masih penasaran...
Kamis, 27 Mei 2010
kemarin.. setelah seharian duduk di depan notebook, akhirnya berhasil masukin daftar link teman2 yang saya suka bacanya.. sekarang, saya masih penasaran gimana caranya merubah latar belakang blog saya agar bisa macem2 selain daripada yang sudah disediakan oleh blogger ini... hmm.... begini ini kalau gaptek tapi banyak maunya... tapi asli bingung..setiap kali dah ketemu yang saya taksir, eh, begitu code2 yang njelimet itu dipindahin ke sini, pasti ditolak sama blog saya ini... hiks... padahal nyarinya seharian... gimana caranya sih? ... duh... pingin ngerubah latar belakang deh... hiks..
puisi cinta
Saya penggemar dongeng sejak masih kecil. Bukan karena selalu ada keajaiban di dalam dongeng, tapi karena dalam cerita dongeng selalu terjadi pertemuan dua orang kekasih yang saling mencintai satu sama lain dan akhirnya mereka awet dalam percintaan hingga maut memisahkan mereka.
and they Happy ever after.
Hingga mereka akhirnya Bahagia selamanya.
Tentu selalu ada rintangan dalam sebuah kisah cinta. Terkadang rintangan itu menguras air mata, kadang membangkitkan amarah. Tapi kekuatan cinta benar-benar ampuh dilukiskan pada setiap dongeng. Cinta yang mampu mengalahkan seorang raksasa yang amat menakutkan dan amat biadap sekalipun. Mampu mengalahkan api yang menjilat-jilat dan membakar seantero jagad raya. Bahkan cinta juga dilukiskan mampu menembus langit, menyeruak ke dalam dasar bumi dan tetap berdiri kokoh meski berada di puncak gunung yang amat tinggi dan runcing.
Pada akhirnya... saya menjadi seorang yang selalu percaya bahwa cinta bisa menyelesaikan banyak hal. Dan ciinta juga bisa menyembuhkan semua luka yang ada. Itu sebabnya saya selalu menyukai membaca semua puisi cinta. Juga semua cerita cinta. Meski terkadang muak jika membaca tulisan tentang cinta yang terlalu picisan dan murahan.
Pagi ini.... ketika saya baru pulang dari dokter karena putri bungsu saya terserang diare (nama tengah semua anak-anak saya memiliki arti 'cahaya cinta' loh, hehe maaf out of topic), saya diundang untuk membaca sebuah puisi cinta dari seseorang yang saya kagumi yang baru saja kehilangan orang yang dicintainya. BJ Habibie.... Jujur, sejak ibu Ainun Hasri Habibie meninggal, saya selalu mengucurkan air mata menyaksikan kedua sejoli (BJ Habibie dan almarhumah istrinya) merasakan kepedihan sebuah perpisahan. Sekaligus terharu karena kisah cinta mereka, ternyata lebih indah dari pusi-puisi cinta yang pernah disuguhkan di hadapan saya untuk saya nikmati. Jadi, hati saya langsung terenyuh membaca puisi cinta seorang Habibie untuk istri tercintanya yang telah tiada. Sambil berharap, semoga suami saya juga mencintai saya sedemikian dalam seperti itu.
Dan ini lah puisi cinta seorang Habibie untuk istrinya tersebut.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....
and they Happy ever after.
Hingga mereka akhirnya Bahagia selamanya.
Tentu selalu ada rintangan dalam sebuah kisah cinta. Terkadang rintangan itu menguras air mata, kadang membangkitkan amarah. Tapi kekuatan cinta benar-benar ampuh dilukiskan pada setiap dongeng. Cinta yang mampu mengalahkan seorang raksasa yang amat menakutkan dan amat biadap sekalipun. Mampu mengalahkan api yang menjilat-jilat dan membakar seantero jagad raya. Bahkan cinta juga dilukiskan mampu menembus langit, menyeruak ke dalam dasar bumi dan tetap berdiri kokoh meski berada di puncak gunung yang amat tinggi dan runcing.
Pada akhirnya... saya menjadi seorang yang selalu percaya bahwa cinta bisa menyelesaikan banyak hal. Dan ciinta juga bisa menyembuhkan semua luka yang ada. Itu sebabnya saya selalu menyukai membaca semua puisi cinta. Juga semua cerita cinta. Meski terkadang muak jika membaca tulisan tentang cinta yang terlalu picisan dan murahan.
Pagi ini.... ketika saya baru pulang dari dokter karena putri bungsu saya terserang diare (nama tengah semua anak-anak saya memiliki arti 'cahaya cinta' loh, hehe maaf out of topic), saya diundang untuk membaca sebuah puisi cinta dari seseorang yang saya kagumi yang baru saja kehilangan orang yang dicintainya. BJ Habibie.... Jujur, sejak ibu Ainun Hasri Habibie meninggal, saya selalu mengucurkan air mata menyaksikan kedua sejoli (BJ Habibie dan almarhumah istrinya) merasakan kepedihan sebuah perpisahan. Sekaligus terharu karena kisah cinta mereka, ternyata lebih indah dari pusi-puisi cinta yang pernah disuguhkan di hadapan saya untuk saya nikmati. Jadi, hati saya langsung terenyuh membaca puisi cinta seorang Habibie untuk istri tercintanya yang telah tiada. Sambil berharap, semoga suami saya juga mencintai saya sedemikian dalam seperti itu.
