Cari Jodoh

Cari Jodoh
by Ade Anita on Monday, 25 October 2010 at 18:05
"Jodoh itu nggak usah dicari! Nanti, dia akan datang sendiri."
Kalian, termasuk yang percaya dengan pernyataan ini tidak?

Beberapa hari yang lalu, Dang Aji mengadakan kompetisi menulis novelet dengan tema Cinta Jangan Kau Pergi. Salah satu syaratnya adalah, harus ditulis dengan cara duet berpasangan tapi TIDAK BOLEH dengan pasangan nikah. Lalu ada tambahan syarat lagi, pasangan harus berasal dari kelompok Group Untuk Sahabat.

Nah loh.
Tapi aku pingin ikutan kompetisi ini. Sepertinya asyik. Seru. Jadi, tanpa berpikir masak-masak, aku langsung mengajukan diri mendaftar. Yup, count me in Dang Aji.
Tapi... pasanganku siapa ya?

Wah. Akhirnya, tanpa terasa aku terbawa suasana menunggu jodoh.
Sudah berkoar-koar di status wal Dang Aji dengan mengatakan bahwa statusku "jomblo"di kompetisi ini, tapi tampaknya tidak ada yang menaruh minat untuk jadi pasanganku.

huhuhu... sedih. *ups! Never!.. ini tidak ada di kamusku.

Akhirnya, aku bisa merasakan juga bagaimana rasanya orang-orang yang sedang duduk menunggu jodoh itu. Rasanya...nggak enak ya ternyata.
Bayangkan, setiap kali ada yang memproklamirkan diri sebagai pasangan, aku langsung panik.
"Waduh, dia sudah punya pasangan."
Lalu makin panik ketika orang-orang yang aku suka dan semula aku incar ingin aku jadikan pasangan tiba-tiba sudah "jadian" dengan orang lain.
"Ah, kenapa dia mau menerimanya? Aku kan lebih pantas jadi pasangannya? Apa yang kurang dariku?"
Terus paling nggak enak kalau ada yang bertanya, "sudah berpasangan dengan siapa akhirnya?"
Aduh... aku belum lakuuuu
Pinginnya teriak gini, tapi malu ah.

Lalu kian panik ketika makin banyak pasangan yang "jadian".
"OMG, aku dapat siapa nih? Masa jomblo forever sih? Bisa-bisa batal ikut kompetisi nih?"
Tapi, entah mengapa, meski panik, aku tetap malu mengajukan pinangan pada siapa saja. Hanya bisa menatap penuh kekaguman lalu berharap orang yang aku kagumi itu tahu sedang aku kagumi dan mau meminangku untuk jadi pasangannya.
Duh.
Mana bisa ya?
Tapi ternyata itu yang terjadi kemarin.
Hasilnya? Aku tetep sendiri (hahahahaha).

Akhirnya, aku merubah strategi. Saran beberapa orang teman, "harus sedikit agresif.. nggak bisa cuma nunggu aja. Kalau cuma nunggu tapi nggak ada yang mulai, bisa-bisa waktu pun berlalu dan kesempatan menjadi hilang."

Akhirnya, aku pasang pengumuman bahwa aku sedang cari pasangan.
Seterusnya... menunggu lagi (aih, perempuan pasif sekali deh kamu, De).
Tapi kali ini menunggu dengan hati berdebar-debar.
"Siapa ya jodoh yang akan menghampiriku? Duh... gimana kalau dia ternyata tidak cocok dengan gayaku? Gimana kalau dia ternyata tidak satu selera denganku? Gimana kalau ternyata dia punya pemikiran yang berbeda denganku? Gimana kalau banyakan berantemnya ketimbang berkaryanya? Gimana kalau terjadi sebaliknya, banyakan pasifnya daripada aktifnya?" Dan... begitu banyak gimana-gimana lainnya.
Uh.
Aku perempuan yang pemilih ternyata (baca: selektif; baca lebih close up lagi : amat sangat selektif).
Aku perempuan yang banyak maunya.
Mau terbang hingga ke langit yang penuh bintang
Mau menyelam hingga ke dasar laut
Tapi, ternyata takut ketinggian.
Juga takut basah
Akhirnya, tidak ada yang mengajukan "pinangan".
Kembali sendiri
dan kembali menunggu

Ah. Menunggu adalah sesuatu yang paling membosankan ternyata.
Ada banyak waktu yang habis untuk menunggu.
Padahal di sudut yang lain, ada waktu yang tidak bisa menunggu
Sudut lain itu bernama kesempatan

Pada akhirnya, aku memang harus merubah strategi untuk mendapatkan "jodoh" ini
Nggak bisa cuma menunggu dan berharap jodoh itu tiba-tiba akan datang dengan sendirinya tanpa sebuah usaha apa-apa

Akhirnya, aku mulai mencari mereka yang masih "single" dan terpaksa..."mengajukan pinangan lebih dahulu"
(hei, ini bukan diriku yang asli. Tapi, kata orang, kulit dibuat berlapis-lapis; jika satu tidak berkenan, jangan pernah sungkan untuk mengelupasnya dan menggantinya dengan kulit yang baru)

"Hai, aku lagi cari pasangan nih. Kamu mau ya jadi pasanganku?"
Akhirnya... aku bertemu juga dengan pasanganku. Seorang anak muda penuh semangat bernama Inggar Kammi UNJ.
"Aku panggil kamu apa? Eh.. kamu laki-laki atau perempuan?"
"Aku perempuan, sudah 40 tahun, anak tiga."
"O, kalau begitu aku panggil bunda saja ya... dan bunda bisa panggil aku nanda." (wehehehehe... berasaTua.com)

Lalu mulai mengingat-ingat semua nasehat yang pernah aku berikan pada orang lain.
"Jangan under estimated dulu dengan pasanganmu. Coba untuk mencari kelebihannya, coba untuk berbaik sangka, coba untuk belajar dari kelebihan yang dia miliki."
Lalu aku mulai mempraktekkannya dan hasilnya. SUbhanallah.. akhirnya, aku dan Inggar bisa juga menulis bareng. Masih sedikit sih, tapi lumayan untuk permulaan sebuah kolaborasi sahabat.

Jadi... buat yang belum dapat jodoh?
Ini tipsku:
Jangan menunggu saja. Ayo.. bergerak dong (hehehehe... tenang, aku tahu pasti merubah karakter dari pasif menjadi agresif itu memang ternyata butuh perjuangan kok. Jadi, ambil waktumu tapi jangan sampai kehilangan kesempatan yang ada

oh iya, ini nih lombanya http://www.facebook.com/note.php?note_id=442387012882&id=100000080081552
-------------
Penulis: Ade Anita

Aku sempat loh di rumah, dengan noraknya menyanyikan lagu WALI yang Cari Jodoh... hahahahahahahhaha....
anakku sampai ngasi komen:
"Nggak ada lagu lain ya bu? itu kan lagu alay."
"Ada sih, bukan lagu wali tapi lagu kangen band. Kamu maunya lagu yang mana nak?"
"Ih, malas deh aku dengarnya."
"Oke, kalau kamu malas dengarnya, berarti.. ibu tulis aja deh syairnya di wallmu."
"Ibu pasti langsung aku remove saat itu juga dari pertemananku."
WEKSSSSS!!!! Kejamnya dunia....

Like · Comment · Share · Delete
Syaiful Alim, Nur Rahma Hanifah, Herina Chorni Utami and 13 others like this.
Astrid Septyanti Fuyuharuaki hehehe..
mbak Ade lucu. :)
tp gud luck jg deh buat mbak Ade sm "pasangan"nya..hm, siapa namanya, Bunda Inggar y kalau ndak slh ingat.
smga kolaborasinya menghasilkan sesuatu yg indah.
25 October at 16:54 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah hahahhahhhhhhhhhhhhhaaa...pasti ibm lagi yg komen begitu =))

tp aku setuju mba, jodoh setiap orang itu pasti ada, tp bukan berarti hrs diam saja. Bergerak mencari dan menyeleksi asal tdk lebay :)

aku sudah mencoba juga lho...hihi3
25 October at 16:56 · Like
Ade Anita waa.. inggar ini laki2.. mahasiswa UNJ
25 October at 16:57 · Like
Dini Kaeka Sari bwahahahaha.....
25 October at 16:57 · Like
Elisa Trisnawati hahahhahahha.......Ade ceritanya lucu. Pengalaman seru, aku jadi ingat dgn kisahku yang mirip dengan pengalaman kamu. Tp bukan cari pasangan menulis, aku mencari partner menari smp sekarang ga dpt2 ya karena pilih2 itu. bedanya smp sekarang aku belum dpt hehhehehe
25 October at 16:57 · Like
Ade Anita azizah: hehehe... lama2 kamu hapal juga kan karakter calon menantu yang aku sodorkan untukmu ini?? hehehehe
25 October at 16:57 · Like
Nur Azizah huehehe...happaaaalll bangeettt mbaa...
jd takut ntar calon mertuanya jg digituin =))
25 October at 16:59 · Like
Ade Anita ‎@elisa: hahaha.. berarti aku lebih luwes kalau begitu ya.. ya.. lumayan deh untuk perempuan tua 40 tahun seperti ini (hehehe, ini isi sms pinanganku untuk inggar)
25 October at 16:59 · Like
Ade Anita ‎@azizah: tenang.. nanti aku kasi dia manual "cara tepat mengambil hati mertua agar istri senang, orang tua bahagia"..kayaknya lagi diskon 30% deh.. :P
25 October at 17:01 · Like · 1 person
Astrid Septyanti Fuyuharuaki ooo, Inggar maaf,sy slh bc. hehehehe
25 October at 17:02 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita gpp...
25 October at 17:03 · Like
Nur Azizah bhuahahahhahaha...
*ngebayangin ibam ditraining pra nikah :p
25 October at 17:04 · Like
Ade Anita ‎*ikut ngebayangin...
"Pak, tanya dong.. jadi sebaiknya gimana kalau bla..bla..bla.."
"Kalau begitu kamu harus bla.. bla.bla.."
"Nggak bisa dong pak, secara bla.. bla..bla"
"Iya, tapi kan bla..bla..bla"
...See more
25 October at 17:07 · Like · 1 person
Ida Fitrie Dwiyanto sabar ya mba... jodohmu pasti nanti datang kok... hehehe ^^
25 October at 17:07 · Like
Ade Anita weeeitt.. aku udah ketemu... itu si inggar jodohku di kompetisi kolaborasi novelet itu... hehehe...berkat usaha sana sini.. begh
25 October at 17:08 · Like
Nur Azizah hahahhaaa....trainingnya bakal berjalan dg berat sepertinya :)
25 October at 17:09 · Like
Ida Fitrie Dwiyanto alhamdulillahhh.... hehehe jadi sekarang bisa berkolaborasi deh... selamat ya
25 October at 17:10 · Like
Miyosi Ariefiansyah sebelum baca nge like dulu, soalnya kalau temanya ttg jodoh2 gini seneng mbk, hehe *dasar mio*

*membaca*
25 October at 17:11 · Like
Qonita Musa Allah itu kalau mau memberi pengetahuan macam-macam jalannya. Pertama ada sentilan ajang mencari "jodoh" dang aji, aku biasa saja, lalu baca note mbak ade yang lebih dulu mampu menangkap pengetahuan itu, aku baru nyadar: iya iya, beginilah ...See more
25 October at 17:12 · Like
Miyosi Ariefiansyah nah skarang komen: xixixixi, gak nyangka mbk ternyata "jodoh" nulis, hehehe, tak kira pasangan hidup, hehehehe

iya mbk ya, bener bgt, kata temenku ya gitu, smoga Allah mberikan yg terbaik n di saat yg tepat buat temen2 yg sdang menunggu jodo...See more
25 October at 17:15 · Like
Ade Anita ‎@qonita: iya..karena kita terus menerus dicekoki lagu2 mereka tiap hari di media.. jadi seperti cuci otak.. makanya hapal..
25 October at 17:18 · Like
Ade Anita ‎@miyo: udah *mengangguk malu2
25 October at 17:19 · Like
Ilham Q Moehiddin Bagaimana jika macam ini:...Jodoh itu ditemukan ^_^

hehehehehehe
25 October at 17:33 · Like
Ade Anita ‎@pak ilham: iya juga ya.. aku juga akhirnya menghubungi seseorang yang pasang status cari jodoh juga.. langsung saja aku kontak dan dia setuju dipinang... jadi.. aku menemukan dia ya judulnya... tapi.. itu berarti aku tetap usaha sebenarnya... karena kemarin ketika aku asli menunggu dan tidak melakuikan apa2, ternyata nggak ada yang ketemu dan menemukan aku ... asli dianggurin.
25 October at 17:38 · Like
Ilham Q Moehiddin Bhahahahahaha...bener2 dianggurin? hihihihihih ^_^
Berarti mas Adi yang tak datang "menemukanmu". Iya kan???
^_^
25 October at 17:41 · Like
Ade Anita ‎@pak ilham: nggak boleh pake pasangan nikah masalahnya.. .. jadi, ya gitu deh.. mulai dari awal lagi... cari jodohnya.. hehehe... (ternyata dianggurin itu nggak enak ya.. udah pasang pengumuman pun tetep nggak laku diriku kemarin... mau minanga duluan takut ditolak.. takut dicuekin.. dan malu aja...terbiasa menerima..jadi sulit melakukan penawaran..waah.. banyak pembelajarannya kemarin.. alhamdulilah nambah pengalaman baru
25 October at 17:45 · Like
Ilham Q Moehiddin Tapi setahuku...justru wanita itu yang paling mudah untuk nikah. Kalok udah pengen...kan tinggal panggil abah & ummi. Ajak kedua beliau itu duduk, trus bilang; Abah..Ummi...saya sudah boleh dinikahkan. Orang tua kan kadang tak mau memaksa (...See more
25 October at 17:49 · Like
Ade Anita ‎@pak ilham: hmm... berarti ortu seperti aku sudah harus mulai melirik kandidat ya.. (huahahaha.. jadi serius gini ngomongnya?)...

analogi pengalaman kemarin: Kemarin itu, aku asli loh.. sudah bilang ke beberapa teman minta dicarikan pasanga...See more
25 October at 17:56 · Like
Ade Anita ‎@pak ilham lagi: eh.. ternyata, aku sebagai wanita sulit loh mencari "pasangan" kemarin. Karena, sudah terlanjur dibentuk dengan budaya "menunggu", "tidak agresif alias tidak nyosor duluan"... dan merubah sistem budaya yang sudah mendarah daging itu ternyata nggak mudah juga...
25 October at 17:59 · Like
Ilham Q Moehiddin Saya gak akan mengatakan itu "harus"...tapi ada baiknya sebagai ortu memulai "mempersiapkan". Kendati nantinya persiapan itu bukan untuk didesakkan... Jadi jika suatu ketika anak kita meminta seperti hal diatas itu...kita sudah ada "kandida...See more
25 October at 18:05 · Like
Dewayanie Prasetio wakakakakak, selamat ya De.... dah menemukan 'jodoh'nya.... :)
*aku kayaknya ngeliat aja dulu deh, banyak dead line niih... Jiaaaaahhhhh, weks, hihihiihih*
25 October at 18:06 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin Bhahahahahahaha...Ade...sory tema omongan kita...nyampir2 begono ^_^
kembali ke soal "pasangan" ditema awal...apa iya belum dapet?
25 October at 18:09 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki thanks for tag y mbak Ade. note berikutnya tag lg ya :)
25 October at 18:11 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita hehehe... seru juga ya ternyata lakon cari jodoh ini.. karena ternyata melibatkan sistem yang tidak sederhana...yang berkemas bukan cuma pelaku pencari jodohnya itu sendiri, tapi juga lingkungannya mesti mendukung..
jadi inget nasehatku ke a...See more
25 October at 18:12 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@insya Allah ya astrid... makasih
25 October at 18:13 · Like
Ade Anita ‎@mbak yanie: hehehe..doakan ya mbak..s emoga sukses nih duetku
25 October at 18:14 · Like
Ade Anita ‎@pak ilham: hehe.. sudah pak.. ya itu tadi.. dengan usaha keras akhirnya aku "meminang seseorang".... (sungguh loh, ini berat buat aku yang terbiasa menunggu..)
25 October at 18:15 · Like
Dewayanie Prasetio siiip!
25 October at 18:16 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin Selamat...en harus menang (kali ini kemenangan tidak untuk bonus hehehehehehe)
25 October at 18:16 · Like
Ade Anita ‎@pak ilham: pinginnya sih begitu, tapi saingannya penulis kawakan semua dan pasangan mereka mantap2 sepertinya.. sudah sehati sejiwa seiirama.. aku masih pasangan baru yang masih banyak penyesuaian sana sini dan belajar... tapi semangat kok.. ini ajang mengeksplorasi kemampuan soalnya.. doakan ya..:))
25 October at 18:18 · Like
Ilham Q Moehiddin Santai aja...tak mengapa ada yang kawakan. Belum tentu mereka menang. Namanya juga sayembara...yang baik (yang sesuai dengan semua tema, syarat dan ketentuan) yang tentunya menang. Bismillah aja...and ur show must be go away ^_^
25 October at 18:22 · Like
Imazahra Fatimah Hihihihi, dialogmu dengan anakmu lucu banget siy Mbak Ade :-D
25 October at 18:45 · Like
Nazla Luthfiah Haha, kocak!

