Masako Masak Sehat Tetap Lezat


[Lifestyle] Sejak kecil, sebelum menikah tepatnya, jujur, aku tidak bisa memasak. Ibuku termasuk yang santai orangnya. Beliau tidak pernah memaksa kami harus turun ke dapur. Justru, ibu sering berpesan, "Mumpung masih muda, lakukan hal lain. Masak mah gampang, nanti juga bisa sendiri." . Jadi, ketika dan tidak bisa memasak, aku tetap santai. Kebetulan, suamiku ditugaskan belajar di Sydney. Dan karena aku akan menyusul mendampingi suamiku di Sydney, maka aku membawa bumbu instan untuk keperluan memasak. Tidak tanggung-tanggung, 1 koper kecil sendiri isinya bumbu instan semua. Alasannya mengapa membawa 1 koper bumbu instan selain karena aku tidak bisa memasak, karena bumbu dalam kemasan rapi ini mudah ketika harus dilaporkan di imigrasi (declare). Imigrasi luar negeri sedikit ribet jika melihat kemasan makanan yang dibuat sendiri. Mereka khawatir dengan kualitas kontrol jika mengemas sendiri. Jika kemasan praktis keluaran pabrik, biasanya sih lolos-lolos saja. Jadi, bisa dibilang aku termasuk #generasimicin. Hehehe. Karena pengalaman memasakku otomatis terselip bumbu yang mengandung MSG. Dan demikian selanjutnya aku menyediakan konsumsi untuk keluargaku juga demikian.

MSG bikin lemot? Ah. Itu hoax. Buktinya, alhamdulillah keluargaku baik-baik saja sampai sekarang. Mereka sehat, tidak bodoh, dan tetap bermanfaat insya Allah. Kuncinya mungkin karena makanan yang aku olah tetap sehat meski rasanya lezat.

BCA Mendapat Penghargaan Rekor Dunia

[Lifestyle] Darah. Semua manusia memerlukan darah untuk bisa terus hidup. Aku menyadari hal ini karena kebetulan, beberapa tahun yang lalu aku termasuk orang yang terbantukan oleh darah yang didonor oleh orang lain. Yang pertama, yaitu ketika ayahku yang sedang sakit keras memerlukan darah karena HB nya yang sudah kelewat rendah. Ayahku kurang darah stadium berat. Jadi, beliau memerlukan darah donor. Tengah malam, aku dan saudaraku pergi ke PMI untuk mencari kantong darah. Mendapatkannya susah karena harus benar-benar cocok. Membawanya pun susah karena darah itu sesuatu yang cepat sekali beku jika dibawa begitu saja. Jadi memerlukan termos es khusus yang bisa menjaga suhu agar darah tidak menggumpal. Dan ketika darah yang itu dimasukkan ke dalam tubuh ayahku tapi tubuh ayah sudah tidak bisa menerimanya lagi; kami anak-anaknya tahu bahwa hidup ayah kami sudah tidak akan lama lagi.

Lalu, beberapa tahun kemudian, aku berada di kondisi seperti ayahku. HB ku terlalu rendah sehingga memerlukan kantong darah untuk dimasukkan ke dalam tubuhku lewat tranfusi agar bisa terus hidup dan kembali sehat. Demikian begitu besar kantong darah yang diperoleh dari para pendonor darah lewat Palang Merah Indonesia.

Bu, Kenapa Perempuan Harus Mens?

[Parenting] Ini obrolanku dengan anak perempuanku yang masih kecil. Usianya baru 8 tahun. Kalian yang memiliki anak berusia 8 tahun pasti pernah berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan ajaib anak-anak kan? Nah. Ini ceritaku tentang hal itu. Yaitu ketika putriku bertanya, Mengapa Perempuan Itu mengalami Menstruasi?

Mertua VS Menantu

[Keluarga] "Eh... gimana nih kabarnya yang sudah jadi ibu mertua?"
Itu pertanyaan yang dilontarkan oleh teman-temanku ketika kami bertemu dalam sebuah acara. Aku sendiri sih senyum-senyum saja menanggapi pertanyaan tersebut. Ya mau dijawab apa coba? Karena, rasanya sih sama saja deh apa yang aku rasakan setelah memiliki menantu seperti sekarang. Bangun tetap saja bisa kesiangan; jika sedang malas ya tetap saja malas, dan jika sedang rajin ya tetap saja rajin. Tidak ada yang berubah fungsi atau takaran pekerjaannya.