Dan ini lah puisi cinta seorang Habibie untuk istrinya tersebut.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....
akhirnyaaaaaaa.
Selasa, 25 Mei 2010
hehehehe.... aku emang gaptek total... kebangetan deh gapteknya... dah nggak usah diragukan lagi.. bolak balik gaptek semua... makanya aku hari ini senang banget, setelah berkutat malang melintang selama lebih dari empat (4) jam, akhirnya aku bisa juga bikin list link ke blog-blog yang aku suka bacanya....
parah banget ya... selama ini, aku selalu kehilangan jejak mereka... hanya karena aku nggak tahu gimana cara nyimpen blog yang udah pernah aku baca...
parah banget ya... selama ini, aku selalu kehilangan jejak mereka... hanya karena aku nggak tahu gimana cara nyimpen blog yang udah pernah aku baca...
Bu ainun dan pak habibie... soulmate yang sedang terluka
ikut duka cita atas meninggalnya Ibu Ainun Habibie, istri presiden ketiga RI, BJ Habibie.... aku kagum dengan cinta mereka berdua.. tetap setia dan saling mencintai satu salam lain hingga maut memisahkan mereka berdua.... hiks...asli pasangan soulmate banget.
selamat jalan Bu Ainun Habibie...
selamat jalan Bu Ainun Habibie...
Every Day I Love You
Kamis, 20 Mei 2010
Hawna, usianya baru 4 tahun empat bulan... siang itu tampak asyik membaca buku. Hmm.. lebih tepatnya memperhatikan setiap gambar dan huruf di dalam buku tersebut. Dia memang belum bisa membaca tapi sudah menyukai buku sejak kecil. Mungkin karena kami sering membacakan dia dongeng dari sebuah buku dan mungkin juga karena dia sering melihat anggota keluarganya di rumah ini semua senang membuka buku, akhirnya dia pun menyukai buku.
Siang itu, Hawna tampak tengkurap menghadapi buku bergambarnya. Matanya asyik berpindah-pindah dari gambar yang satu ke gambar yang lain. Mungkin imajinasi di kepalanya sedang berpetualang menuturkan sebuah cerita tersendiri dari semua gambar yang dia perhatikan itu. Aku gemas melihat punggung mungilnya, juga rambut tipis dan lurusnya yang tampak berkilat tertimpa cahaya lampu. Tanpa terasa, tanganku terulur untuk mengelus kepalanya lalu sebuah ciuman terkirim ke belakang kepalanya.
"Sstt... hawna." Hawna menengok dengan pandangan jenakanya. Mata itu selalu ceria dan terlihat tanpa beban.
"Ada apa ibu?"
"I Love You." Lalu cup, aku mengiringi pernyataan cintaku ini dengan sebuah kecupan di keningnya. Hawna melongo melihatku.
"Kok I Love You sih bu?" Katanya polos. Membuat hatiku semakin merasa sayang padanya.
"Iya, karena ibu sayang banget sama kamu."
"Oh." Hanya itu jawabnya. Lalu kepalanya kembali menekuri bukunya. Tapi hanya sebentar, karena tidak lama kemudian dia kembali menatapku.
"Bu, I Love YOunya kenapa siang-siang?"
"Loh, memangnya kenapa?" Aku balik bertanya sambil menahan senyum. Wajah Hawna asli polosssss banget. Kening mungilnya dihiasi beberapa butir keringat. Dan matanya, mata itu tetap jernih... seandainya saja itu sebuah telaga, tentu kesegaran akan diperoleh dengan segera jika saja kita terjun dan berenang di dalamnya.
"I Love You seharusnya malam-malam saja ibu." Aku tertawa mendengarnya. Sudah menjadi kebiasaan kami, setiap malam sebelum tidur, aku mengajarkan Hawna untuk merapal surat Al Fathihah, dilanjutkan dengan doa mau tidur dalam bahasa Arab lalu artinya dalam bahasa Indonesia yang dimodifikasi. Allahumma, Hawna mau tidur, lindungi Hawna, ayah, ibu, mas ibam dan mbak arna.. aammiin."... lalu aku akan mengucapkan kalimat "I LOve You" kepadanya...lalu dia akan menjawab " I Love YOu too."... lalu dia mulai mengucapkan kata "selamat malam ibu." lalu kepada ayahnya juga... barulah kemudian dia tidur. Dengan begitu, ucapan I Love You memang identik dengan ucapan yang diucapkan di malam hari.
"I Love You itu artinya, aku cinta banget sama kamu. Aku sayang banget sama kamu. Jadi, ibu sayang banget sama Hawna. Sayangnya nggak cuma pas malam-malam saja. Tapi juga pagi, siang, sore, pokoknya lamaaa dan semuanya deh."
"Oh, berarti terus-terusan dong bu sayangnya?" Dia bertanya lagi dengan wajah yang super duper serius. Aku tidak tahan jadi segera mengangguk dan mendaratkan sebuah kecupan lagi di pipinya yang empuk.