Menarik. Sy penasaran anak kolaborasinya sprt apa. Penulis laki2 dan perempuan py sudut pandang yg berbeda
25 October at 18:57 via Facebook Mobile · Like
Ria Fariana keren banget tulisannya, Mbak. TOP dah, apalagi dengan usia 40 thn (berasatua.com) gaya tulisan Mbak masih ocre banget. Sukses kolaborasinya. Ditunggu lahiran anaknya ya hehehe;)
25 October at 19:04 · Like
Afifah Ahmad wakwakwak.....seru amat perjuangan mbak Ade untuk 'cari jodoh' mudahan terus berjodoh sampai menang...*ngedoain sambil nungguin traktiran*

setuju sama Ima, obrolan ama nandanya bisa renyah banget hehe
25 October at 19:09 · Like
Ade Anita ammiin...doakan ya afifah
25 October at 20:05 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@imazahra: lah...udah lucu gini aja tapi teteup ada yang masih berpikir ulang untuk jadi calon besanku..hahaha..gimana kalo serius??
25 October at 20:06 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@lulu: duh, deadlinenya tgl 3 nih hasil kolaborasinya...deg degan euy
25 October at 20:09 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@ria: alhamdulillah, nggak percuma sering ngobrol ma anakku yg abg itu(baca:brondong)...
25 October at 20:12 via Facebook Mobile · Like
Faradina Izdhihary ampun aku mesam mesem lebar di ruanan ketika pemateri sdg serius menjelaskan a sampe z. kira2 ada gak ya yg mau sama aku
25 October at 20:20 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita hehehe...ikutan jugakah mbak farad?
25 October at 20:36 via Facebook Mobile · Like
Tyas Amalia Yahya hahaha.. panjang dehh.. semoga langgeng sama pasangan barunya ya Mbak.btw Ibam doyannya lagu apa sih? sini aku nyanyiin :p
25 October at 21:59 · Like
Ade Anita gimana cara nyanyiinnya? nulis syair d wallnya? hehe siap2 aja diremove ama dia..hahaha...
25 October at 22:17 via Facebook Mobile · Like
Tyas Amalia Yahya hahaa.. aku bisa lagu alay dan non alay. tinggal dipilih aja =))
25 October at 22:19 · Like
Amanda Ratih Pratiwi hahahahaha.. kirain mo duet bareng acu mak :p
25 October at 22:26 · Like
Ikha Dianny Sarawan mbak ade mau dong dikenalin sama inggar itu, hahaha usaha kan nih namanya? apa murahan? ;p
25 October at 22:44 · Like
Denny Herdy Jodoh...Cinta...sesuatu yang tidak statis juga tidak dinamis..bingung juga kalo mikirin jodoh...cari pasangan tepat itu susah...pas mau milih ternyata salah pilih..(Hehe ko curhat sih..?)
26 October at 02:10 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@denny: eh.. baca tipsku deh... sudah aku terapin tuh kemarin begitu ketemu pasangan yang tidak aku kenal dan mencoba menyesuaikan diri... It's work!
26 October at 07:19 · Like
Ade Anita ‎@amanda: loh? tiga hari aku menunggu dirilku dipinang tapi dianggurin oleh siapapun... lagipula, aku dah minder duluan dengan dirimu, jadi berharap kamu yang meminang diriku kemarin.. *kan biasanya, yang lebih mendatangi yang kurang.. kalo yang kurang mendatangi yang lebih, nanti disangka nggak tahu diri...hehehe.. aku termasuk orang yang tahu diri kok..makanya menunggu dipinang..
26 October at 07:21 · Like
Ade Anita ‎@tyas: oh iya ya... sebenarnya aku juga seperti itu, tapi, kebanyakan nonton stasiun teve tertentu jadi tercuci otakku, hapal lagu2 alay.. untung aja ada yang suuka lagu leo kristi dan lagu2 80-an, jadi agak ketolong dikit koleksi lagu di kepalaku ini
26 October at 07:22 · Like
Ade Anita ‎@ikha: waa... inggarnya sendiri, aslinya sudah menikah.. masih mahasiswa tapi sudah menikah..atau.. mau menyanyikan lagu astrid: "jadikan aku yang kedua.. kubuat dirimu bahagia"
26 October at 07:23 · Like
Indria Auliani Hehe semoga inggar tabah menghadapi mbk ade. Sukses ya mbk! Kasih liat anaknya klo dah brojol
26 October at 07:30 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita hhahahaha..... sip .. sip..sip...
26 October at 07:32 · Like
Hairi Yanti Hahahaha..... lucu banget mbak prosesnya dalam masa menanti... Iya mbak, yanti juga bukan orang yang agresif. Tapi pas ada yang ngelirik, yah dikasih2 harapan. Biar dia tau kalau qta juga suka kok, so.. ayoo nembak.... hihihi....
26 October at 08:11 · Like
Fitri Gita Cinta huaaaaa... aq ga ngalamin deg2an kek mbak ade, malah kaget, bangun dari tidur pas buka hp langsung dpat 'pinangan' :D

tp sekarang udh ganti ost kan, mbak ya bukan wali lagi.. hehehe
26 October at 09:03 · Like
Ade Anita hehe.. yanti.. ini pengalaman pribadi nih? ehem.. ehem
@fitri: duh, kamu mah emang dah dijodohin sama nurul selamanya sepertinya.. jadi udah tenang aja, karena jodoh dah ditangan... aku ini nih kemarin2 sempat kebingungan nyari jodoh
26 October at 12:56 · Like
Tsania Putri Rahmadani menohok nih Mba Ade. hehheee
26 October at 15:33 · Like
Ade Anita upss! soriii tsania...hehehe
26 October at 16:46 via Facebook Mobile · Like
Nesya Eka Putri ‎(^^)b
26 October at 18:08 · Like
Dwi Klik Santosa jodoh itu ndak tahu lah ... hahaha ... lha wong saya masih njomblo juga je .... hahaha ...
26 October at 21:41 · Like
Ade Anita aku bisa merasakannya kemarin dwi... ..meski cuma ngerasain jadi jomblo di urusan sayembara aja
26 October at 22:33 via Facebook Mobile · Like
Syaiful Alim kalau aku?

ide atau tema yang digelar Mbak Ade sungguh kontekstual!
26 October at 23:40 · Like
Ade Anita iya syaiful...notes ini ditulis untuk mengenang suka duka ikut sayembara menulis kolaborasi cinta berpasangan dgn sahabat... itulah yang aku rasain kemarin waktu nyari partner kerja...
27 October at 07:39 via Facebook Mobile · Like
Nurul Asmayani hahaha...lucu banget Mba.
Jadi dibawa serius gitu Mba nunggu pasangannya. Kalo aku kemarin langsung aja nembak...karena ngerasa sudah punya soulmate nulis
hihihi
27 October at 21:13 · Like
Ade Anita hehe...nggak sih nurul, nggak dibawa serius sebenarnya..tapi, tiba2 aja aku jadi teringat semua nasehat yg pernah aku berikan pd mereka yg menanti jodoh dan aku langsung aja terkoneksi utk nulis ini...
27 October at 21:35 via Facebook Mobile · Like

Moment paling gila

Moment Paling Gila
by Ade Anita on Friday, 29 October 2010 at 13:58
Apa hal paling gila dalam hidupmu?
Ketika membaca audisi menulis tentang hal-hal paling gila dalam hidup ini, yang ada di kepala saya bukan:
"Duh, apa ya?"
Melainkan:
"Duh, yang mana ya yang paling gila?"

Hehe, ini audisi menulis tentang moment paling gila yang pernah hadir dalam hidup seseorang yang diadakan oleh Penerbit Leutika dan saya sudah terlanjur mencentangnya untuk "aku harus ikut!". Karena komitment untuk ikut inilah akhirnya membuat saya selama beberapa hari mulai gelisah memilah moment yang paling gila yang pernah mampir dalam hidup saya.

Sebenarnya, audisi ini tidak mensyaratkan harus pengalaman pribadi, tapi, untuk apa menuliskan pengalaman orang lain jika moment gila sering mampir dalam hidup saya?

"Eh, anak-anak, bantuin ibu dong milih pengalaman masa lalu ibu yang paling gila."

Ketiga anak-anak saya mengangguk. Di rumah, kami memang punya satu ruangan pavorit, namanya tempat tidur di kamar tidur utama. Setiap malam, kami sekeluaga berkumpul di atas tempat tidur ukuran besar itu melakukan banyak hal. Bermain balon, tebak-tebakan, mengerjakan pr, tanya jawab pelajaran, diskusi, debat, saling bercerita, ngobrol hal-hal yang tidak bermutu, ngegosip hal-hal yang bermutu, dan sebagainya. Mungkin jika di barat lebih mirip acara pijama's night. Nah, malam itu saya pun memulainya dengan meminta pendapat anak-anak saya tentang apa yang ingin saya tulis dan ikuti.

"Apa saja?"
"Nih, cukup gila nggak. Ibu sama teman-teman ibu pernah nih, … ceritanya waktu itu sma 8 nyuruh kita-kita bikin liputan ke museum perangko. Kerjaannya guru seni rupa kalau nggak salah. Ya sudah pergi deh ramai-ramai dengan kelompok ibu. Ngeliputnya sih cepat, ambil brosur, narsis di depan beberapa benda-benda yang khas museum untuk bukti bahwa kita dah datang, selesai. Nah, habis itu jalan-jalan kan sambil foto-foto. Tapi, kan kalau foto-foto itu selalu tuh, satu orang ambil foto yang lain gaya. Lama-lama kita pingin juga dong foto dengan formasi lengkap. Tapi, gimana caranya? Karena nggak ada selftimer di kameranya. Hmmm....mikir...akhirnya, ibu dapat akal. 'Eh, kita minta tolong aja.' Ya sudah ibu disuruh nyari pertolongan. Akhirnya, ibu teriak saja di taman mini itu...'TOLONGGG...'.....'TOLONGG...'.... Nggak lama kemudian, datang orang bule, dengan aksen bicara mirip Cinta Laura tapi dia laki-laki...'Adha Apha?..'..mukanya panik dan matanya celingak celinguk, lihat situasi di sekeliling ibu, apa nih yang bisa dibantu...emergensi apa nih yang terjadi. Nah, ibu langsung saja maju sambil senyum malu-malu, 'eh..anu...tolong fotoin aku dengan teman-temanku dong.'.... Uh, si bule langsung menunjukkan wajah cemberut model Cinta Laura lagi kesel, tapi dia mau bantu akhirnya. Dah selesai ceritanya. Gimana? Gila nggak?"

Anak-anakku melongo. Hawna, anak bungsuku (4,5th), malah bertanya bingung,
"Cinta Laura itu yang nyanyi baby baby bukan bu?"

Oh, that's it. Berarti ceritaku kurang gila. Pasti karena ada bumbu Cinta Lauranya. Lalu aku mulai menceritakan pengalaman gila lainnya. Kebanyakan dilakukan sebelum aku menikah, jaman dimana Cinta Laura belum lahir. Lalu melihat reaksi anak-anakku. Hingga waktu terus merangkak malam. MUngkin saat itu, Cinta Laura di rumahnya juga sudah tidur kali. Tapi belum ada keputusan apa-apa.

"Hah, cape nih, jadi pembicara tunggal dari tadi. Jadi yang mana dong?"

Anak-anak bengong.
"Ck..ck..ck. Ibu, aku kira sekarang saja ibu suka nggak mikir kalau mau ngapa-ngapain, ternyata sejak dulu toh." Salah satu anakku berkomentar.
"Makanya, kan ibu selalu bilang pas ibu cerita, atau ngapa-ngapain, kids and mom, do not try this without asist. Jadi keputusannya gimana nih?"

Akhirnya, setelah proses penjurian yang alot, sebuah kisah dipilih. Yaitu kisah tentang berburu hantu. Bagaimana ceritanya, ada di buku antologi Crazmo (kumpulan kisah paling gila atau Crazy Moment) yang diterbitkan oleh penerbit Leutika di tahun 2010 ini.

Beli ya... (wehhheeee....ujung-ujungnya dagang eike...hehehe).
------------------
Penulis: Ade Anita.
Jika ada yang ingin memesan buku ini, silahkan inbox aku ya.



Like · Comment · Share · Delete
Nur Azizah, Sari Viciawati, Dini Kaeka Sari and 11 others like this.
Akhi Dirman Al-amin Full aku sudah punya mbak :)
makasih ditag
28 October at 19:04 · Like
Tyan Purwanti nanti coba dibuat bu.. Bocoran, mau buat cerita gila waktu tersesat di hutan belantara..hehe makasih ya ;)
28 October at 19:20 via Facebook Mobile · Like
Hairi Yanti mbak Ade kereeen... selamat ya mbak buat buku barunya.. :)
28 October at 19:37 · Like
Ade Anita eh.. santi.. ini bukan pemberitahuan adanya audisi.. tapi pemberitahuan bahwa bukunya sudah terbit dan .. ayo atuh dibeli...
28 October at 19:38 · Like
Ade Anita ‎@yanti: yang keren orangnya atau bukunya? nih.. soalnya pujian itu menentukan mana yang akan kembang kempis mendengarnya..
28 October at 19:39 · Like · 1 person
Hairi Yanti Hihihi.... orangnya cantiiiik.. piagam yang di belakang buku itu yang keren :)

btw, yanti lagi ngebayangin wajah mbak Ade kalau lagi ngomong.. Moga qta bisa kopdar nanti ya mbak... :)
28 October at 19:41 · Like
Ade Anita iya yah.. pingin banget kopdar... tapi aku suka ngobrol, jadi nanti kamunya malah keberisikan... hehehe.. semoga tidak ah... nanti aku persembahkan the best of me deh kalau ketemu kamu... *duh, jadi kangen gini... ketemuan yukkk.... kapan ya? Yanti kapan ke Jakarta?
28 October at 19:46 · Like
Dh Ismail great,,,,selamat menikmati moment paling bahagia,,ha,,ha,
28 October at 19:47 · Like
Ade Anita makasih pak Is..
Eh.. makasih juga untuk akhi dirman... (udah punya ya? alhamdulillah...ayooo..siapa lagi yang mau menyusul untuk memilikinya?)
28 October at 19:48 · Like
Tyan Purwanti ooh, yah kalo gitu belajar deh bu..lagian emang belum pernah buat.. *payah nih*
28 October at 20:01 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah GREAT!!!! :)
28 October at 20:05 · Like
Hairi Yanti yanti juga suka ngobrol mbak... hehehe... iya nih mbak jadi kangen. Belum tau kapan bisa ke Jakarta, kemarin sih ada rencana keluarga besar mau jalan2 ke Jakarta akhir tahun. Tapi yang punya Baby protes... katanya tunggu babynya besar duluuu.... Hadooh.. jangan2 pas baby itu besar ada baby baru lagii.. :))
28 October at 20:12 · Like
Nazla Luthfiah mbak ade, coba ya ngga usah ikutan nampang sama bukunya. cukup bukunya aja wakakakakakak.