Yang terasa berbeda itu adalah, jumlah anak yang sekarang bertambah satu.
Itu saja sih.

Drama Ibu Bekerja dan Si Buah Hatinya

[Keluarga] Ngobrol sama teman yang kebetulan beberapa di antara mereka adalah ibu yang bekerja di luar rumah. Jujur saja, mereka tuh sebenarnya hebat-hebat sih. Karena meski harus bekerja, tapi tugas sebagai seorang ibu dan istri tetap tidak boleh ditinggalkan.
Ya iyalah ya. Profesi sebagai ibu itu tidak lantas hilang dan terbebaskan hanya karena seorang perempuan bekerja di luar rumah atau memiliki sebuah profesi di bidang pekerjaan tertentu. Karena, tidak mungkin seorang perempuan akan bisa melepas rasa sayang dan khawatirnya pada si buah hati. Khususnya ketika seorang ibu harus meninggalkan buah hatinya di rumah.


Ish. Hal terberat memang ketika harus meninggalkan anak terlepas dari kita.

Daikin AC Nyaman dan Hemat Energi

[Lifestyle] Tinggal di kota besar seperti Jakarta, rasanya sulit deh jika di rumah tidak ada AC-nya. Memang sih, menurut nasehat para seleb inspirator  "family dan Parenting lifestyle", sebaiknya anggota keluarga jangan terlalu dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang membuat nyaman. Karena menurut mereka, nanti anggota keluarga bakalan susah jika suatu hari harus hidup serba terbatas.

Aku sendiri, aku lebih suka melihat hal ini dari sudut pandang yang positif. Yaitu bahwa kenyamanan itu, memang harus diusahakan agar kita bisa lebih produktif dan kreatif lagi dalam berkarya dan meningkatkan kualitas hidup kita sendiri. Kan susah ya untuk berpikir dan berkarya jika kita merasa tidak nyaman karena cuaca yang terik dan gerah? Kesehatan juga bisa terganggu jika tidur kita tidak nyenyak karena temperatur udara yang ngungkep dan bikin kita bolak balik mengeluh karena kepanasan. Jadi, memiliki perangkat AC di rumah, khususnya rumah di kota besar seperti Jakarta tempatku tinggal saat ini, it's a must.

Waterbom, Untuk Yang Sedang Jatuh Cinta

 [Pernikahan] Usia pernikahanku insya Allah tahun depan memasuki usia 24 tahun. Tidak terasa ya. Rasanya baru beberapa saat saja kami menikah, punya anak lalu pontang-panting membesarkan anak dan mengisi hari-hari yangberjalan.

Nggak tahunya, anak-anak sudah semakin beranjak besar. 
Sampai sekarang, aku masih sering merasa anak-anakku belum pada besar. Jadi, yang ada di kepalaku itu ingatan bahwa aku harus segera pulang ke rumah karena nanti anak-anak gelisah menungguku. Lalu mereka tidak makan karena tidak ada yang memasak di rumah. Lalu mereka lupa shalat karena tidak ada yang mengingatkan. Pokoknya, segala macam pemikiran bahwa anak-anak akan berantakan karena aku tidak ada di sisi mereka. Padahal kenyataannya sih... mereka semua fine-fine aja. Apalagi sekarang mereka sudah pada mandiri alhamdulillah. Dalam arti sudah bisa dilepas dan diberi tanggung jawab.

Kanker Serviks, Apa itu?

[Lifestyle] Duh, aku ngeri jika mendengar kata kanker sebenarnya. Kenapa? Karena sekarang kok semakin banyak orang yang terkena penyakit Kanker. Padahal jaman aku kecil dulu, kanker itu dianggap sebuah lelucon yang bisa bisa ngakak karena diartikan sebagai kantong kering.

"Nggak pergi lo?"
"Kagak. Gue kena kanker nih, kantong kering." Kantong kering disini diartikan sebagai tidak punya uang.

Jaman sekarang, mana bisa bercanda model begini. Duh, naudzubillah min dzaliik deh jangan sampai terkena kanker.