"Iya... Ibu sayang sama kamu terus-terus." Hawna langsung senyum mendengar ucapanku. Hidungnya tampak kembang kempis. Aha! Dia rupanya mengerti apa yang baru saja aku katakan.
"Sama ayah juga?"
"Sama ayah juga." Aku mengangguk sambil menahan senyum.
"Sama mas ibam?"
"Sama mas ibam juga."
"Sama mbak arna?"
"Sama mbak arna juga."
"Bearti sama semuanya ibu sayang dong, sama kayak sayang ke aku." Senyumku semakin terkulum. La iya lah, sudah jelas sekali. Dasar anak kecil, pertanyaannya suka ajaib.
"Iya... sama semuanya juga sayang. Sayangnya terus-terusan juga." Hawna kembali tersenyum. Kali ini matanya terlihat berbinar-binar kesenangan. Lalu dia kembali melanjutkan memperhatikan buku yang semula dia tinggalkan karena terlibat obrolan denganku barusan. Aku terus memandang punggungnya dan mengelus-elus punggungnya dengan rasa sayang. Tiba-tiba, Hawna berdiri sambil senyum-senyum menatapku. Aku heran. Ada apa ini?
"Ibu, jangan takut. Aku juga sayangnya terus-terusan ke ibu. I Love You too-nya terus-terusan juga. Sama yang lain juga. Sama semuanya deh."
Wah... subhanallah.. ini pernyataan cinta yang paling indah. Segera saja aku raih tubuh mungil Hawna dan memeluknya erat-erat. Lalu kubisikkan di telinga, "Terima kasih ya nak. I Love You always."
Siang itu, Hawna tampak tengkurap menghadapi buku bergambarnya. Matanya asyik berpindah-pindah dari gambar yang satu ke gambar yang lain. Mungkin imajinasi di kepalanya sedang berpetualang menuturkan sebuah cerita tersendiri dari semua gambar yang dia perhatikan itu. Aku gemas melihat punggung mungilnya, juga rambut tipis dan lurusnya yang tampak berkilat tertimpa cahaya lampu. Tanpa terasa, tanganku terulur untuk mengelus kepalanya lalu sebuah ciuman terkirim ke belakang kepalanya.
"Sstt... hawna." Hawna menengok dengan pandangan jenakanya. Mata itu selalu ceria dan terlihat tanpa beban.
"Ada apa ibu?"
"I Love You." Lalu cup, aku mengiringi pernyataan cintaku ini dengan sebuah kecupan di keningnya. Hawna melongo melihatku.
"Kok I Love You sih bu?" Katanya polos. Membuat hatiku semakin merasa sayang padanya.
"Iya, karena ibu sayang banget sama kamu."
"Oh." Hanya itu jawabnya. Lalu kepalanya kembali menekuri bukunya. Tapi hanya sebentar, karena tidak lama kemudian dia kembali menatapku.
"Bu, I Love YOunya kenapa siang-siang?"
"Loh, memangnya kenapa?" Aku balik bertanya sambil menahan senyum. Wajah Hawna asli polosssss banget. Kening mungilnya dihiasi beberapa butir keringat. Dan matanya, mata itu tetap jernih... seandainya saja itu sebuah telaga, tentu kesegaran akan diperoleh dengan segera jika saja kita terjun dan berenang di dalamnya.
"I Love You seharusnya malam-malam saja ibu." Aku tertawa mendengarnya. Sudah menjadi kebiasaan kami, setiap malam sebelum tidur, aku mengajarkan Hawna untuk merapal surat Al Fathihah, dilanjutkan dengan doa mau tidur dalam bahasa Arab lalu artinya dalam bahasa Indonesia yang dimodifikasi. Allahumma, Hawna mau tidur, lindungi Hawna, ayah, ibu, mas ibam dan mbak arna.. aammiin."... lalu aku akan mengucapkan kalimat "I LOve You" kepadanya...lalu dia akan menjawab " I Love YOu too."... lalu dia mulai mengucapkan kata "selamat malam ibu." lalu kepada ayahnya juga... barulah kemudian dia tidur. Dengan begitu, ucapan I Love You memang identik dengan ucapan yang diucapkan di malam hari.
"I Love You itu artinya, aku cinta banget sama kamu. Aku sayang banget sama kamu. Jadi, ibu sayang banget sama Hawna. Sayangnya nggak cuma pas malam-malam saja. Tapi juga pagi, siang, sore, pokoknya lamaaa dan semuanya deh."
"Oh, berarti terus-terusan dong bu sayangnya?" Dia bertanya lagi dengan wajah yang super duper serius. Aku tidak tahan jadi segera mengangguk dan mendaratkan sebuah kecupan lagi di pipinya yang empuk.
"Iya... Ibu sayang sama kamu terus-terus." Hawna langsung senyum mendengar ucapanku. Hidungnya tampak kembang kempis. Aha! Dia rupanya mengerti apa yang baru saja aku katakan.
"Sama ayah juga?"
"Sama ayah juga." Aku mengangguk sambil menahan senyum.
"Sama mas ibam?"
"Sama mas ibam juga."
"Sama mbak arna?"
"Sama mbak arna juga."
"Bearti sama semuanya ibu sayang dong, sama kayak sayang ke aku." Senyumku semakin terkulum. La iya lah, sudah jelas sekali. Dasar anak kecil, pertanyaannya suka ajaib.