Eniweeeeeei, congrats, ya! Semangat nulis mba ade patut diitiru, ihiy :)
28 October at 20:14 · Like
Bunda Radith 'Atha' Aq mauuuu doxxx mbaaa buku'y :)
28 October at 20:33 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@lulu: sesekali narsis lu... tadinya bukunya mau ditaro di depan muka, tapi .. arna nanya mulu, motonya apaan aja nih bu jadinya? halah..ya udah sekalian aja deh, buat titik fokus moto *alasan yg ngasal
28 October at 20:34 via Facebook Mobile · Like
Imazahra Fatimah Cantiknya dirimu Mbak :-)

Senangnya menjadi anakmu ya, Ibu yg kocak sekaligus hangat :-)
28 October at 20:35 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@bunda: alhamdulillah..akhirnya jualanku laku juga...inbox aku bun..:))
ayoo..ayoo..yang lain..yang lainnn
28 October at 20:36 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki hehehehehe
mbak Ade ternyata "gila" juga y? sy sdg tgu bukunya sampai mbak. hehe
walaupun sy g lolos,tp sy msh ketawa bc tlsn sy sendiri. mau posting di fb? aih, malu...hihi
28 October at 20:43 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@imazahra: duh, makasih ya...asli tersanjung...(hubunganku n anak2 emang spt teman, jadi kadang mrk suka ngasi komen yg buat orang lain mungkin mencengangkan)..
28 October at 20:44 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita oo..eh.. saranku sih, naskah yg belum lolos jangan buru2 ditayangin trid..kali aja ada audisi lagi, naskahmu bisa dipermak lagi dan bisa dikirim ulang...bener deh...
28 October at 20:49 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki oo.githu y mbak.
amiin..
oke deh mbak..
*semoga ada yg bc komen di notes ini trus bikin audisi serupa.hehehe
28 October at 20:54 via Facebook Mobile · Like
Irma Suprihandijah De, gue mau dunk beli..secara guekan salah satu tokoh cerita gila lo itu..gimana caranya...kabarin yah
28 October at 20:55 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@irma: hehehe....besok lu gue inboxkin deh ma..sip... btw...kisah2 kita banyak yg gila tuh dulu...enaknya dibukuin sendiri kali ya...hahaha...khusus ttg cerita jaman sma dulu..
28 October at 21:04 via Facebook Mobile · Like
Irma Suprihandijah Siip deh, gue tunggu yah...boleh juga tuh kayaknya msh byk deh kegilaan kita dulu, ntar gue bantu ngingetin deh...secara tiap episode kita selalu ada dikegilaan itu hahahhaha
28 October at 21:11 via Facebook Mobile · Like
Amanda Ratih Pratiwi aq dah baca :D walaupun cuma 4 lembar tapi tatut baca agy..xixixixi..
28 October at 21:34 · Like
Tyas Amalia Yahya harganya berapa Mbak? butuh bantuan jualan ga? *freelancer semua disabet :p
29 October at 00:40 · Like
Astia Rashid Itu buku ciptaan ade yha? Bingung.com..belinya dimana? Hrgnya brp?ia mau dong..
29 October at 01:24 via Facebook Mobile · Like
Miyosi Ariefiansyah udah baca mbk ade, bareng mbk mendol, mbk april, nisa, n nur (anak2 flp bkasi)

kami g cuma ketawa ngakak mbk, tapi gak doyan makan, xixixixixi,

keren abisss
...See more
29 October at 06:44 · Like
Ade Anita ‎@tia: nggak tia, nggak cuma ade yg nulis di dalamnya, ada juga penulis lainnya..namanya juga antologi...nanti ya ade inboxkin..eh..kayaknya dijual deh di toko buku
29 October at 07:27 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@tyas: hehe...belum yas, nanti aja daganginnya kalo satu buku aku semua yg nulis...
29 October at 07:28 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@miyo: ups..bacanya paket hemat ya? satu buku dibaca rame2...hehehe
29 October at 07:28 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@manda: oo, berarti kamu bacanya bareng miyo dunk...
29 October at 07:30 via Facebook Mobile · Like
Anne Adzkia Indriani Mbak ade,aku mah pgn baca kisah gila mbak ade lengkap aja ah..baca yg diatas itu aja ngikik ngikik meringkik...kikikikik. Ayo mbak,publish your own book..nanti aku pesen pertamax deh :)
29 October at 07:35 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita waa...anne..insya Allah tahun depan ya... ini masih ngumpulin tulisan, targetnya pingin nulis 50 cerita yg beragam...
29 October at 08:02 via Facebook Mobile · Like
Sari Viciawati hihihihi.... ini adalah iklan yang paling gila-gilaan :D jadi kepengen beli ;))
29 October at 13:13 · Unlike · 1 person
Ade Anita sip... sip... berarti persuasiku kena dong... hehe
29 October at 13:52 · Like
Nur Azizah hahahaa...mbak, kisah di atas juga layak dimasukin tuh buku :)
entah kenapa setiap kali baca komen2 anak2 mbak ade, aku selalu ngakak =))
29 October at 14:33 · Like
Ade Anita hehe.. kebalikan sama anakku .. mereka selalu bilang.."ibu.. ibu.. suram banget sih!"... hahaha.... (ini bahasa gaul, jadi aku nggak pernah marah dengan arti harfiahnya yang seram itu.. paling orang lain yg bakal geleng2.."hei, ke ibu sendiri kok gitu sih?" huahaha.... untung aja mereka nggak ada di posisi aku.. kalau ada, bisa2 jantungan kali... bahasa gaul jaman sekarang parah2
29 October at 14:40 · Like
Nur Azizah hahaha...iya mbak. tp mungkin krn mbak ade membiasakan diri berinteraksi dg mereka layaknya seorang teman, makanya mrk bs lbh bebas mengekspresikan diri mrk. aku suka itu.

dan komen2 mrk seperti yg barusan mba sebutkanlah yg bikin aku ngakak...See more
29 October at 14:44 · Unlike · 1 person
Nur Azizah sun sayang bwt hawna mbak :)
29 October at 14:56 · Like
Ade Anita baiklah...(asyikkk...)
29 October at 15:14 · Like
Nur Azizah huaa? ^^
29 October at 15:26 · Like
Nuthayla Anwar Ade, kamu kan memang pengoleksi kisah gila gilaan terlengkap...he he he...
10 November at 03:02 · Like

Putri dan Mahkotanya

Putri dan Mahkotanya
by Ade Anita on Friday, 29 October 2010 at 15:13
Ada keributan yang cukup sengit di rumahku
Suara teriakan saling sahut menyahut
Nada amarah kental tersembunyi di dalamnya
Pertikaian hebat pasti sedang terjadi

Aku tergopoh-gopoh berlari menghampiri
Jantungku berdebar-debar, khawatir peperangan memecahkan suasana damai yang telah tertata
Apa jadinya dunia jika peperangan sudah merambah ke dalam rumah kita sendiri?
Ini tidak boleh dibiarkan
TIDAK
Semua harus dihentikan

"Hei... ada apa ini? Kenapa saling teriak satu sama lain?"
Aku langsung bertanya pada dua orang putriku yang saling berhadapan
Wajah mereka tegang, bibir mereka cemberut
Hawa kemarahan telah memenuhi seluruh isi kamar

"Itu bu.. Hawna! Dia mengaku bahwa dia seorang Princes.. padahal kan dia bukan ya?"
Anakku yang nomor dua (11 tahun) menunjuk adiknya dengan kesal
Sebaliknya adiknya, Hawna (4,5 tahun) langsung membantah dengan garang
"Tapi aku memang Princes!!!"
"Bukan!"
"Iya... aku seorang princess!!!"
"Apa buktinya kamu seorang princess??"
"Itu.. di pintu kamarku ada gambar tempel princess, berarti aku memang Princess!!"
"Itu cuma gambar tempel.. Mbak Arna yang beli di abang-abang gopek."
"Tapi aku punya mahkota, berarti aku princess!!"
"Ya ampun deh, itu mahkota di abang-abang juga, harganya cuma seribu."


Huh... Ini mah peperangan konyol... Buat apa diladeni.
Aku menggeleng-gelengkan kepala
Dasar anak-anak... aku saja yang jelas-jelas Ratu diam-diam saja... eh, mereka pakai ribut!!
-------------------
Penulis: Ade Anita
Catatan Penulis: Dan hingga detik notes ini ditulis, salah satu dari mereka masih tetap bersikukuh bahwa dia seorang Princess. Salah seorangnya malah mulai memprovokasi pihak ketiga untuk turut serta:
"Ayah... ayah jadi raja mau kan?"


Like · Comment · Share · Delete
Miyosi Ariefiansyah, Nur Rahma Hanifah, Saptari Kurniawati and 3 others like this.
Fitri Gita Cinta kwkwkwkkwwk... sang ratu hanya bisa tersenyum.... :D
29 October at 15:22 · Like
Nur Azizah wkwkwk...ya udah hawna jd princess...mas ibam prince, mba arna jd big princess, dan mba ade jd ibu surinyaa... :))
29 October at 15:32 · Like
Ade Anita hahaha.... yang bikin rame.. karena hawna maunya, mbak arna jadi peri yang mendampingi princess. jadi kalau ada yang ganggu si princess, si perinya bisa bertindak.. terang aja arna menolak mentah2...
29 October at 15:41 · Like
Ade Anita ooh ya... mas ibam nggak mau jadi prince... nolak keras.. sampai harus dibujuk sama hawna, "udah, jadi pangeran aja, nanti dapat mahkota juga kayak aku."..."Nggak deh makasih... cukup kamu aja, mas ibam nggak mau ikut-ikutan."
29 October at 15:42 · Like
Nur Azizah hahahhaa....tuan putrinya kyk cinderella ajaahh..gini nih klo ibunya doyan fairy tale. kekekekk
29 October at 15:43 · Like
Ade Anita hahaha... komenmu zah, mirip komen suamiku..hahahaha
29 October at 15:48 · Like · 1 person
Astrid Septyanti Fuyuharuaki ya sdh mbak, di bedain aja namanya, yg 1 cinderella yg 1 lg putri salju. nah,kan sm2 princess..
hehehe
29 October at 15:53 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@astrid; hehe.. ngomong sama hawna kadang kayak ngomong sama angin lalu... "tapi aku mau jadi princess"
29 October at 16:00 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki hehe
ya,namanya juga anak2 mbak. :)
atau kalau princess salju gmn?
*aih,bhsa inggrisnya apa yah? hm snow white princess. . .
nah,kan keren tu mbak. hehehe
29 October at 16:05 via Facebook Mobile · Like
Sari Viciawati Perdebatannya akademik sekali. Sampai harus pakai bukti... Biar validitas tak meragukan. Hihihi...
29 October at 16:07 via Facebook Mobile · Like
Cepi Sabre tidak bisa tidak, pasti ketularan ibunya. hahaha ...
29 October at 16:08 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@sari: wuahaha....emang!!... mereka kalau bertengkar selalu mengetengahkan bukti2 yang akurat (meski kadang maksa).. kadang, suka ditambahin "ah, alasannya nggak ilmiah!!".. waah.. makin meradang dan makin berhamburanlah kalimat2 ilmiah yang dipaksakan keberadaannya... ngerti nggak ngerti yang penting ngotot..
29 October at 16:09 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@cepi: hahaha...*ups, sebagai ratu harus tertawa dengan penuh wibawa...
29 October at 16:10 · Like
Nur Azizah hihihii...ngebayangin mas bandi komen begitu :)
29 October at 16:13 · Like
Tyasti Aryandini Hihihi..nanti kalo mbak Arna and Hawna berdebat lagi..mbak Ade dtg aja smbl bilang "cemilan ceman-ceman" and bener2 bawain cemilan...pasti pd menghambur ke Mbak Ade..hihihi..iklan bgt..iklan yg lucu krn smua princessnya lg kumpul hehehe...
29 October at 16:45 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita ide bagus tyasti.. :)
29 October at 16:50 · Like
Ilham Q Moehiddin Hahahahahahahaha...udah deh..dua duanya princess-nya Ummi Ade Anita ^_^
Abah Adi jadi Raja...Ummi Ade jadi Ibu Suri. Nah, adil kan? hehehehehe

Hawna...sedang belajar menjejaki imajinasinya (wanna be a preaty princess), sedang sang kakak sedan...See more
29 October at 16:56 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@pak ilham: manggilnya ibu dan ayah kok..:)... tapi betul... sama2 lagi belajar.. cuma lucu aja kenapa harus bertengkar.. hahaha..hiburan gratis..
29 October at 16:58 · Like
Susiana Djati he...he...he...untung anakku baru satu mbak...jadi belum pernah terjadi keributan seperti itu...seru juga ya...
29 October at 17:09 · Like
Ade Anita seru banget... udah tambah satu lagi.. *loh?? celingak celinguk.. lihat kalau2 ada petugas KB di dekatnya.. takut dipentung
29 October at 17:11 · Like
Arfianti Dwi Kusuma Xixixi....kayaknya hawna punya bakat kayak ibunya...de..hawna pinter gambar kan? Bikin komik ajah..pasti seru...imajinasinya tersalurkan..hi2..anakku jg suka bikin komik de...ntar yg baca ayh ibu n temen2 nya..he3..ditunggu ya hawna sayang...
29 October at 19:08 via Facebook Mobile · Like
Tyas Amalia Yahya hahaha.. ampunnnn..
jadi pengen punya anak juga *lohhhh :p
29 October at 21:09 · Like
Afifah Ahmad hm....baca note ini di hp, jadi gak tahu 'takaran' ceritnya. ternyata oh....ternyata kisah pendek yang inspiring banget. Plus lucunya itu loh...sampe gak nyadar dilirik sama sebelahku *bacanya sambil nangkring di bus*

hasil baca? Pengen puny...See more
29 October at 21:58 via Facebook Mobile · Like
Hairi Yanti Hahahaha........ Ini princess lagi baca dan komen tulisannya ibunda Ratu :)))
30 October at 10:50 · Like

Bola Mata Penuh Cinta

tayang di facebook 20 oktober 2010 at 08:11,
"Hei you...."

Aku menyapa pemilik sepasang bola mata itu. Sedari tadi aku tahu dia terus menerus memandangku diam-diam tapi tiada putus. Pemilik sepasang bola mata itu langsung tersipu-sipu malu. Wajahnya merona merah jambu, senyumnya langsung mengembang malu-malu. Menggemaskan.

"Ada apa sih, dari tadi ngeliatin terus?"

"Eh...nggg... Nggak papah."

Lalu wajah itu kembali terlihat dibuat serius melihat jalanan yang terbentang di depan. Aku tahu dia hanya berpura-pura serius menekuri jalanan.
Itu sebabnya tidak bertahan lama.
Beberapa menit kemudian, aku tahu mata itu sudah kembali menatapku diam-diam.

