Sydney, Australia, karena mendampingi suami yang sedang mendapat tugas belajar di sana, saya berkenalan dengan banyak orang dari berbagai bangsa, atau warga negara, warna kulit dan berbagai macam tipe manusia. Dalam sekejap pengalaman saya bertemu dan mempelajari keaneka ragaman individu pun bertambah. Dan itu amat luar biasa sekali.

Serupa tapi Tak Sama Sebagai Sesama Saudara Serumpun

[Lifestyle] Alhamdulillah, liburan keluarga saya tahun ini destinasinya adalah jalan-jalan ke Yogyakarta. Bisa dikatakan, ini jalan-jalan saya yang sebenarnya. Dalam arti, saya ke Yogya itu niatnya memang jalan-jalan dan mengerti mau kemana-mananya. Karena dulu waktu saya masih kecil, sebenarnya orang tua saya pernah mengajak saya jalan-jalan ke Candi Borobudur, Prambanan dan Parang Teritis serta wilayah Yogyakarta yang terkenal lainnya, tapi saya tidak ingat sama sekali pengalaman tersebut. Jadi, ini jalan-jalan kedua ke Yogyakarta dalam sejarah hidup saya tapi sekaligus jalan-jalan pertama ke Yogyakarta yang saya ingat bagaimana detilnya. (*aduhh.. ribet ya bahasanya si Ade ini?? Xixixixi)

10 Alasan Mengapa Kita Tidak Perlu Khawatir Bersaing Dengan Thailand dalam Bisnis Salon Kecantikan

[Lifestyle] Tahun 2015 nanti, insya Allah Indonesia akan memasuki masa-masa dimana kompetitif amat terasa dalam keseharian geliat perekonomian dan kebudayaan kita. Mengapa? Karena dua tahun lagi itu, pada tahun 2015 Indonesia akan menghadapi era ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai konsekuensi dari berlakunya kesepakatan internasional. Artinya, tahun 2015 itu akan dimulai masa perdagangan bebas dimana setiap individu atau badan usaha bisa saling bersaing dalam perdagangan atau menjalankan perilaku bisnis di wilayah manapun di ASEAN. Jadi, orang Thailand, bisa memperluas bisnis usahanya di Jakarta atau wilayah lain di Indonesia; dan begitu juga dengan orang Indonesia, dan demikian juga bagi semua warga ASEAN lainnya. Entah itu  orang Malaysia yang membuka bisnis di Singapura, atau Orang Timor Leste yang membuka usaha di Brunei Darusalam. Atau persilanngan perilaku bisnis lainnya. Semua orang  punya kesempatan yang sama besarnya. Dengan syarat, tentu saja memiliki modal dan tenaga ahli yang kompeten (kompeten disini dalam arti memiliki sertifikat keahlian bertaraf internasional).

20 Thinks I Want To Do Before 50

[Lifestyle] Kalian pernah punya buku diary tidak? Aku punya. Tepatnya pernah punya, dulu banget. Ketika aku masih remaja dan tentu saja belum menikah. Hehehe, jangankan menikah, bertemu dengan jodohku yang sekarang ini saja belum. Tapi buku diary ini sempat menjadi sesuatu yang diperebutkan oleh calon suamiku ini dahulu.

Tutorial Cara Membuat Related Posts dengan Tumbnail pada Blogspot

Berapa lama kalian sudah menulis di blog ini? Sudah berapa banyak tulisan kalian di masa yang lalu yagn dishare di blog ini? Banyak? Atau sudah banyak? Atau banyak aja? Nah... sayang bukan sudah menulis banyak-banyak tapi tulisan itu hanya menjadi tulisan masa lalu yang terus tenggelam di arsip masa lalu. Amat sedikit orang yang mampir ke blog kalian lalu sengaja mengubek-ngubek tulisan jadul kalian bukan? Kecuali jika memang sudah niat banget. Nah, agar tulisan jadul kalian tidak hilang begitu saja, mungkin menaruh link related posts di bawah tulisan terbaru kalian bisa membantu memperkenalkan kepada pembaca tulisan jadul kalian tersebut.

Mukenah Kembar


[Parenting] Seorang teman memiliki dagangan sebuah mukenah dengan gaya Arab. Yaitu berupa sehelai mukenah yang terjuntai dari atas  hingga bawah dengan 3 buah lubang, satu untuk kepala dan dua lagi untuk keluarnya tangan. Bahannya dari bahan katun rayon. Ukurannya ukuran anak-anak, tapi panjang menyapu lantai. Aku membelinya dan Hawna senang sekali dengan model mukenah ini.