"Iya... sama semuanya juga sayang. Sayangnya terus-terusan juga." Hawna kembali tersenyum. Kali ini matanya terlihat berbinar-binar kesenangan. Lalu dia kembali melanjutkan memperhatikan buku yang semula dia tinggalkan karena terlibat obrolan denganku barusan. Aku terus memandang punggungnya dan mengelus-elus punggungnya dengan rasa sayang. Tiba-tiba, Hawna berdiri sambil senyum-senyum menatapku. Aku heran. Ada apa ini?
"Ibu, jangan takut. Aku juga sayangnya terus-terusan ke ibu. I Love You too-nya terus-terusan juga. Sama yang lain juga. Sama semuanya deh."
Wah... subhanallah.. ini pernyataan cinta yang paling indah. Segera saja aku raih tubuh mungil Hawna dan memeluknya erat-erat. Lalu kubisikkan di telinga, "Terima kasih ya nak. I Love You always."
Every Day I Love You
Hawna, usianya baru 4 tahun empat bulan... siang itu tampak asyik membaca buku. Hmm.. lebih tepatnya memperhatikan setiap gambar dan huruf di dalam buku tersebut. Dia memang belum bisa membaca tapi sudah menyukai buku sejak kecil. Mungkin karena kami sering membacakan dia dongeng dari sebuah buku dan mungkin juga karena dia sering melihat anggota keluarganya di rumah ini semua senang membuka buku, akhirnya dia pun menyukai buku.
Siang itu, Hawna tampak tengkurap menghadapi buku bergambarnya. Matanya asyik berpindah-pindah dari gambar yang satu ke gambar yang lain. Mungkin imajinasi di kepalanya sedang berpetualang menuturkan sebuah cerita tersendiri dari semua gambar yang dia perhatikan itu. Aku gemas melihat punggung mungilnya, juga rambut tipis dan lurusnya yang tampak berkilat tertimpa cahaya lampu. Tanpa terasa, tanganku terulur untuk mengelus kepalanya lalu sebuah ciuman terkirim ke belakang kepalanya.
"Sstt... hawna." Hawna menengok dengan pandangan jenakanya. Mata itu selalu ceria dan terlihat tanpa beban.
"Ada apa ibu?"
"I Love You." Lalu cup, aku mengiringi pernyataan cintaku ini dengan sebuah kecupan di keningnya. Hawna melongo melihatku.
"Kok I Love You sih bu?" Katanya polos. Membuat hatiku semakin merasa sayang padanya.
"Iya, karena ibu sayang banget sama kamu."
"Oh." Hanya itu jawabnya. Lalu kepalanya kembali menekuri bukunya. Tapi hanya sebentar, karena tidak lama kemudian dia kembali menatapku.
"Bu, I Love YOunya kenapa siang-siang?"
"Loh, memangnya kenapa?" Aku balik bertanya sambil menahan senyum. Wajah Hawna asli polosssss banget. Kening mungilnya dihiasi beberapa butir keringat. Dan matanya, mata itu tetap jernih... seandainya saja itu sebuah telaga, tentu kesegaran akan diperoleh dengan segera jika saja kita terjun dan berenang di dalamnya.
"I Love You seharusnya malam-malam saja ibu." Aku tertawa mendengarnya. Sudah menjadi kebiasaan kami, setiap malam sebelum tidur, aku mengajarkan Hawna untuk merapal surat Al Fathihah, dilanjutkan dengan doa mau tidur dalam bahasa Arab lalu artinya dalam bahasa Indonesia yang dimodifikasi. Allahumma, Hawna mau tidur, lindungi Hawna, ayah, ibu, mas ibam dan mbak arna.. aammiin."... lalu aku akan mengucapkan kalimat "I LOve You" kepadanya...lalu dia akan menjawab " I Love YOu too."... lalu dia mulai mengucapkan kata "selamat malam ibu." lalu kepada ayahnya juga... barulah kemudian dia tidur. Dengan begitu, ucapan I Love You memang identik dengan ucapan yang diucapkan di malam hari.
"I Love You itu artinya, aku cinta banget sama kamu. Aku sayang banget sama kamu. Jadi, ibu sayang banget sama Hawna. Sayangnya nggak cuma pas malam-malam saja. Tapi juga pagi, siang, sore, pokoknya lamaaa dan semuanya deh."
"Oh, berarti terus-terusan dong bu sayangnya?" Dia bertanya lagi dengan wajah yang super duper serius. Aku tidak tahan jadi segera mengangguk dan mendaratkan sebuah kecupan lagi di pipinya yang empuk.
"Iya... Ibu sayang sama kamu terus-terus." Hawna langsung senyum mendengar ucapanku. Hidungnya tampak kembang kempis. Aha! Dia rupanya mengerti apa yang baru saja aku katakan.
"Sama ayah juga?"
"Sama ayah juga." Aku mengangguk sambil menahan senyum.
"Sama mas ibam?"
"Sama mas ibam juga."
"Sama mbak arna?"
"Sama mbak arna juga."
"Bearti sama semuanya ibu sayang dong, sama kayak sayang ke aku." Senyumku semakin terkulum. La iya lah, sudah jelas sekali. Dasar anak kecil, pertanyaannya suka ajaib.