Uh.
Tidak bisa dibiarkan. Aku kan lama-lama penasaran ditatap diam-diam dengan pandangan sayu penuh kerinduan itu. Dalam hitungan detik, aku berbalik tiba-tiba dan memaksa agar bisa saling berhadapan dengan orang yang ada di sampingku sejak tadi ini. Yang diam-diam terus menatapku dengan pandangan yang membuat hati berdebar-debar dengan cara pandang yang sayu penuh kerinduan. Atau mungkin kekaguman. Atau... Apalah itu, yang pasti aku tahu itu tatapan penuh cinta. Atau....apakah ini cuma kege-eranku sajakah?

"Kenapa sih, dari tadi ngeliatin terus? Eh... Udah ketahuan, nggak boleh pura-pura nggak lihat. Ayo... Jujur? Kenapa?"

Aku bukan lagi berdiri berhadapan dengannya sekarang. Tapi sudah jongkok di pinggir jalan, agar bisa melihat langsung ke dalam bola matanya. Agar bisa menangkap semua kejujuran yang tersimpan di bola matanya.

"Aku...ngg... Aku sayang sama ibu. Terima kasih ya sudah jadi ibu aku."

Deretan kalimat jujur itu meluncur malu-malu. Bersamaan dengan rona merah yang memancar dari pipinya. Membuatku terpaku sejenak.
Terperangah.
Kehilangan kata-kata.

Lalu tiba-tiba hati ini melayang hingga ke langit ke tujuh. Mata ini spontan basah oleh haru.
Subhanallah.
Aku peluk saja dia, anak bungsuku yang punya wajah secantik bidadari dan isi kepala bersih seperti embun. Tak peduli bunyi klakson mobil yang tidak bisa lewat karena kami memang sedang berada di pinggir jalan kampung yang tidak lebar. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang kebingungan. "Ya ampun, bu ade, sama anak sendiri kok ya kayak gitu, lah tiap hari ketemu juga. Kenapa harus ganggu lalu lintas sih?"....

"Ibu juga sayang sama Hawna. Banget. Makasih juga ya nak." Lalu tubuh mungil itu aku rengkuh erat-erat. Sementara bunyi klakson akhirnya berhenti dan semua kepala menatap kami dengan senyum ikut bahagia

---------
Penulis: Ade Anita, ketika sedang menunggu saat Hawna harus therapy penguapan (inhalasi) lagi untuk yang kelima kalinya agar asmanya tidak kambuh lagi sepanjang musim hujan ini. Semoga anak-anakku jadi anak yang kuat dan sehat dan sholeh/sholehah kelak.

Catatan penulis: Seandainya dari dulu aku tahu betapa dasyat pernyataan cinta seorang anak pada orang tuanya, tentu sudah aku katakan pada orang tuaku almarhum/almarhumah dulu, betapa aku amat mencintai mereka. Karena ungkapan cinta ini ternyata bisa menghilangkan penat, sakit, pedih, lelah, dan juga menerbitkan semangat, semangat dan semangat, serta rasa berarti dan perasaan menjadi orang paling beruntung di dunia.


Like · Comment · Share · Delete
Aisyah Dian, Fitri Gita Cinta, Nur Rahma Hanifah and 6 others like this.
Prima Sagita hm...
aku bisa merasakan indahnya, meski hanya membaca kisah ini..
semoga sehat selalu ya nak!
19 October at 17:24 · Unlike · 2 people
Elisa Trisnawati ungkapan cinta yg sederhana bisa menghapus semua derita, pedih dan lelah ya de............
btw anakku jg asma, terus dari TK aku masukkin les renang. selama 4 thn dia berenang rutin de, dan asmanya ga pernah kambuh lagi. Coba deh de pengobat...See more
19 October at 17:26 · Unlike · 1 person
Ade Anita iya... kemarin dokter juga nyuruh anakku ikut renang.. biar tulang dadanya berkembang dan paru2nya bisa lega... hehehe... cuma masih waiting list pas kemarin aku daftar..
19 October at 18:55 · Like
Qonita Musa menyentuhku Mbak Ade :)
19 October at 19:14 · Unlike · 1 person
Ade Anita makasih
19 October at 19:15 · Like
Ilham Q Moehiddin Naskah yang kuat...mengkisahkan anak sholeh yang juga sama kuatnya.

Gak usah nungguin tempat renang yang pake daftar-daftaran...Bawa ke tempat renang lain aja hehehehe. Moso' Hawna mesti nunggu gara2 tempat renangnya kepenuhan.

Bibi aku dulu pernah kena asma, dan sekarang sembuh. Kami cuman mengajak beliau tinggal sebulan dirumah keluarga dipinggir pantai/pesisir di Sikeli (nama tempat itu). Sejak pulang dari sana beliau gak pernah kambuh lagi asmanya. Alhamdullilah. Ternyata hawa laut yang mengandung kristal garam adalah mineral ampuh utk membuka saluran nafas yang tersumbat. Semoga bermanfaat.
Salam
19 October at 19:20 · Like
Ade Anita hmm... di jakarta pantai yg bersih sudah dikavling oleh mansion dan apartemen atau perumahan eksklusif (bisa dibeli, dgn cicilan 10 juta perbulan, harus cepat krn harga naik bulan depan katanya..hehehe)... sisanya pantai kotor tempat nelayan jemur ikan, atau kanak2 memungut ikan yg mati kena merkuri...
kolam renang yg waiting list ini kolam renang khusus wanita dgn guru renang muslimah juga.....dari kecil, anak2 sudah aku ajarkan betapa penting aurat itu, jadi emang harus sabar demi sebuah idealisme yg prinsipal.... dibawa happy aja..
19 October at 19:36 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma So sweet...anak sekarang lbh pintar mengekpresikan perasaannya ya de....semoga menjadi anak2 yg shaleh n sholehah...
19 October at 19:39 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Lia Kiftia subhanallah....
Aq merasakan keharuan, smoga hawna diberikan kesembuhan dari Allah yg tidak mninggalkan bekas.
Aq aja masih gemetar klo tiap mo tidur lintang ucpkan aq sayang ibu.
Jzk de......
19 October at 19:47 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Tyasti Aryandini Hawna..sungguh kemudahan itu milikmu..semoga Hawna selalu tumbuh kuat dan sehat dan sholihah pastinya ..Hawna berenang aja sedikit2, juga naik sepeda sedikit2, berenang dan naik sepeda dianjurkan bagi penderita asma...akhir2 ini saya banyak baca artikel ttg asma,trmasuk mengurangi kemungkinan asma utk janin,karena suami saya pengidap asma keturunan,semua kakak dan keponakannya punya bawaan asma, kalau sdh kambuh hrs di inhalasi spt Hawna..ayo Hawna berenang sama tante tyas nanti yaa..
19 October at 19:51 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Faradina Izdhihary Aku dulu sampe bela2 in anak keduaku kubuatkan kolam kecil di halaman Mbak. Alhamdulillah sekarang sembuh asmanya.
Moga2 dikuatkan Say. Bener renang pilihan terbaik.
Sabar yaaa
19 October at 19:58 · Unlike · 1 person
Afifah Ahmad wow....mengembun aku di sini, sungguh. Selalu, cerita mbak ade punya kekuatan 'meremas' emosi....tfs ya
19 October at 20:36 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Naqiyyah Syam Full mbak, aku kecil juga suka asma, alergi berat dengan dingin dan debu. Sekarang udah jarang kambuh.semoga lekas sembuh, ceritanya mengharukan:)
19 October at 21:37 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@afifah: terima kasih ya... aku selalu semangat membaca apresiasimu.
@naqiyyah: iya, aku juga... tapi sampai sekarang masih suka kambuh asmaku.
20 October at 07:51 · Like
Ade Anita ‎@arfianti: iya.. anak sekarang lebih terbuka untuk mengungkapkan perasaannya ya... mungkin karena dulu, budaya orang tua kita mengajarkan untuk menyembunyikan hal2 pribadi seperti ini..semnatara sekarang, kita mengajarkan budaya yang lebih terbuka pada anak2 kita... tapi itu asli mengingatkan aku, bahwa seharusnya aku bilang I Love You ke kedua orang tuaku dahulu... hiks.
20 October at 07:52 · Like
Ade Anita ‎@mbak farad: wah.. kalo kolam kecil buat main2 aku sih punya mbak.. tapi dokter nyuruhnya untuk belajar renang gaya dada, ini bagus banget untuk penderita asma.
20 October at 07:53 · Like
Ade Anita ‎@lia: terima kasih lia.
20 October at 07:53 · Like
Ade Anita ‎@qonita: Terima kasih ya.
@tyasti: kata dokter, asma itu bukan penyakit keturunan. Tapi, yang diturunkan itu bentuk tulang dadanya dan bentuk tulang kerongkongan dan tenggorokannya. Nah, nanti ada faktor2 pencetusnya... bisa alergi, stress,...See more
20 October at 07:56 · Like
Ade Anita tapi memang aku menjadwalkan untuk mulai renang... harus sepertinya...
20 October at 07:56 · Like
Ade Anita ‎@prima, ilham dan elisa: makasih ya...
20 October at 07:58 · Like
Denny Herdy Ibu...."Terima kasih ya sudah jadi ibu aku"...Touching...heheh...Inget nyokap di kampung...Makasih udah di Tag....Salam
20 October at 08:24 via Facebook Mobile · Like
Dessy Aja momen2 indah itu datang seperti membasuh semua keringat kita ya mbak..
mei th ini saat selesai mempacking bingkisan ultah utk teman2 sekelasnya, putriku satu2nya tiba2 berucap : maaf ya ma..udah ngerepotin...
wuiih...hati seperti dihujani sal...See more
20 October at 08:24 · Like
Arfianti Dwi Kusuma Ade...terima kasih utk saling berbagi dan mengingatkan...semoga aku makin menyayangi n membahagiakan orangtuaku di hari tua mereka...mungkin malah aku hrs byk belajar dr ank2 bgmana mengungkapkan rasa sayang kita ke ortu...tdk hny mjd terba...See more
20 October at 08:37 via Facebook Mobile · Like
Tyasti Aryandini Mbak Ade, Mbak Tias and Mas Gola Gong lg mau bikin cerita keroyokan My Anger vs My Angel ttg kisah anak dan ayah ibu nya..sptnya kisah angel hawna ini sgt indah,bs dijadikan buku parenting ^_^ trimakasih info ttg asma nya ya Mbak Ade..smlm saya baru plg dr RS krn abi nya asma nya kambuh lg..smoga Allah selalu memberi kesehatan utk kita dan keluarga, amin ..
20 October at 09:00 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah mbak ade, sangat terharu membaca kisah ini. dan sangat, sangat bisa kursakan. aku pun... dari kecil mengidap asma. aku tau persis apa yang hawna rasakan. tapi percayalah mbak ade, hawna anak yang kuat. aku yakin itu. apalagi dia punya cita-cita dan hebat seperti ibu ayahnya :) hawna pasti bisa melewati ini semua. asma... we have asthma, but asthma doesn't have us! :)
20 October at 11:15 · Like
Ade Anita ‎@herdi: makasih..
@tyasty: iya sih...pingin ikutan..tapi dilema sendiri mau dikutkan disana atau bikin proyek solo saja..masih menimbang-nimbang dan mengumpulkan...
20 October at 11:16 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah dan, satu lagi yang sangat sangat penting. perhatian dan cinta yang bisa divisualisasikan oleh anak adalah bentuk treatment lain yang juga dibutuhkan oleh penderita asma. percayalah. tidak hanya renang, propolis, obat-obatan kimiawi, inhalasi, oksigen, atau yang lainnya. tapi cinta... treatment cinta, khususnya dari orang tua itu dahsyat sekali pengaruhnya :)
20 October at 11:18 · Like
Ade Anita ‎@dessy dan arfianti: nah itu dia...jujur, aku selama ini belajar amat sangat banyak dari kepolosan, kejujuran, keikhlasan dan kebersihan isi hati n kepala anak2ku..mereka aku angkat jadi guruku sejak mereka masih dalam kandungan... subhanallah, mereka itu calon penghuni surga (anak2 akan langsung masuk surga jika mereka meninggal di usia anak2..itu sebabnya mereka aku angkat jadi guruku, krn aku pingin banget masuk surga..hehehe)...
20 October at 11:20 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@nur rahma hanifah: iya dear..amminn...semoga anak2ku bisa sehebat dirimu juga.. hmm..aku dulu juga bolak balik rumah sakit ditemani ibuku, tapi dulu aku lupa bilang terima kasih pada beliau almarhumah..jadi terharu aja denger hawna bilang itu, sekaligus menyesal, kenapa dulu aku tidak mengatakan kalimat cintaku pada ibuku....kan dia dulu juga sama lelah dan penatnya mengantar anaknya bolak balik ke rumah sakit..hmm...*sign
20 October at 11:24 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita iya hanifah..betul..cinta...karena cinta akan menerbitkan semangat untuk melakukan perubahan untuk senantiasa sehat..dan cinta akan menghilangkan segala jenuh dan bosan dan lelah...
"ayo hawna, kita ke rumah sakit lagi."
"Ah, bosan aku. cape."
"Jangan bosan sayang, kan kalo hawna sakit nanti ibu sedih. padahal, ibu sayang banget sama hawna."
"iya, sudah, ibu nggak usah sedih. aku mau kok ke rumah sakit biar aku sembuh dan bisa sama ibu lagi." lalu dia mengecupku. lalu bersedia diapa sajakan tubuhnya di rumah sakit itu. dengan senyum yang tiada putus dan bola mata yang senantiasa berbinar ceria. Itulah hawnaku.
20 October at 11:31 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Indria Auliani ‎:(
20 October at 11:42 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah Subhanallah.... hawna pasti bisa sehat. i really believe that. keep semangat ya mbak ade dan hawna... :)
20 October at 12:03 · Like
Fitri Gita Cinta subhanallah... smg hawna selalu diberi kesehatan.... ^__^

anak sekarang keknya mudah bilang aku sayang ibu/ayah drpd aq hehehe.. paling cuman beliin barang atau ngajak makan biasanya itupun cuman bilang krn lg dpt bonus bukan krn pengen blg ...See more
20 October at 13:04 · Like
Ade Anita makasih fitri, hanifah...
@indri: kenapa say kok sedih?...oo...aku denger kabar tentang ayahmu...ikut duka cita ya sist...
20 October at 15:01 via Facebook Mobile · Like
Wisye Gazali subhanallah... aku ikut melayang ke langit ketujuh juga Mbak!
20 October at 16:52 · Like
Nurul Asmayani Mba Ade, dinihari ini berembun aku membacanya Mba.
Hawna, syafakillah ya.Semoga sehat dan jadi anak sholihah *peluk Hawna*
21 October at 02:48 · Like
Ade Anita wisye dan nurul.. makasih ya..
23 October at 16:40 · Like

Teristimewa (bagian keempat, bersambung)

Teristimewa lanjutan ke 4
Dari Celah hingga Jalan Raya

I. Celah.
Sebuah lubang yang terjadi tanpa sengaja.
Sebuah lubang tempat kesempatan bisa didapat.
Sebuah kesempatan yang terjadi hanya satu kali.

"Ibu menikah dahulu dengan bapak usia berapa?"
Aku bertanya pada perempuan yang terlihat putus asa di hadapanku ini.
Mungkin ini pertanyaan yang tidak penting.
Bukankah tak berguna bertanya pada daun kering yang tergeletak di atas lumpur, siapa yang menjatuhkannya dari ranting pohon?
Tapi sebuah kenangan cinta yang terekam baik selalu menerbitkan seulas senyum
Dan aku melihat setitik warna merah jambu di pipi yang tirus.

"17 tahun."
"Wah... Sweet seventen dong. Siapa naksir siapa nih?"
Sebuah senyum merekah di wajah tirus yang sumringah.

II. Pelangi
Tujuh warna fantastis yang menghiasi langit yang basah.
Merah yang membara oleh gairah, Hijau yang khusyuk, Jingga yang genit, Kuning yang lembut, Biru yang mengemban rindu, Nila yang tegas, Ungu yang tegar
Semua air mata bidadari yang jatuh bersama hujan, tersapu oleh indahnya pelangi
Lengkungannya selalu mampu membuang lara

"Kami dahulu menikah sirri. Bawah tangan. Sudah kadung cinta mati sama bapak. Jadi nggak peduli lagi meski orang tua nggak setuju. Jadi meski hidup susah tetap saja rasanya tentrem. Tapi sama orang tua akhirnya direstui sih, jadi nikah ulang biar dapat buku nikah."
Lalu mata yang cekung itu mulai melirik ke arah dinding yang penuh dengan bercak-bercak jamur
Hitam
Licin
Bau
Dan disanalah terdapat sebuah bingkai sederhana yang berisi sebuah potret.
Seorang pemuda tampak tersenyum bahagia mendekap seorang gadis remaja yang tertawa lebar.
Rona bahagia menebar.
Menghalau bau tengik jamur yang menempel di dinding yang tampak lusuh.
Bagai pelangi yang menghalau gerimis yang miris.

III. Atap.
Sinar mentari yang perkasa tak dapat menembus atap.
Padanya kita memperoleh kenyamanan untuk berteduh dari terik.
Tapi sebuah lubang kecil tak dapat menghalau tembusan cahaya.
Pada sebuah titik terang yang tertahta di lantai semen, mataku tertuju. Lalu menelusuri sulur cahaya yang terbentang antara noktah cahaya dan lubang di atap.
"Setelah menikah, langsung menetap disini atau masih tinggal dengan orang tua?"
"Masih tinggal dengan orang tua saya dulu. Suami belum bekerja. Dulu orang tua suami hidup dari kontrakan. Terus bapak mertua kasi modal untuk jualan cendol, dibeliin gerobak, stoples. Ya sudah suami kerja, baru saya ngontrak di petakan. Pas orang tua suami meninggal, saya tempati rumah ini. Ini semua petak-petak punya sendiri, nggak ada yang ngontrak. Dulunya kontrakan, tapi dibagi-bagi warisan jadi dah ditempati ama anak-anaknya."
"Berarti semua ini satu deret masih pada saudara suami semua dong?"
"Ya gitu deh. Tapi percuma sodara juga, pada nggak mau nulung."

Angin datang berhembus. Angin musim kemarau yang membawa hawa panas. Terdengar suara berderit dari arah samping rumah. Entah berapa lama kayu-kayu galar itu bisa menopang doyongan rumah yang makin miring ini. Rumah reyot ini bisa rubuh kapan saja.

"Saya bingung mbak. Anak saya mau sekolah, yang kecil mau masuk SD, yang besar mau naik kelas dua SMP. Mereka belum beli seragam. Yang SMP bahkan belum bayaran tiga bulan padahal minggu depan sudah harus lunas biar bisa ikut evaluasi. Habis, suami saya sakit sejak tiga bulan yang lalu. Jadi nggak ada yang keliling jualan. Hutang kami dimana-mana. Semua barang sudah kami jual untuk biaya berobat bapak kemarin. Saya takut lihat para tukang pukul itu datang."
Aku tercenung.
Menatap sekeliling isi rumah yang lengang.
Semua barang di rumah ini adalah barang yang dipungut dari pinggir jalan.
Atau barang yang tertinggal bertahan karena memang tak ada yang sudi membelinya.
Meja makan yang kakinya patah satu hingga harus diganjal dengan batu.
Atau kasur springbed yang bagian tengahnya sudah melesak ke dalam.
Yang tampak hangat mencerahkan hanyalah foto sederhana tentang seorang pemuda yang sedang merangkul seorang gadis muda yang tertawa penuh bahagia.
Aku termenung.
Lalu kembali menatap noktah cahaya yang tertahta di atas lantai.
Menelusuri jembatan cahaya yang mengantarkan mataku pada sebuah lubang di atas atap.

III. Cendol.
Minuman dingin yang terdiri dari adonan tepung beras yang disaring dengan saringan khusus hingga membentuk pilinan mungil. Disajikan dengan pemanis gula merah dan parutan es.
Aku suka cendol.
Murah meriah menyegarkan.

"Cendolnya dulu bapak bikin sendiri?"
"Iya."
"Ibu sendiri bisa bikin cendol?"
"Bisa."
"Berarti, setelah bapak meninggal ini, ibu masih bisa nerusin usaha bapak dong, untuk jualan cendol?"
Perempuan di depanku menggeleng. Penuh putus asa dia menatap kedua anaknya yang setelah makan nasi bungkus, kini tampak tertidur kelelahan di atas lantai.
"Saya bisa bikin cendol, tapi saya belum pernah berjualan cendol. Kaki saya reumatik, apa bisa keliling kampung menjajakan cendol?"
"Iya sih, berat memang. Biasanya, kalau reumatiknya kambuh diobati apa bu?"
"Minum sari daun bayam liar."
"Bayam liar? Maksudnya? Beda ya dengan bayam biasa di pasar?"
"Beda. Itu loh mbak, di trotoar, di pinggir selokan, di bawah tiang listrik, biasanya suka tumbuh tanaman yang daunnya mirip bayam. Nah, itu dipetik, ambil daun pucuknya saja dan batang mudanya, cuci bersih, rebus terus diperas airnya. Airnya itu bisa untuk menghilangkan sakit reumatik."
"Oh ya?"

Kadang, kita sering tidak menyadari bahwa nikmat dan kemudahan yang diberikan Allah sungguh amat sangat tidak terbatas jumlahnya. Tak mampu rasanya untuk dihitung satu persatu. Bahkan untuk si miskin yang tidak mampu membeli apa-apapun disediakan juga obat-obatan gratis di sepanjang jalanan yang terbentang.

"Wah, setiap hari saya selalu jalan kaki mengantar anak saya sekolah. Nanti deh saya bantu juga mengumpulkan daunnya itu agar ibu bisa segera bekerja. Jalanan yang saya tempuh cukup panjang. Setiap hari, saya bisa ganti variasi rute jalanan agar setok daunnya tidak pernah kekurangan. Ibu harus bangkit, bekerja. Berat pasti, tapi sekarang sudah tidak ada pilihan lagi. Karena segala sesuatunya memerlukan biaya. Anak sekolah, makan, bayar listrik, bayar hutang, semua memerlukan uang."
"Tapi saya takut tidak bisa. Aduh, saya tidak bisa. Bagaimana jika saya tidak bisa membayar semua itu?"
"Pelan-pelan. Semuanya dijalani secara bertahap saja. Sementara saya hanya bisa membantu mengumpulkan daun dulu mungkin. Yang penting, ibu yakin dulu ibu bisa dan Allah pasti akan memberi bantuan. Tuhan tidak pernah menelantarkan hambaNya begitu saja. Coba saja lihat, bayam-bayam liar Allah tumbuhkan dengan cepat dimana saja. Sama seperti Mengkudu yang bisa ada dimana saja."
"Bagaimana jika saya tidak bisa?
"Tapi mereka berdua yakin ibu bisa. Ibu amat berarti bagi mereka berdua." Aku menunjuk dua kepala mungil yang sedang tertidur pulas.

IV. Jalan Raya
Ada pepatah yang mengatakan kasih ibu sepanjang jalan. Panjang tak terputus.
Sejauh kaki melangkah.
Berderap dengan gagah atau meniti dengan tertatih.
Masih ingatkah kita semua kapan pertama kali kedua kaki kita menjamah jalanan?
Tidak.
Tidak ada yang ingat bagaimana rasanya ketika pertama kali kaki kita menjamah jalanan.
Tapi seorang ibu akan selalu ingat kapan anaknya pertama kali menjejakkan kaki.
Karena segala sesuatu ada tahapannya.
Dimulai dari hal yang paling mudah dahulu.
Bukankah pertama kali kita tidak pernah langsung berjalan dengan dua kaki?
Ada kedua tangan yang membantu menopang untuk merangkak.
Terjerembab beberapa kali.
Menangis sakit karena dahi yang terbentur.
Atau lutut yang lecet karena tergores jalanan.
Barulah setelah itu bisa berdiri sambil tersenyum bangga.

Semua ibu akan tertawa lebar ketika melihat anaknya akhirnya bisa berdiri sendiri.
Makin bangga ketika anaknya bisa berjalan.
Berlari kencang.
Lalu tiba-tiba memanggil penuh nada khawatir ketika laju lari anaknya menjauh dari pandangan.
"Hei, jangan jauh-jauh perginya nak, nanti kamu tersesat atau hilang."
Hmm.... Aku rindu almarhumah ibuku.
Rindu dengan tegurannya yang dulu sering kuabaikan karena aku merasa sudah lebih pandai.

------------
Penulis: Ade Anita, 2010.
Catatan penulis:
1. Hal-hal yang harus dilakukan ketika ada anggota keluarga atau tetangga yang kekurangan tidak dapat melanjutkan sekolah karena mendadak menjadi yatim.

A. Minta surat pengantar keterangan tidak mampu ke rt atau rw.

B. Pergi ke sekolah untuk mengajukan keringanan dengan membawa: surat pengantar keterangan kematian orang tua, surat keterangan tidak mampu dari rt/rw, akte kelahiran.

C. Jika surat-surat itu belum ada, beri keterangan secara verbal pada pihak sekolah tentang kondisi yang terjadi dan ajukan keringanan. Bukti administrasi menyusul.

D. Ajukan diri anak untuk masuk dalam daftar mereka yang menjadi tanggungan sekolah. Semua sekolah negeri (sd, smp, sma, dan beberapa perguruan tinggi negeri) akan membebaskan anak yatim dari keluarga miskin dari pungutan sekolah dan memasukkan mereka dalam daftar beasiswa dari hasil subsidi silang yang ada di komite sekolah. Tentu ada prosedur khusus yang akan dilalui seperti pengecekan langsung kondisi rumah, pekerjaan orang tua, jumlah penghasilan dan pengeluaran perbulannya, jumlah anggota keluarga. Semua semata agar pemberian bantuan tidak salah alamat atau disalah gunakan oleh mereka yang tidak berhak. Sedangkan untuk sekolah swasta, kebijaksanaan yang diterapkan umumnya bervariasi tergantung kondisi sekolah yang bersangkutan.

2. "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.". (al Quran:Al Baqarah: 155-157)



Comment · Like · Share
Sayuri Yosiana, S Che Hidayat, Ate Aza and 12 others like this.
Nur Rahma Hanifah mbak inidibuat buku tak? :)
06 October at 16:23 · Unlike · 1 person
Ade Anita nggak tahu... apa laku ya kalau dibuat buku?
06 October at 16:27 · Like
Arfianti Dwi Kusuma Semoga kita menjadi orang yg lebih peduli pd keadaan di sekitar kita ya de...makasih banget utk selalu diingatkan...
06 October at 16:34 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita ammin Allahumma Ammin. Terima kasih doanya fifi... semoga kita semua begitu.
06 October at 16:38 · Like
Tyasti Aryandini Ingat teristimewa 3 tentang tertipu...saya sungguh tertipu mbak..trnyata usia mak ijo yg saya kira 60 tahun an ternyata, barulah 45 tahun..mama saya yg usianya 50 an tampak jauhhhh lebih muda dari Mak Ijo,dia juga menikah sirri,tanpa izin d...See more
06 October at 16:42 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita hehehe... kalau begitu nantikan kisah teristiimewa lanjutan ke 5 ya tyasti... ada catatan penulis tentang hal ini.
06 October at 16:43 · Like
Ade Anita btw, wajah perempuan memang cepat sekali terlihat lebih tua... kata orang, setiap kali dia mengejan, maka satu buah kerutan akan menghiasi wajahnya... dan setiap tangis yang dia keluarkan karena hati yang tersakiti, akan menambah satu kendur lagi di wajahnya.
06 October at 16:44 · Like · 1 person
Tyasti Aryandini Iya mbak,setuju sama ifa,dibuat buku saja..
06 October at 16:47 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita Pingin sih... nanti deh dibicarakan dengan pak Profesorku, pinginnya ada sentuhan resmi tentang keterkaitannya dengan Kesos.... hehehehe....:D
06 October at 16:51 · Like · 1 person
Elisa Trisnawati aku tambah suka dengan teristimewa 4 ini De. Tulisan kamu selalu penuh dengan pesan2 moral........I like it very much De.....
06 October at 16:56 · Like
Afifah Ahmad subhanallah... great note mbak...! Kerja sosial nyata
06 October at 17:17 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma Ikutan ah de he2...setuju dibuat buku..jd bs dibaca anak..cucu (bila memungkinkan)..:)
06 October at 17:29 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin II. Pelangi
Tujuh warna fantastis yang menghiasi langit yang basah.
Merah yang membara oleh gairah, Hijau yang khusyuk, Jingga yang genit, Kuning yang lembut, Biru yang mengemban rindu, Nila yang tegas, Ungu yang tegar
Semua air mata bidadari ...See more
06 October at 17:31 · Like
Amanda Ratih Pratiwi mak, kok ada cendol segala sih?
06 October at 20:09 · Like
Ade Anita ‎@amanda: hehehe karena tokoh yang aku ceritakan ini tukang cendol..dan aku penggemar cendol
06 October at 20:30 via Facebook Mobile · Like
Dwi Klik Santosa iya, mbak. alur ini bisa menjadi alur sebuah buku yang bagus .... harus dikemas dengan bagus dan diberi judul bagus .....
06 October at 20:32 · Like
Ade Anita ‎@ilham, fifi: nanti kalian beli ya bukuku jika memang dibukukan? hehehehe...doakan saja.
06 October at 20:33 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ade Anita ‎@elisa: makasih...emang diniatkan untuk nasehat pd diri sendiri dan anak cucuku sih semua tulisanku...manatau aku meninggal lebih dahulu, setidaknya aku punya kenangan untuk mereka. ammiin.
06 October at 20:35 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@dwi: itu sebabnya aku waktu itu tanya2 kamu brp ongkos jika bikin buku secara indie..aku suka kemasan bukumu...suka banget..
06 October at 20:40 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Ar-Rosyidi hmm,saya jd bingung mbak mau komentar apa.
semua yg ada dalam kisah Teristimewa ini mengingatkan saya pd banyak hal.
makasie y mbak,sdh mengingatkn scra tdk langsung.
mgkn ini jg teguran Alloh,agar sy tdk lupa (lagi)..
sy tunggu Teristimewa bag...See more
06 October at 22:30 via Facebook Mobile · Like
Indria Auliani Menyentuh bgt mbk... Ayo bikin bukunya! :)
06 October at 22:31 via Facebook Mobile · Like
Fitri Gita Cinta Moga bukunya sgr terealisasi, mbak ade... :D
06 October at 23:18 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah iya mbak ade, aku yakin pasti laku. sebenarnya buku itu kan tentang rasa. kalau untuk aku pribadi, sebuah 'rasa' itu kalau sudah enak akan sulit berpidah ke lain hati, begitupun dalam hal ini. tulisan mbak ade itu punya 'rasa' yang berbeda ...See more
06 October at 23:23 · Like · 1 person
Nur Azizah ayooo mba ade, dibikin buku! aku calon pembelinya insyaallah :)
07 October at 05:12 · Like
Ade Anita subhanallah...senangnya dapat support dari banyak orang gini...doakan saja ya biar bisa terealisasi... makasih teman-teman.
07 October at 05:36 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Nazla Luthfiah Love this one, mba!
07 October at 06:55 via Facebook Mobile · Like
Vienna Alifa Rentetan kalimat ini :