"Iya... sama semuanya juga sayang. Sayangnya terus-terusan juga." Hawna kembali tersenyum. Kali ini matanya terlihat berbinar-binar kesenangan. Lalu dia kembali melanjutkan memperhatikan buku yang semula dia tinggalkan karena terlibat obrolan denganku barusan. Aku terus memandang punggungnya dan mengelus-elus punggungnya dengan rasa sayang. Tiba-tiba, Hawna berdiri sambil senyum-senyum menatapku. Aku heran. Ada apa ini?
"Ibu, jangan takut. Aku juga sayangnya terus-terusan ke ibu. I Love You too-nya terus-terusan juga. Sama yang lain juga. Sama semuanya deh."
Wah... subhanallah.. ini pernyataan cinta yang paling indah. Segera saja aku raih tubuh mungil Hawna dan memeluknya erat-erat. Lalu kubisikkan di telinga, "Terima kasih ya nak. I Love You always."
Siang itu, Hawna tampak tengkurap menghadapi buku bergambarnya. Matanya asyik berpindah-pindah dari gambar yang satu ke gambar yang lain. Mungkin imajinasi di kepalanya sedang berpetualang menuturkan sebuah cerita tersendiri dari semua gambar yang dia perhatikan itu. Aku gemas melihat punggung mungilnya, juga rambut tipis dan lurusnya yang tampak berkilat tertimpa cahaya lampu. Tanpa terasa, tanganku terulur untuk mengelus kepalanya lalu sebuah ciuman terkirim ke belakang kepalanya.
"Sstt... hawna." Hawna menengok dengan pandangan jenakanya. Mata itu selalu ceria dan terlihat tanpa beban.
"Ada apa ibu?"
"I Love You." Lalu cup, aku mengiringi pernyataan cintaku ini dengan sebuah kecupan di keningnya. Hawna melongo melihatku.
"Kok I Love You sih bu?" Katanya polos. Membuat hatiku semakin merasa sayang padanya.
"Iya, karena ibu sayang banget sama kamu."
"Oh." Hanya itu jawabnya. Lalu kepalanya kembali menekuri bukunya. Tapi hanya sebentar, karena tidak lama kemudian dia kembali menatapku.
"Bu, I Love YOunya kenapa siang-siang?"
"Loh, memangnya kenapa?" Aku balik bertanya sambil menahan senyum. Wajah Hawna asli polosssss banget. Kening mungilnya dihiasi beberapa butir keringat. Dan matanya, mata itu tetap jernih... seandainya saja itu sebuah telaga, tentu kesegaran akan diperoleh dengan segera jika saja kita terjun dan berenang di dalamnya.
"I Love You seharusnya malam-malam saja ibu." Aku tertawa mendengarnya. Sudah menjadi kebiasaan kami, setiap malam sebelum tidur, aku mengajarkan Hawna untuk merapal surat Al Fathihah, dilanjutkan dengan doa mau tidur dalam bahasa Arab lalu artinya dalam bahasa Indonesia yang dimodifikasi. Allahumma, Hawna mau tidur, lindungi Hawna, ayah, ibu, mas ibam dan mbak arna.. aammiin."... lalu aku akan mengucapkan kalimat "I LOve You" kepadanya...lalu dia akan menjawab " I Love YOu too."... lalu dia mulai mengucapkan kata "selamat malam ibu." lalu kepada ayahnya juga... barulah kemudian dia tidur. Dengan begitu, ucapan I Love You memang identik dengan ucapan yang diucapkan di malam hari.
"I Love You itu artinya, aku cinta banget sama kamu. Aku sayang banget sama kamu. Jadi, ibu sayang banget sama Hawna. Sayangnya nggak cuma pas malam-malam saja. Tapi juga pagi, siang, sore, pokoknya lamaaa dan semuanya deh."
"Oh, berarti terus-terusan dong bu sayangnya?" Dia bertanya lagi dengan wajah yang super duper serius. Aku tidak tahan jadi segera mengangguk dan mendaratkan sebuah kecupan lagi di pipinya yang empuk.
"Iya... Ibu sayang sama kamu terus-terus." Hawna langsung senyum mendengar ucapanku. Hidungnya tampak kembang kempis. Aha! Dia rupanya mengerti apa yang baru saja aku katakan.
"Sama ayah juga?"
"Sama ayah juga." Aku mengangguk sambil menahan senyum.
"Sama mas ibam?"
"Sama mas ibam juga."
"Sama mbak arna?"
"Sama mbak arna juga."
"Bearti sama semuanya ibu sayang dong, sama kayak sayang ke aku." Senyumku semakin terkulum. La iya lah, sudah jelas sekali. Dasar anak kecil, pertanyaannya suka ajaib.
"Iya... sama semuanya juga sayang. Sayangnya terus-terusan juga." Hawna kembali tersenyum. Kali ini matanya terlihat berbinar-binar kesenangan. Lalu dia kembali melanjutkan memperhatikan buku yang semula dia tinggalkan karena terlibat obrolan denganku barusan. Aku terus memandang punggungnya dan mengelus-elus punggungnya dengan rasa sayang. Tiba-tiba, Hawna berdiri sambil senyum-senyum menatapku. Aku heran. Ada apa ini?