"Kadang, kita sering tidak menyadari bahwa nikmat dan kemudahan yang diberikan Allah sungguh amat sangat tidak terbatas jumlahnya. Tak mampu rasanya untuk dihitung satu persatu. Bahkan untuk si miskin yang tidak mampu ...See more
07 October at 07:08 · Like
Aisyah Dian realita dalam masyarakat memang sangat menyedihkan. tetangga bisa jadi saudara dan saudara terkadang malah menghilang;(.

mbak ade ini ada terusannya atau ceritanya berakhir disini? teristimewa 3 aku nggak di tag lho,.. jadin ya langsung aja ...See more
07 October at 08:47 · Like
Ade Anita ‎@aisy: habis yg kemarin aku pikir kamu lagi sibuk, jd aku nda mo ganggu..maaf ya...mungkin masih terus
07 October at 12:07 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin Sip..insyaAllah aku beli...tanya mas Dwi tuh :-) hehehehehehe
07 October at 13:17 · Like
Sari Viciawati ‎"Kita sering tidak menyadari bahwa nikmat dan kemudahan yang diberikan Allah sungguh amat sangat tidak terbatas jumlahnya. Tak mampu rasanya untuk dihitung satu persatu. Bahkan untuk si miskin yang tidak mampu membeli apa-apapun disediakan...See more
08 October at 17:07 · Like
Ate Aza aku suka membaca cerita2 mbak Ade. begitu manusiawi dan menyentuh.

makasih sudah berbagi. salam hangat mbak.
10 October at 13:12 · Like
Sayuri Yosiana wah mam, inspiratif bangett.seperti fiksi mini. selalu dalam makna filosofisnya. makasih mam, betah dech bacanya hehe. saluut!
16 October at 02:27 · Like
Ade Anita ‎@ate: makasih..salam hangat juga utkmu..senang deh baca apresiasimu utk tulisanku..bikin semangat..tks ya
16 October at 11:37 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@yuri: makasih ya say..
16 October at 11:38 via Facebook Mobile · Like

Teristimewa (bagian ketiga, bersambung)

Apa yang disisakan oleh sinar mentari di sore hari?
Mungkin hanya bayang-bayang sepanjang badan
Atau guratan kuning di kaki langit
Tapi bisa juga sebongkah senyum di wajah yang tidak lagi nestapa

Hati manusia memang tidak dapat disangka
Tak cukup hanya menilai seseorang dari seulas senyum yang menghiasi wajahnya
Dan jangan pernah tertipu oleh seraut wajah manis nan menawan
Terlebih jika wajah itu dimiliki oleh seorang penipu

Bertemu dengan penipu adalah hal yang paling menyesakkan.
Rusak binasa bangunan rasa percaya.
Kacau balau hubungan timbal balik yang telah terbina.
Lalu siapa yang harus dipercaya jika rasa percaya sudah dikhianati?
Dan siang itu, tujuh tahun yang lalu, aku tertipu oleh pandangan mataku sendiri.

"Jadi, usia bapak berapa?"
"32 tahun."
"Ah, masih muda. Lalu, ibu sendiri, berapa usianya?"
"29 tahun."
Perempuan dengan tubuh gemetar itu, ternyata memiliki usia yang jauh lebih muda dariku. Aku nyaris salah sangka, menyandangkan cap sebagai perempuan tua di pundaknya.
"Anak menyangka saya sudah tua ya?"
Aku terkejut, amat khawatir bila isi kepalaku terbaca.
"Tidak."
"Berapa usia anak sendiri?"
Aku menggeleng, enggan menjawab.
"Anak-anaknya sudah besar, pasti sudah lumayan berumur?"
"Sudah lapor rt setempat bu, untuk memberitahu kematian bapak?"
"Apakah anak eh… mbak sudah mencapai kepala tiga seperti saya?"
"Ah, mungkin lebih baik saya minta tolong seseorang untuk memberitahu pengurus masjid terdekat perihal kematian bapak."
"Ataukah jangan-jangan sudah mencapai kepala empat?"

Lalu tiba-tiba tangan kurus yang terlihat lemah itu mencengkeram lenganku.
"Berapa usiamu nak?"
"Nggak penting bu berapa usia saya."
"Tapi ibu ingin tahu nak. Berapa usiamu?"
Cengkeraman itu kian kuat. Dagingku mulai terasa dibenami sesuatu yang menyakitkan. Aku gelisah, bagaimana ini?
"Bu, itu tidak penting. Bapak harus dikuburkan, itu fokus kita hari ini bukan?"
"Bapak sudah mati. Apa lagi pentingnya hal itu? Masa muda saya sudah terlewati olehnya. Kecantikan saya tersedot oleh kesengsaraan yang terlalui bersamanya. Jika dia mati, apa lagi yang bisa saya lakukan? Hidup saya sudah tidak berarti lagi. Masa depan saya sudah terenggut oleh kematian suami saya. Saya tidak punya harapan. Jadi, saya ingin tahu usia mbak sebelum hidup saya berakhir?"

Aku tergugu.
Gelisah menggantang galau.
Gamang.


Kehidupan sering terkotak-kotak dalam berbagai perbedaan yang menggelisahkan.
Muda dan tua.
Cantik dan jelek.
Pintar dan bodoh.
Kaya dan miskin.
Sholeh dan kafir.
Terpuji dan terhina.
Gendut dan kurus.

"Berapa usiamu?"

Senang dan sedih.
Terpilih dan tersingkir.
Kalah dan menang.
Kecil dan besar.
Muda dan dewasa.
Laki-laki dan perempuan.
Tinggi dan pendek.
Modern dan kuno.
Baik dan buruk.

"Saya, ...ngg… 33 tahun."

Lalu aura di wajah itu pun berubah layu. Perempuan gemetar di depanku mulai menjambak rambutnya sendiri. Tak lama kemudian dia menunduk lalu menangis tersedu.
Meraung.

"Tuhan amat sangat tidak adil pada saya. Semua keburukan ditimpakannya pada saya. Lalu lihat apa yang dia berikan pada mbak. Saya hanya menerima sisa. Saya benar-benar sampah, saya benar-benar sampah."

Aku kian galau.
Merasa bersalah dengan kejujuran yang baru saja aku ucapkan.

"Sstt... Jangan bergerak bu. Ada nyamuk di wajah ibu."
Tangan gemetar itu mengusir dengan sekali kibas.
"Bahkan nyamuk pun menginginkan kematian saya lebih cepat."
PLOK!
Nyamuk mati terpukul. Darahnya muncrat di pipi.
Aku tersenyum.
"Bukan bu, nyamuk itu utusan Tuhan yang teristimewa untuk ibu."
"Kenapa?"
"Berarti ibu amat berarti, hingga darahnya dicari-cari. Sudah, jangan terus-menerus menyalahkan Tuhan. Jika tidak ada nyamuk, mungkin tidak akan berguna semua pemikiran manusia untuk mengusir nyamuk, dan pil kina tidak ada artinya sama sekali."
Perempuan gemetar itu menatapku lamat-lamat.
Tatapannya terasa mencoba untuk menembus ke dalam kepalaku.
Perlahan, aku mendaratkan tanganku di atas telapak tangannya dan mencoba untuk menepuknya secara perlahan.
Berharap rasa hangat yang kumiliki bisa sedikit memberinya ketenangan.

Jadi ... apa yang disisakan oleh sinar Mentari di sore hari?
Rasa sedih karena kehilangan hari yang ceria
Berlalunya waktu dalam kesia-siaan sepanjang hari
Rasa pilu menyambut gelap malam dalam gaun hitam yang muram
Tidak.
Itu bukan gambaran senja yang aku suka.

Baik, sekarang, tanya aku sekali lagi.
Apa yang disisakan oleh sinar mentari di sore hari?
Keindahan senja yang jingga
Semburat lembayung yang syahdu
Serta keteduhan angin yang berbisik lembut di telinga

Aku menyukai senja
Apakah kau juga menyukainya?

---------
Penulis: Ade Anita
Catatan penulis:
Hal-hal yang harus dilakukan ketika ada tetangga terdekat atau anggota keluarga kita meninggal dunia.
1. Lapor RT setempat. Petugas RT akan memberikan pada kita surat pengantar keterangan kematian resmi hingga tingkat kecamatan. Adapun biaya yang mungkin dikeluarkan di kelurahan dan kecamatan berkisar antara Rp100.000 s.d Rp500.000 (tiap-tiap lokasi berbeda-beda kisarannya dan biasanya, tidak diberikan kuitansi).

2. Lapor pengurus masjid terdekat untuk yang beragama Islam. Tiap-tiap masjid setempat, memiliki dana khusus untuk yang tertimpa kematian. Dana ini dipakai untuk membantu: honorarium sekedarnya bagi petugas memandikan jenazah, memberikan, Kain kaffan gratis bagi keluarga miskin (tentu saja harus ada surat keterangan kematian resmi dari RT setempat dan surat keterangan tidak mampu, juga dari RT setempat), dan menyediakan peminjaman gratis tenda sederhana sebesar 2 x 3 meter bagi pelayat di rumah duka dan meminjamkan kursi sebanyak 10 buah kursi lipat bagi pelayat. Juga penyediaan satu kotak minuman gelas kemasan, dan membantu memberitahu perihal kematian lewat pengeras suara. Termasuk disini peminjaman keranda mayat gratis.

Mengapa 2 hal ini harus dilakukan (terutama jika yang tertimpa musibah adalah keluarga miskin)? Karena siar pemberitahuan lewat pengeras suara tersebut bisa menghimpn dana tambahan dari masyarakt guna keringankan beban yang harus ditanggung oleh yang tertimpa musibah.

Untuk menguburkan mayat, di DKI Jakarta, ada sewa kuburan untuk 3 (tiga tahun) yang dibayar di muka dengan kisaran sebesar Rp150.000 s.d Rp300.000 (untuk tanah pemakaman umum di DKI Jakarta, memang diberlakukan sewa lahan kavling, tidak ada hak pemilikan kavling, dimana sewa tersebut berlaku untuk tiga tahun.
Setiap tiga tahun sekali, harus dilakukan pembayaran sewa lahan jika tidak maka kavling dianggap terlantar dan berhak untuk dialihkan kepada pihak lain tanpa pemberitahuan sebelumnya). Biaya membuka kavling kuburan berkisar antara Rp300.000 s.d Rp2.000.000 (tergantung apakah itu kavling pavorit atau tidak dan tergantung apakah itu termasuk tanah kuburan pavorit atau tidak. Yang dimaksud dengan kavling pavorit yaitu letaknya yang tidak terlalu jauh dari jalan raya, letaknya yang eksklusif seperti di hook atau tempat yang mudah diingat lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan tanah kuburan pavorit, yaitu tanah kuburan yang menjadi incaran banyak orang karena letaknya yang terkenal dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Misalnya, areal pemakaman Karet Bivak, Menteng Pulo, dan sebagainya).

Comment · Like · Share
Aisyah Dian, Vienna Alifa, Afifah Ahmad and 8 others like this.
Astrid Septyanti Ar-Rosyidi aku juga suka senja.senja seringkali datang utk memberi waktu utk tenang,dan mengumpulkan asa-asa yang tersisa.

bagus banget mbak.hm,jd wanita itu tetangganya mb Ade y?
ternyata sesudah mati,msh mengeluarkan biaya jg y?...
01 October at 16:01 via Facebook Mobile · Like
Elisa Trisnawati Ade bagus sekali tulisannya..........
01 October at 16:08 · Like
Tyasti Aryandini Tulisan2 ini sungguh mengingatkan saya akan hal2 yang baru saja terjadi di sekitar kita...saya sungguh setuju kata Mbak Ade...kita harus memberitahu anak2 kita ttg keadaan kita sepahit apapun itu..setiap saat kami berdua memikirkannya dengan memberi wasiat masing2...
01 October at 16:25 via Facebook Mobile · Like
Indria Auliani Masih lanjut mba? Ku tunggu.. Trnyata umur belum tntu bisa menakar pelajaran hidup ya... Wanita kelihatan tua brumur muda dgn pngalaman hidup yg klihatan bgitu berat..
01 October at 16:26 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin Makin menyeret...dan menyentuh di seri ke tiganya ini...

Terima kasih sudah berbagi...mba' Ade :-)
01 October at 16:53 · Like
Ade Anita ‎@elisa: makasih ya...kamu tuh asli teman yg paling setia baca semua notesku..:D
01 October at 16:54 via Facebook Mobile · Like
Elisa Trisnawati hehehehe.......soalnya aku suka baca tulisan2 orang yg pandai menulis, kan pembelajaran buat aku juga. Aku tuh suka gaya kamu menulis
01 October at 16:56 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@astrid: tetangga jauuuhhh...tapi memang benar, setelah seseorang meninggal bukan berarti urusan bagi yg ditinggalkan ikut selesai.. ada kewajiban utk menshalatkan, mengurus dan menguburkannya..serta membayar semua hutang2nya.. dan menguburkan di pemakaman di DKI artinya cari kontrakan baru utk tanah 1 x 2 meter itu..(jadi emang kasian orang DKI Jkarta, sudah meninggal pun masih dikejar utk bayar kontrakan)
01 October at 16:58 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@elisa: aku malah masih mencari gaya yg enak buat nulis...ternyata kita masih sama2 belajar ya...
01 October at 16:59 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@indri: masih berlanjut sptnya (eh, aku nggak tau kamu ngikutin..makasih ya)
01 October at 17:01 via Facebook Mobile · Like
Elisa Trisnawati hehehehe iya de, aku juga kadang masih berpikir apa gaya menulisku tuh sudah tepat, enak dibaca dll. Kadang suka ragu dengan tulisan sendiri
01 October at 17:01 · Unlike · 1 person
Indria Auliani I'm your secret admirer B-)
01 October at 17:41 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Astrid Septyanti Ar-Rosyidi wah,saya juga harus bersiap2 mengumpulkan uang "kontrakan" nih,
makasie mb Ade.tulisan2nya buat saya jd byk "berpikir" ...
01 October at 18:17 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Dessy Aja sedih jdnya...smg kepergianku nanti tdk smp menyusahkan keluargaku..
syukur melanda..ternyata ada yg jauh lebih susah...betapa tak bersyukurnya aku.....fabi ayyi alaa irobbikuma tukazzibaan...
01 October at 19:47 · Unlike · 1 person
Dwi Klik Santosa ya, sendu ..... memang seakan-akan bisa seperti itu hidup itu .... seolah-olah membawa penderitaan karena nasib yang terus kurang dari yang lainnya ... setiap orang punya misteri tersendiri untuk bisa merasakan senang dan sedih .... tapi saya rasa, hidup dijalani saja dengan heppy .... jika ukuran sedih itu meratapi diri sendiri ... saya rasa, jadi teramat sulit jika kita harus bisa memberi untuk membuat kesenangan diri ...
02 October at 09:44 · Unlike · 1 person
Ade Anita baru baca sekarang..maaf..
@dwi: iya..semua jalan hidup itu emang unik ya..makasih ya dwi
02 October at 09:47 · Like
Ade Anita ‎@dessy: ammiin.. itu juga harapanku..
02 October at 09:47 · Like
Ade Anita ‎@astrid: jangan cuma siap2 ngumpulin uang kontrakan tapi juga jangan sampai berhutang dan menyusahkan ahli waris kita kelak.
02 October at 09:48 · Like
Ade Anita ‎@indri: ahay... ahay... ini mah dari dulu bukan?? sejak jamannya istilah tebar pesona.. hahahaha
02 October at 09:49 · Like
Ade Anita ‎@elisa: kondisi itu aku alami kalo aku kebanyakan baca notes2 keren orang2 ..."duh, bisa nggak ya nulis seperti itu?
02 October at 09:51 · Like
Astrid Septyanti Ar-Rosyidi betul betul betul mbak,
yg pastinya jg harus terus menyiapkan bekal y mbak..
02 October at 11:40 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita yg terakkhir in i pasti dong..judulnya harus kalo nggak mau remuk dihadapan malaikat munkar dan nakir..:D
02 October at 14:24 via Facebook Mobile · Like
Ate Aza di seri ketiga ini ada larikan2 syair yang bijak sekali. mengikuti 3 seri kisah mbak Ade ini sungguh besar manfaatnya. saya kagum.