"Ibu, jangan takut. Aku juga sayangnya terus-terusan ke ibu. I Love You too-nya terus-terusan juga. Sama yang lain juga. Sama semuanya deh."
Wah... subhanallah.. ini pernyataan cinta yang paling indah. Segera saja aku raih tubuh mungil Hawna dan memeluknya erat-erat. Lalu kubisikkan di telinga, "Terima kasih ya nak. I Love You always."
ungkapan cinta yang manis
Hari ini, ceritanya hari untuk memboycot facebook. Jadi, full hari ini jalan nyari bahan untuk nulis pesanan non fiksi yang menumpuk. Lagi nyari inspirasi buat mulai nulis, ketemu sebuah blog yang memuat ungkapan2 cinta yang manis banget. yaitu dari
http://rezaldo.wordpress.com/2009/06/06/ungkapan-cinta/ . Aku copy paste saja ya, manis banget buat dikutip siapa tahu perlu... Nanti tinggal nyari siapa sebenarnya pencetus pertama kalimat2 manis ini.
1.Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa, ia mencintaimu. Dia hanya tahu, dimata dia, kamulah satu satunya…
2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah /gila /jengkel / stres. Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu…
3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu…
4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya, karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi padamu…
5. Seseorang yang mencintai kamu, hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu. Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup / berdenyut /bergetar untuk kamu…
6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata-kata itu tepat waktunya…
7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya…
8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian/ kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini…
9. Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah, karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yang akan mengatakan kata “I LOVE U” pada situasi yang spesial, karena ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu…
10. Seseorang yang benar-benar mencintai kamu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja, karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia / tersenyum…
11. Seseorang yang mencintai kamu, akan pergi ke airport untuk menjemput kamu, dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yang kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan : Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari ? Dengan hatinya yang tulus.
12. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam. Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata : Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang, penjelasannya baru akan benar2 bekerja / manjur / berguna…
13. Seseorang yang mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda-benda yang telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan ‘I LOVE U’ ada didalam dompetnya…
14.Seseorang yang mencintaimu, jarang mengatakan kata-kata manis. Tapi kamu tahu, ‘kecupannya’ sudah menyalurkan semua. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu …
15. Seseorang yang mencintaimu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri…
16. Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain.
17. Seseorang yang mencintaimu akan berkata “Sayang, ayo kita menikah!”, setelah Make Out denganmu. Hal ini menandakan bahwa ia tahu untuk meneruskannya harus ada pernikahan.
http://rezaldo.wordpress.com/2009/06/06/ungkapan-cinta/ . Aku copy paste saja ya, manis banget buat dikutip siapa tahu perlu... Nanti tinggal nyari siapa sebenarnya pencetus pertama kalimat2 manis ini.
1.Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa, ia mencintaimu. Dia hanya tahu, dimata dia, kamulah satu satunya…
2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah /gila /jengkel / stres. Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu…
3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu…
4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya, karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi padamu…
5. Seseorang yang mencintai kamu, hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu. Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup / berdenyut /bergetar untuk kamu…
6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata-kata itu tepat waktunya…
7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya…
8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian/ kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini…
9. Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah, karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yang akan mengatakan kata “I LOVE U” pada situasi yang spesial, karena ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu…
10. Seseorang yang benar-benar mencintai kamu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja, karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia / tersenyum…
11. Seseorang yang mencintai kamu, akan pergi ke airport untuk menjemput kamu, dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yang kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan : Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari ? Dengan hatinya yang tulus.
12. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam. Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata : Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang, penjelasannya baru akan benar2 bekerja / manjur / berguna…
13. Seseorang yang mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda-benda yang telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan ‘I LOVE U’ ada didalam dompetnya…
14.Seseorang yang mencintaimu, jarang mengatakan kata-kata manis. Tapi kamu tahu, ‘kecupannya’ sudah menyalurkan semua. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu …
15. Seseorang yang mencintaimu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri…
16. Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain.
17. Seseorang yang mencintaimu akan berkata “Sayang, ayo kita menikah!”, setelah Make Out denganmu. Hal ini menandakan bahwa ia tahu untuk meneruskannya harus ada pernikahan.
Lelaki Hebatku
Rabu, 19 Mei 2010
Saya suka nulis. Jadi kalau ada sesuatu yang bersemayam dalam kepala saya lebih dari satu kali dua puluh empat jam, sudah pasti sesuatu itu akan saya tuang dalam sebuah tulisan. Ah, jangankan sehari semalam seperti itu, kadang sesuatu yang berkelebat di benak sayapun sering saya tulis. Mungkin ini yang disebut inspirasi ya. Nah, karena seringnya ingin menuangkan sesuatu dalam bentuk tulisan, maka lembar untuk menulis dan alat tulis adalah sebuah keharusan yang harus tersedia di dekat-dekat saya. Saya pernah menulis di atas tissue dengan lipstik sebagai alat tulisnya saking kebelet pingin nulis banget karena melihat sesuatu.