makasih yah. salam hangat, mbak. saya menanti kisah lainnya.
03 October at 11:19 · Like
Arfianti Dwi Kusuma Ade makasih ya (sori baru baca hari ini)...banyak pelajaran dalam tulisan ini...sama seperti yg 1 dan 2...tetep request..jangan bosan2 tag nya ya...he3..tq
04 October at 12:46 · Like
Ade Anita ‎@arther: makasih, ini hasil lalu lalang membaca notes2 keren kalian para penyair...jd, jgn lupa tag aku utk notesmu agar bisa tetep belajar nulis
04 October at 17:06 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@fifi: iya..aku selalu tag kamu kok skrg...makasih ya
04 October at 17:07 via Facebook Mobile · Like
Nazla Luthfiah As usual tulisan mba ade terjalin kuat, mengalir mulus :)

Mahal jg ya pemakaman umum. Selama ini keluarga selalu pakai tanah sendiri
07 October at 06:38 via Facebook Mobile · Like
Vienna Alifa ‎*duduk anteng, menikmati seri tulisan ini di pagi sunyi..*

Mb Ade, jempolku ini saja ya yg cukup menjadi saksi..
Bahwa diriku terhanyut menyesapi hikmah di beberapa lembar halaman catatan hatimu.
07 October at 07:37 · Like
Aisyah Dian teh Viena sama, ini juga lagi hanyut sama coretan mbak ade. nggak cuma ilmu nulisnya yang dapat, tapi pengetahuan umum tentang kuburan di Jakarta, syukroon tagnya mbak ade.
07 October at 08:35 · Like

Teristimewa (bagian kedua, bersambung)

Tujuh tahun itu bermula di hari ini.
Hari dimana matahari bersinar amat terik
Laksana pedang yang menghunus hingga menembus ke dalam kulit
Tulang-tulang pun terasa bergemeretak terpanggang kering
Kulit terasa sakit bagai tercubit-cubit

Semua orang merasa gerah
Semua orang juga merasa cemas
Sebilah pisau terhunus tampak sudah bersiap-siap di depan nadi lengan kurus yang gemetar
"Aku mau mati... lebih baik aku mati saja."
"Jangan bu, jangan lakukan itu, ingat Tuhan... Ingat Tuhan."

Pisau itu pun tertahan karena ada kata Tuhan disebut
Lalu mata cekung itu menatap si pencetus kalimat dengan tatapan nanar
"Siapa Tuhan? Dimana Dia saat ini? Suami saya mati meninggalkan saya dan anak-anak begitu saja. Ada orang yang siap menghabisi nyawa kami karena kami punya hutang dimana-mana? Dimana Tuhan saat ini? Mengapa Tuhan membiarkan semua kesengsaraan ini terjadi pada kami? Mengapa? MENGAPA???"

Lalu kaki gemetar yang menopang tubuh kurus itu pun lunglai kehilangan daya topang
Bagai daun yang kering terjatuh dari ranting
Tak berdaya
Juga kehilangan segala
Diam pasrah pada desakan angin yang perkasa

"Cepat. Ambil pisaunya sebelum nadi terlanjur diputus."

Tujuh tahun itu bermula di hari ini
Di siang yang panas terik
Hingga tenggorokan terasa kerontang
Perempuan itu kini sudah ada di hadapanku
Duduk bersimpuh di atas bangku yang busanya sudah menyembul keluar dimana-mana
Mungkin tergerogoti oleh cakar yang kelaparan dan ingin menyulap busa agar berubah menjadi makanan pengganjal perut
Sayangnya, telah tertebar bolong dan keropos di banyak tempat di atas bangku
Makanan tidak juga terwujud begitu saja
Yang ada sekarang adalah wajah tirus dengan air mata yang sudah mengering
Alhamdulillah, akhirnya mayat suaminya yang terkapar di depan rumah bisa juga dikuburkan
Dan mungkin kini sudah telentang berhimpit dengan tanah dan sebilah papan

"Jadi, apa yang akan ibu lakukan sekarang?"
Perempuan itu pun menatapku dengan tatapan yang nanar
Kedua bola matanya berwarna abu-abu
Pertanda air mata sudah mulai mengering di dalam danau yang dulu pernah ada di kedua bola mata tersebut
Tak ada sepatah katapun yang terucap
Yang aku temui hanya dua buah bibir kering yang gemetar

Tangan yang gemetar
Bibir yang gemetar
Kaki yang gemetar
Mata yang nanar
Air mata yang kering
"Bu, ibu sudah makan belum?"
Tak ada jawaban
Hanya ada sebuah kepala yang menunduk kian dalam
"Bu, kapan terakhir ibu makan?"
Kepala tertunduk itu menoleh ke arah dua kepala mungil yang bersimpuh di mulut pintu
Astaga
Cerita ini bukan cerita tentang perempuan kurus yang memiliki sepasang kaki yang gemetar
Karena di samping perempuan ini ada dua buah kepala yang masih menjadi satu rangkaian tak terpisahkan
"Dik, kalian sudah makan belum?"
Wajah-wajah polos itu saling menatap satu sama lain
Lalu kompak menunduk menekuri lantai
"Dik, kapan terakhir kalian makan?"
Salah seorang anak akhirnya mengangkat dua buah jarinya dengan rasa ragu
Kedua jari yang gemetar
Dari dua buah tangan kecil nan kurus yang juga gemetar
"Dua hari yang lalu, sebelum bapak meninggal."

Lalu tiba-tiba seekor cicak menjatuhkan serpihan cat yang mengelupas dari langit-langit yang sudah amat rapuh
PLUK

Tujuh Tahun itu bermula di hari ini
---------------------
Penullis: Ade Anita
Ini bukan cerita fiksi, juga bukan juga cerita rekayasa
Ini cerita fakta, sambungan dari http://www.facebook.com/note.php?note_id=456832525928
Atas permintaan banyak teman, mereka minta versi lengkap jalan ceritanya, jadi aku nulis lagi deh bagian berikutnya
Semua cerita benar terjadi, cuma nama tokohnya saja yang diganti
masih bersambung terus ya
Comment · Like · Share
Vienna Alifa, Afifah Ahmad, Ate Aza and 13 others like this.
Lia Kiftia jzk de....ikutan baca lho!
29 September at 21:05 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Astrid Septyanti Ar-Rosyidi ah,wanita itu.wanita itu pun telah kehilangan.menyisakan sedikit asa yang masih tersisa.merantau jauh menempuh buih2 lautan.hanya karena 1 kata,
"anakku"..,
hiks..bc crta mb Ade,astrid jd berlinang air mata.teringat betapa kuat sekaligus muda...See more
29 September at 21:07 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Ar-Rosyidi jazakillah khoir y mb Ade,astrid sdh di tag.bsk2 di tag lg ya, T_T
29 September at 21:10 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita iya insya Allah astri dan lia... makasih ya..
29 September at 21:19 via Facebook Mobile · Like
Tyasti Aryandini Iya Mbak Ade jazakillah,saya tunggu tag-tag selanjutnya,semoga kita selalu menjadi hambaNya yang bersyukur dan bs berbagi dalam lapang maupun sempit,Amin..ya Robb..
29 September at 21:21 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah mbaaaaaa..........hiks
*sedih, terharu menjadi satu

ya allah semoga kami smua yg ada disini tdk termasuk hamba yg kufur akan nikmatMu..amin
29 September at 23:49 · Unlike · 1 person
Iie-Chilly Willy Julivanie Aspinall Tdk dpt berkata2 lagi...sedihhhhhh sekali De...
30 September at 02:19 · Unlike · 1 person
Arfianti Dwi Kusuma Makasih ya de..jgn bosen tag aq ya he2...ceritanya ok banget..menyentuh...
30 September at 05:56 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita semua .. makasih... ceritanya belum selesai kok..
30 September at 05:57 · Like
Elisa Trisnawati Lanjutannya kapan de? hehehe....ga sabar baca lanjutannya nih
30 September at 08:31 · Like
Fajar Alayubi Nice. emosinya apik.
30 September at 08:38 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin Prosa yang sangat menarik. Ikut terbawa dalam perasan perempuan itu. Lalu terseret dalam jejak solusi yang ditawarkan Ade. Ikut mendengar keluhnya bersama Ade...

Ini kuat sekali.
Terima kasih, ya penulis Ade...:-)
30 September at 12:57 · Like
Dwi Klik Santosa pilu.
30 September at 14:15 · Like
Faradina Izdhihary aku merasa jadi perempuan itu, aku merasa terdera menatap kedua buah hatiku itu.. aku ingin bertemu dengan perempuan itu
30 September at 17:21 · Like
Ade Anita ‎@ilham: belum selesai...btw, sepertinya aku memang cenderung nulis ke arah prosa ya ketimbang nulis puisi...btk penulisan spt di atas ini yg aku suka dan amat nyaman nulisnya... eh, dah nggak peduli sih sebenarnya bakal masuk genre atau kelompok apa nulis seperti model di atas... tapi jauh lebih have fun dibanding waktu kejar deadline..hehehehe
30 September at 19:21 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ade Anita ‎@dwi: iya, itu juga yg hadir di hatiku pas ketemu kasus ini
30 September at 19:23 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@lisa dan fajar : makasih
30 September at 19:24 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@mbak farad: sekarang dia sudah tidak seperti ini lagi mbak, alhamdulillah....(aslinya aku nggak tau dia tinggal dimana skrg, tapi wkt ketemu ronanya sudah rona bahagia)
30 September at 19:26 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@nur azizah: iya, kemiskinan memang sering membawa manusia ke arah kekufuran.. tapi sebenarnya bukan cuma cobaan kemiskinan aja sih yg bisa menghantar kesana, cobaan kekayaan juga sama saja...tapi aku suka doamu...ammiin allahumma ammiin, semoga kita tetap berada dalam balutan iman, islam dan taqwa.
30 September at 19:29 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin ‎@Mba Ade...
Betul..dan setuju sekali!
Pokoknya nulis...gak usah fikir dia mau masuk genre mana...yg penting ide, gagasan dan pengalaman bisa dituliskan. Soal teknis belakangan aja...
Walau akhirnya jd genre baru pun ok lah..bhahaha
(mba ada pu...See more
01 October at 00:06 via Facebook Mobile · Like
Sari Viciawati
"Laksana pedang yang menghunus hingga menembus ke dalam kulit"

...Rasanya pasti sangat perih... Perih sekali... :'(
01 October at 11:20 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@sari: iya...panasnya nyelekit banget waktu itu, tapi semua itu akhirnya nggak lagi kerasa pas liat ada orang yg mau bunuh diri gara2 nggak bisa nguburin mayat suaminya...ternyata ada yg lebih merindingkan bulu roma dan nyelekitnya lebih dari sengatan matahari
01 October at 11:31 via Facebook Mobile · Like
Naqiyyah Syam Full hiks:(
01 October at 15:29 · Like
Ate Aza mbak Ade, aku kian hanyut. meski harus berflash back. ini sungguh asik, mbak. aku meluncur ke bagian ketiganya.
03 October at 11:12 · Like
Nazla Luthfiah Sedih :(
07 October at 06:32 via Facebook Mobile · Like

Teristimewa (bagian pertama, bersambung)

Tujuh tahun lalu aku pertama kali bertemu dengannya.
Seorang perempuan biasa.
Rumahnya biasa, rumah sederhana dengan satu buah pintu dan empat buah jendela yang terbuat dari kayu yang sudah rapuh. Beberapa atap rumahnya tampak sudah lenyap. Hingga memberi celah bagi mentari untuk menggantikan bohlam lampu di malam hari. Sebuah bohlam lampu yang ada di tengah ruang tamu adalah satu-satunya bohlam lampu yang ada di rumah tersebut. Jangan pernah pergi ke samping rumah. Karena rumah ini adalah rumah yang istimewa. Empat buah tonggak bambu telah menopang salah satu dindingnya, agar rumah ini bisa tetap berdiri kokoh meski doyong ke samping

Kedua anaknya juga anak biasa. Punya kulit setengah terbakar karena terlalu banyak terbakar sinar matahari karena kegiatan mereka yang memang banyak dilakukan di luar rumah. Membantu bapaknya keluar masuk kampung berdagang cendol. Atau membantu ibu mengambil daun pisang untuk dijual ke pasar tradisional.

Yang teristimewa justru peristiwa ketika aku pertama kali bertemu dengan perempuan biasa ini.
Ketika itu, dia menatapku dengan bola mata yang nanar.
Bola mata yang cekung. Rupanya seluruh danau air mata yang pernah ada di sana telah habis terkuras hingga kini hanya meninggalkan sebuah cekungan yang amat dalam. Sedalam jurang yang terjal. Bahkan kita bisa melihat isi perut bumi di dalamnya.

Kedua kakinya tampak gemetar. Tak kuat menahan beban tubuhnya yang hanya tersisa sekelingking saja.
Lalu bibirnya yang kering kerontang gemetar menyampaikan keinginan kuatnya padaku,
"Aku ingin mati saja."
Dan tiba-tiba dia pun luruh di hadapanku. Berusaha untuk menangis tapi tak dapat mengeluarkan air mata lagi. Bahkan kemudian jemarinya mengais-ngais tanah, berharap tanah akan terbuka dan menguburkan dirinya hidup-hidup. Sebuah pisau sudah siap memutuskan urat nadi di tangannya.
"Dia tidak main-main, dia memang ingin bunuh diri sejak tadi." Beberapa orang yang berkerumun mengelilingi perempuan itu mulai berbisik padaku.

Ya. Tujuh tahun yang lalu, suami perempuan ini meninggal karena penyakit yang cukup parah. Meninggalkan dua orang anak yang masih kecil, istri yang kurus kerontang, dan hutang yang bertumpuk-tumpuk amat gemuk. Semua orang memburunya agar segera melunasi hutang yang terus berbunga setiap harinya, lalu berbuah dan bertunas dengan amat suburnya. Tiap-tiap putik sarinya memiliki taring yang menancap kian dalam di daging tubuh lalu ganas menghisap darah.
Sementara semua saudara menutup pintu mencoba membersihkan diri dari silsilah keluarga.
Sedangkan suaminya.... terkapar di atas lantai dalam keadaan sudah menjadi mayat
Tidak ada uang, bahkan untuk mengurus jenazah dan menguburkannya secara layak.
Sebagaimana yang dilakukan oleh orang biasa.
"Berapa memangnya biaya yang dibutuhkan untuk mengurus dan menguburkan jenazah?"
"Rp500.000."

Beberapa mulut mulai bergumam dengan kepala bergeleng tanda menyesali sesuatu, "Ah, sudah tahu miskin, kenapa harus mati? Sakit saja dilarang, apalagi mati? Kalau begini, mau dikubur dimana coba?"

Ingin rasanya aku memeluk tubuh ringkih itu erat-erat
Agar kehangatan bisa aku kirim secepatnya, dan gemetar pilu itu pun pergi terhalau
Tapi yang bisa kuberikan ternyata hanya dua buah gumpalan kapas
"Sumbat telingamu, bayangkan saja dari gumpalan kapas itu sedang diputar irama merdu dari gemericik air sungai nan bening di surga"
Dunia ini mungkin memang hanya milik mereka yang luar biasa, tapi Tuhan tahu, dimana orang biasa bisa memperoleh penghiburan

Lalu kemarin, aku bertemu lagi dengan perempuan biasa ini
Dan kembali dia meluruhkan dirinya di hadapanku
Sesenggukkan menahan tangis yang berkepanjangan
"Saya amat bahagia sekarang. Bahagia sekali. Anak saya yang besar sudah bekerja jadi OB di supermarket. Yang kecil masih terus bersekolah. Rumah saya juga tidak lagi mau rubuh. Ternyata benar, di balik kesulitan ada kemudahan. Setelah rasa pahit habis, saya bisa menemukan rasa manis yang sangat manis."

Tanpa terasa aku langsung meraih tubuh kurusnya yang mulai menua dalam pelukanku
Sejak dulu aku memang ingin sekali memeluknya erat-erat
Tapi dulu aku takut tulangnya yang rapuh akan patah berderak
Dengan rasa yang meluap terbawa arus bahagia yang digantangnya, aku mencoba mencari bola matanya
Bola mata yang tidak lagi cekung
Bahkan rona merah jambu telah mengalir di pipinya yang tidak lagi tirus

"Dunia ini mungkin hanya milik mereka yang luar biasa, Tapi Tuhan selalu tahu siapa yang istimewa. Ibu adalah salah satu yang teristimewa, kebangkitan ibu melawan keterpurukan itu amat sangat luar biasa. Bahkan melebihi orang yang luar biasa. Terima kasih ya bu, karena sudah mengajarkan pada saya, apa arti bangkit berdiri."

-------
Penulis: Ade Anita (dalam keterpanaan karena untuk kesekian kalinya melihat campur tangan Allah pada mereka yang terpilih. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar).


Comment · Like · Share
Vienna Alifa, Sayuri Yosiana, Saptari Kurniawati and 21 others like this.
Elisa Trisnawati Ade bagus sekali.......begitu menyentuh, baca tulisanmu ini kerongkonganku tiba-tiba kering dan sakit.
23 September at 14:01 · Unlike · 1 person
Elisa Trisnawati O iya ketinggalan..........banyak pelajaran tersirat didalamnya...aku suka
23 September at 14:02 · Like
Ade Anita berarti kamu bisa membayangkan apa yang terjadi di dalam hatiku ketika bertemu dengan perempuan ini ya...sama lis, kehabisan kata-kata...
23 September at 14:02 · Like
Elisa Trisnawati Ini kisah nyata ya de? luar biasa ya....
23 September at 14:04 · Like
Nur Azizah mba, perempuan itu siapa? apa yg sudah terjadi pdnya hingga ia merasa bahagia?
23 September at 14:25 · Like
Tyasti Aryandini Mbak Ade...saya jd teringat Mak Ijo,masih kerabat suami saya,yg suaminya baru wafat akhir ramadhan kmarin.dulu..Mak Ijo adalah istri muda.jadi anak2 dr istri tua yg sdh lama skali wafat..skrg ini amat membencinya.Pagi td dia datang memohon ...See more
23 September at 14:31 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@nur azizah: tujuh tahun lalu kedua anaknya tidak bisa sekolah krn tidak ada biaya, rumahnya mau rubuh bahkan dia nggak bisa ngurus dan ngubur jenazah suaminya krn nggak ada duit. belum para rentenir yg nguber2. trus, akhirnya ada ortu asu...See more
23 September at 14:44 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah ooh...kok mba ade bs kenal? dekatkah dg dia?
23 September at 14:46 · Like
Ade Anita hmm...aku dan suamiku juga bingung kadang2, sering sekali bertemu orang2 istimewa ini. tujuh tahun yg lalu, ada teman yg tiba2 ngasitahu ada orang yg mau bunuh diri di daerahnya... awalnya diisyukan dia perempuan gila krn stress.... jadi aku dikenalin deh...
23 September at 14:56 via Facebook Mobile · Like
Heni Ummu Jaisy Qt memohon kekuatan... Dan Allah memberi Qt kesulitan2 untuk membuat Qt tegar, Qt memohon kebijakan... Dan Allah memberi Qt berbagai persoalan hidup agar Qt Tambah bijaksana, Qt memohon cinta dan Allah memberi Qt orang2 bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai. Bgtulah diantara cara Allah membimbing Qt. Wallahu'alam bishowab.
23 September at 15:09 via Facebook Mobile · Like · 2 people
Ade Anita subhanallah Henny...aku suka banget dengan apa yg kamu tulis...makasih ya..amat mencerahkan dan memberi semangat
23 September at 15:16 via Facebook Mobile · Like
Faradina Izdhihary Mbak.... hiks..... aku nangis poll!!! Allah telah memberi dia anak2 yang baik, Allah telah menyediakan baginya pahala atas kesabaran. Allah memberikan pelajaran bagi kita.
23 September at 16:08 · Like
Ade Anita iya..itu sebabnya, siapapun tidak pernah sadar bahwa bersama kesulitan selalu ada kemudahan..bagi yg melalui kesulitan, yg hadir di benak adalah harapan bahwa setelah kesulitan maka kemudahan akan datang...dan itu adalah janji Allah yg bisa dipercaya...
23 September at 16:16 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Nur Azizah mba ade byk didekatkan oleh orang2 seperti itu yaa...subhanallah...berguna utk menajamkan hati, nurani, dan akal, dan tentu jg iman. Ah, notes ini menyadarkanku bhw aku tlh begitu sering mengeluh. Ayo, kt lbh mensyukuri hidup. Fabiayyi alaa irobbikuma tukadzibaan... :)
23 September at 16:48 · Like
Ade Anita alhamdulillah...
23 September at 16:50 via Facebook Mobile · Like
Dang Aji Sidik ya allah... aku tersentuh... hiks!
23 September at 17:04 · Like
Ade Anita dang aji, makasih ya udah sudi membacanya..
23 September at 17:07 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin Menulis macam ini Ade Anita memang jagonya... Walau beliau mengaku "masih belajar" bikin larik indah untuk puisi, beliau selalu terbaca cantik dan asik dalam tulisan bertutur. Disini ini warna dan penciri tulisan Ade begitu terang dan jelas...See more
23 September at 17:18 · Like
Sari Viciawati Kata2 yang terurai indah ini membuat saya tenggelam. Lalu berenang-renang didalamnya. Menikmati kepedihan dari sisi lain. Bukan dengan rasa sakit. Namun melalui mata hati dan kebijaksanaan.
23 September at 18:48 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah mba sari curang wall-nya ditutup. klo gt aku ngomong disini aja deh.
Met Milad yaaa mbaakku yg lucuuuu....smg selalu menjadi istri dan ibu yg membanggakan!
23 September at 18:50 · Like
Sari Viciawati Eh..? Zaza kok tau aku milad? ;p hehehe... Makasih, ya... Wish all the best for you too! :)
23 September at 18:54 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah hehehe...dunia teknologi mah apa aja bs diketahui..hehe
direminder sm empe mba...hehe
amiin...tlg ajarin aku ya mba,,,, :)
23 September at 18:56 · Like
Sari Viciawati Oh...

Hihihi... Maap ya... Aku mau buka wall lagi, lupa caranya :p dulu cuma otak atik iseng, eh keterusan...

Sekali lagi makasih ya... Yuk, kita belajar bareng2 ;)
23 September at 19:02 via Facebook Mobile · Like
Sari Viciawati Mbak Ade, maap nih, jadi numpang chat disini. Hehehehehe...
23 September at 19:04 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah di tab account trus klik privacy settingnya mba.

iya share dong mba lewat tulisan...
23 September at 19:05 · Like
Sari Viciawati Ssiipp... Kalo inget, aku ubah deh. Dah dikritik dua org nih. Yang atu bilang belaga kek artis :D

Aku mah nulis di blogspot aja ah. Di FB mah malu. Aku kan pemalu. Hihihihi...
23 September at 19:08 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah wekekekekk.....
aduuh...klo yg pemalu nya aja kyk mba, gmn yg terbukanya :p
di mp dunk mba,,,hehe
*maksa
23 September at 19:09 · Like
Sari Viciawati Eh, empe lagi... Aku malu... *tutup muka*

Hihi...
23 September at 19:12 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah hahahah....mba sari nih...
23 September at 19:16 · Like
Ade Anita ehem..ada yg ulang tahun...sari, met ulang tahun ya...dan terima kasih komennya...
23 September at 20:50 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@ilham: mungkin krn ini lebih seperti menulis diary, dari peristiwa keseharian yg aku alami. jadi nulisnya juga ringan, tanpa beban, dan bisa menuangkan seluruh diriku utuh tanpa beban.
kalo nulis puisi, masih harus berimajinasi dulu, baru...See more
23 September at 20:58 via Facebook Mobile · Like
Yoyok Hitam ‎@ Mbak Ade : Jd itu emg kisah nyata y? Makasih y mbak, ak dah ditandai. Hehe.. Btw, emg beliau dpt cobaan yg berat. Alhamdulillah beliau mampu tuk sabar & ikhtiar (dan insya Allah kita selalu spt itu, amien..)

@ Mbak Heni : Mbak.. makasih u...See more
23 September at 23:10 · Like
Anne Adzkia Indriani Speechless mbak...saat baca kisah ini aku jd inget waktu mbak ade nulis kisah ttg tetangga mbak ade yg anaknya sakit/kecelakaan itu ya...سُبْØ­َانَ اللّÙ‡ُ ya, ternyata banyak org2 n kejadian2 yg luar biasa di luar sana. اَÙ„ْØ­َÙ…ْدُÙ„ِÙ„ّÙ‡ِ mbak ade dikasih kesempatan utk bertemu mereka lgsg...
24 September at 04:13 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@yoyok: seinget aku, sepanjang aku menulis (kecuali jika aku tandai itu sbg dongeng atau fiksi), semuanya adalah kisah2 nyata dari keseharian yg aku temui. aku orang yg sulit utk menghayalkan sesuatu yg aku nda tau. Jadi ya, ini dan juga 95% semua cerita dlm semua tulisan2ku adalah kisah nyata dari hal2 yg aku temui sehari-hari. aku merasa sayang saja jika pelajaran yg aku petik ini dinikmati sendiri lalu hilang tertelan terlupa oleh waktu.
24 September at 05:47 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@anne: and so do I...
24 September at 05:49 via Facebook Mobile · Like
Rumput Laut Izin share mba
24 September at 10:52 · Like
Ade Anita oke silahkan
24 September at 11:19 · Like
Nazla Luthfiah terhenyak. selalu indah mba pesannya
24 September at 11:35 · Like
Ade Anita ‎^_^... makasih ya lu
24 September at 11:43 · Like
Sari Viciawati Mbak Ade, makasih ucapan ultahnya ^^
24 September at 11:46 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita sama-sama sari... udah bisa dibuka untuk umum belum fbmu sekarang?
24 September at 11:51 · Like
Nazla Luthfiah belum tuh mba ade, masih berasa jd seleb kali dia moahahaha
24 September at 11:52 · Like
Sari Viciawati Belom mbak Ade, fb baru dibuka 5 menit lagi. Ga bisa diubah settingnya kalo liwt hape mah.. :p

Lulu, susah emang kalo jadi seleb... Ghyahahaha... Ntar kalo dah dibuka, ucapin ulang taon lagi, yak?
24 September at 11:56 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita wehehehehehe.... seleb yang gaptek...
24 September at 11:57 · Like
Sari Viciawati Ih, mbak Ade, saya tuh seleb tercanggih diatara sesama seleb lagi, mbak... Jiahahaha...*lirik Dewi Persik :D
24 September at 12:00 via Facebook Mobile · Like
Ate Aza kisah yang sangat menjual, mbak ade. terharu aku.

salam yah.
24 September at 13:40 · Unlike · 1 person
S Che Hidayat Ade..
Membaca memahami memaknai catatan ini ada sekeping hati meretak jatuh di atas lisan diamNya, betapa meski perih tersirat namun lukisan keadaan yang kau bangun dari alur cerita yang begitu mengalir membuat ku terbuai hingga berujung pad...See more
24 September at 14:34 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Dessy Aja Tapi yang bisa kuberikan ternyata hanya dua buah gumpalan kapas

"Sumbat telingamu, bayangkan saja dari gumpalan kapas itu sedang diputar irama merdu dari gemericik air sungai nan bening di surga"

semoga empati kita tak hanya sampai pd merasak...See more
24 September at 15:34 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@arther: makasih..
@s che: waah... makasih lagi.
24 September at 15:39 · Like
Ade Anita ‎@maknya mitha: iya.. semoga, aammiin.
24 September at 15:39 · Like
Dwi Klik Santosa tajuk yang bagus. adakah dalam realita bisa semanis simpulan kisah tulisan ini. mari merenungi.

"kemiskinan" selalu obyek bagi "kekayaan".
24 September at 15:54 · Like
Yoyok Hitam Oohh.. gitu ya mbak. Ya maaf, ak kan ga tau. Hehehe... Apalagi ak bkn org sastra jd perlu baca bbrp x biar lbh "ngena" inti & hikmahnya. :D
Yg penting, mbak Ade beruntung bs kenal dgn mrk dan kisah hdpnya. Alhamdulillah...
24 September at 19:55 · Like
Ade Anita ‎@yoyok: eh...aku juga bukan orang sastra dan semua tulisanku ditujukan utk siapa saja sebenarnya...hmmm...yoyok, menurutmu, apa tulisanku bahasanya sulit dipahami? kritik dan sarannya dong...soalnya percuma juga kalo aku nulis tapi bahasaku jadi menara gading yg sulit dipahami atau tidak dimengerti pesan yg ingin disampaikannya... hmm, jadi mikir nih...
24 September at 21:27 via Facebook Mobile · Like
Yoyok Hitam bkn gitu mbak, sbnrnya ckp mudah n jelas kok. cm ak aja yg suka sering error. hehehehe... mgk jg ak lbh suka dgn kata2 yg simple tp langsung ngena. menurutku itu lbh efektif aja. spt org yg lg ceramah, klo trlalu bnyk ngomong, bsr kemungkinan org2 yg dengerin ga bs nangkep inti maksudny, jd masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. tp ini kan kisah nyata yg pny arti, beda ma ceramah. hehehehe... :D
24 September at 21:45 · Like
Ade Anita oo...hehe..iya ngerti... emang dasarnya aku aja yg suka nulis berpanjang-panjang... nanti deh aku tulis ulang kisah di atas ya... biar lebih jelas pesannya..makasih ya yok...
24 September at 21:52 via Facebook Mobile · Like
Yoyok Hitam sama2 mbak.. tp ttp yg indah y, takutnya klo gaya bhsny diubah, bnyk penggemar mbak yg suka keindahan jd sdkt kcwa. hehehe... ^_^
24 September at 22:04 · Like
Ade Anita hehe..insya Allah..dikafemuslimah gaya nulisku juga berubah-ubah tuh..kadang ada yg protes kurang to the point, kadang ada yg saran agar diperhalus biar nggak terlalu tertohok...hehehe...aku nulis dgn gaya yg aku nyaman nulisnya..jadi ya nggak beda jauh sepertinya gayanya krn nyamannya baru sampai di tahap ini kok...makasih yok
24 September at 22:25 via Facebook Mobile · Like
Yulianti Wikanto Terima kasih dear untuk sharing nya yang luar biasa.. ;-)) Salam buat keluarga yaa..dear
25 September at 09:47 · Like
Ade Anita sama2 mbak yuli... buat kamu juga..
25 September at 10:22 · Like
Aisyah Dian terharu,...mbak pengen tahu cerita lengkapnya...bolehkah? oh iya smsku pending...ganti nomerkah sist?
27 September at 14:06 · Like
Ade Anita nggak ganti...tadi lowbat jadi blm dibalas maaf...
27 September at 14:25 via Facebook Mobile · Like
Sayuri Yosiana sungguh mengembun mata ini membacanya, mam. betapa sulit ya jad orang miskin. tak ada nafas baginya utk sebuah kesempatan hidup. So touching
03 October at 10:43 · Like
Ade Anita makasih sayuri.. cerita ini aku buat bersambung...
03 October at 11:04 via Facebook Mobile · Like