Suatu hari, kejadiannya di rumah. Tiba-tiba pingin nulis banget dan komputer lagi dipakai oleh anak saya. Langsung saja saya ambil selembar kertas dan mulai menulis. Lalu atmosfir keasyikan mulai merasuki dan selembar kertas hvs itu ternyata tidak cukup menampung gagasan yang membeludak dari kepala saya. Jadi, saya ambil lagi lembar berikutnya hingga tidak terasa telah memakai tiga lembar. Setelah terpuaskan, lalu saya pamerkan pada seseorang tulisan tersebut. Belum jadi sih tulisannya, tapi setidaknya draft jalan cerita ide tulisan sudah terlihat rapi.
"Bagus nggak?"
"Hmm, sebentar. Ini pake kertas yang mana?" Kening saya langsung berkerut. Kok, nanya kertasnya sih?
"Yang itu." Ragu saya menunjuk tumpukan kertas di atas meja tulis.
"Bagus nggak tulisanku?" kembali saya bertanya sambil senyum malu-malu mengharapkan pujian, muncul di wajah saya.
"Kenapa pake kertas itu de?" Loh? Hallooo....lagi ada yang minta dikomentari nih. Sumpah.
"Emang kenapa?" Meski sudah mulai kesal, tetap saja saya bertanya, nggak mungkin jujur bilang minta dipuji kan?
"Jangan pake kertas itu. Itu bukan milik kita." hah!!! Kesal. Apa pentingnya sih kertas, kenapa sih nggak lihat isi tulisannya ketimbang kertasnya?
"Cuma tiga lembar kok."
"TETEP. Jangan meremehkan hal sepele yang bikin kamu menyesal nanti. Biar cuma secuil, jika bukan milik kita kalau bisa jangan diambil De. Korupsi itu terjadi karena merasa nyaman ngambil yang kecil lalu mulai memperbesar porsi yang diambil sedikit demi sedikit. Kita harus mengembalikan kertas itu segera." Kali ini saya benar-benar sudah kesal. Huh. Ini kan masalah sepele. Beli saja di warung, habis perkara. Kalau perlu beli satu rim sekalian. Itu draft tulisan saya gimana nasibnya? Baguskah? Jelekkah? Akhirnya alih-alih minta tanggapan saya memilih untuk ngambek. Sebel banget. Kesal. Lalu kemana-mana sepanjang sore itu saya menggotong bibir manyun di atas pangkuan.
Malamnya, dengan penuh kelembutan barulah saya dijelaskan pelan-pelan tentang inti teguran sore tadi. Dalam suasana tenang, kemarahan yang sudah reda, saya bisa mencerna nasehat dengan penuh kesadaran. Ya. Sering kita meremehkan hal-hal kecil dalam kehidupan kita. Padahal, dari hal-hal kecil inilah sebuah masalah besar akhirnya membelit erat dan kadang meremukkan seluruh tulang dan memecahkan urat nadi. Bertoleransi pada sebuah kekhilafan kecil akan memupuk rasa tidak melakukan kesalahan lalu tanpa terasa membangun menara kesombongan bahwa diri telah menjadi super. Lupa bahwa kaki sedang menginjak orang susah. Tak merasa bahwa ada pihak yang terpaksa harus berkorban demi kejayaan yang kita raih. Apa pentingnya sebuah kemenangan jika diraih dengan cara yang tidak jujur dan tidak adil? Apakah masih terasa nikmat kejayaan yang disertai sumpah serapah pihak yang teraniaya?
"By the way, tulisan kamu bagus." Akhirnya komentar yang ditunggu keluar juga. Tapi hati ini sudah terlanjur malu. Malu pada kelakuan saya yang terlalu manja dan hampir menjerumuskan orang lain, keluarga saya, ke dalam arus perilaku koruptor. Malu pada dua malaikat pencatat kelakuan baik dan buruk yang mengintip dari belakang pundak.
"Maafin ade ya." Ternyata, tidak selalu sebuah pujian membuat hati merekah dengan bunga-bunga.
"Udah." Sudah? oh, seharusnya saya sudah menduganya.
mmmmm.....ngg.... Saya jadi bingung mau ngapain lagi. Salah tingkah mulai merasuk.
"Kenapa lagi?" Akhirnya saya ditanya. Laki-laki ini memang selalu tahu jika ada sesuatu yang menggayut dalam kepala saya.
"Boleh minta sesu atu?" Akhirnya malu-malu saya bertanya padanya.
"Apa?"
"Besok-besok, biarpun aku merengek minta sesuatu yang bikin kamu harus usaha keras memenuhinya, jangan sampai hal itu bikin kamu bertoleransi untuk terjerumus jadi koruptor ya. Persis seperti kamu ngingetin aku dengan tiga lembar kertas tadi sore. Aku perempuan manja yang banyak maunya. Jadi, tetaplah jadi lelaki berpendirian." Lalu lelaki di depan saya mengangguk setelah mengucapkan kata insya Allah. Dialah lelaki hebatku. Dialah, suamiku.
penulis: ade anita
Maaf, gambar ayam yang sering saya jadikan ilustrasi tulisan notes saya, bukan karena saya suka ayam.. hanya saja, pelajaran menggambar saya baru sampai binatang ayam. Masih belum sempurna, tapi setidaknya karya sendiri.
Suatu hari, kejadiannya di rumah. Tiba-tiba pingin nulis banget dan komputer lagi dipakai oleh anak saya. Langsung saja saya ambil selembar kertas dan mulai menulis. Lalu atmosfir keasyikan mulai merasuki dan selembar kertas hvs itu ternyata tidak cukup menampung gagasan yang membeludak dari kepala saya. Jadi, saya ambil lagi lembar berikutnya hingga tidak terasa telah memakai tiga lembar. Setelah terpuaskan, lalu saya pamerkan pada seseorang tulisan tersebut. Belum jadi sih tulisannya, tapi setidaknya draft jalan cerita ide tulisan sudah terlihat rapi.
"Bagus nggak?"
"Hmm, sebentar. Ini pake kertas yang mana?" Kening saya langsung berkerut. Kok, nanya kertasnya sih?
"Yang itu." Ragu saya menunjuk tumpukan kertas di atas meja tulis.
"Bagus nggak tulisanku?" kembali saya bertanya sambil senyum malu-malu mengharapkan pujian, muncul di wajah saya.
"Kenapa pake kertas itu de?" Loh? Hallooo....lagi ada yang minta dikomentari nih. Sumpah.
"Emang kenapa?" Meski sudah mulai kesal, tetap saja saya bertanya, nggak mungkin jujur bilang minta dipuji kan?
"Jangan pake kertas itu. Itu bukan milik kita." hah!!! Kesal. Apa pentingnya sih kertas, kenapa sih nggak lihat isi tulisannya ketimbang kertasnya?
"Cuma tiga lembar kok."
"TETEP. Jangan meremehkan hal sepele yang bikin kamu menyesal nanti. Biar cuma secuil, jika bukan milik kita kalau bisa jangan diambil De. Korupsi itu terjadi karena merasa nyaman ngambil yang kecil lalu mulai memperbesar porsi yang diambil sedikit demi sedikit. Kita harus mengembalikan kertas itu segera." Kali ini saya benar-benar sudah kesal. Huh. Ini kan masalah sepele. Beli saja di warung, habis perkara. Kalau perlu beli satu rim sekalian. Itu draft tulisan saya gimana nasibnya? Baguskah? Jelekkah? Akhirnya alih-alih minta tanggapan saya memilih untuk ngambek. Sebel banget. Kesal. Lalu kemana-mana sepanjang sore itu saya menggotong bibir manyun di atas pangkuan.
Malamnya, dengan penuh kelembutan barulah saya dijelaskan pelan-pelan tentang inti teguran sore tadi. Dalam suasana tenang, kemarahan yang sudah reda, saya bisa mencerna nasehat dengan penuh kesadaran. Ya. Sering kita meremehkan hal-hal kecil dalam kehidupan kita. Padahal, dari hal-hal kecil inilah sebuah masalah besar akhirnya membelit erat dan kadang meremukkan seluruh tulang dan memecahkan urat nadi. Bertoleransi pada sebuah kekhilafan kecil akan memupuk rasa tidak melakukan kesalahan lalu tanpa terasa membangun menara kesombongan bahwa diri telah menjadi super. Lupa bahwa kaki sedang menginjak orang susah. Tak merasa bahwa ada pihak yang terpaksa harus berkorban demi kejayaan yang kita raih. Apa pentingnya sebuah kemenangan jika diraih dengan cara yang tidak jujur dan tidak adil? Apakah masih terasa nikmat kejayaan yang disertai sumpah serapah pihak yang teraniaya?
"By the way, tulisan kamu bagus." Akhirnya komentar yang ditunggu keluar juga. Tapi hati ini sudah terlanjur malu. Malu pada kelakuan saya yang terlalu manja dan hampir menjerumuskan orang lain, keluarga saya, ke dalam arus perilaku koruptor. Malu pada dua malaikat pencatat kelakuan baik dan buruk yang mengintip dari belakang pundak.
"Maafin ade ya." Ternyata, tidak selalu sebuah pujian membuat hati merekah dengan bunga-bunga.
"Udah." Sudah? oh, seharusnya saya sudah menduganya.
mmmmm.....ngg.... Saya jadi bingung mau ngapain lagi. Salah tingkah mulai merasuk.
"Kenapa lagi?" Akhirnya saya ditanya. Laki-laki ini memang selalu tahu jika ada sesuatu yang menggayut dalam kepala saya.
"Boleh minta sesu atu?" Akhirnya malu-malu saya bertanya padanya.
"Apa?"
"Besok-besok, biarpun aku merengek minta sesuatu yang bikin kamu harus usaha keras memenuhinya, jangan sampai hal itu bikin kamu bertoleransi untuk terjerumus jadi koruptor ya. Persis seperti kamu ngingetin aku dengan tiga lembar kertas tadi sore. Aku perempuan manja yang banyak maunya. Jadi, tetaplah jadi lelaki berpendirian." Lalu lelaki di depan saya mengangguk setelah mengucapkan kata insya Allah. Dialah lelaki hebatku. Dialah, suamiku.
penulis: ade anita
Maaf, gambar ayam yang sering saya jadikan ilustrasi tulisan notes saya, bukan karena saya suka ayam.. hanya saja, pelajaran menggambar saya baru sampai binatang ayam. Masih belum sempurna, tapi setidaknya karya sendiri.
Langganan:
Komentar (Atom)







