Sekolah Rumah Sebagai Alternatif Mendidik Anak

[Parenting]: Masih kelanjutan dari ngobrol-ngobrol tentang dunia pendidikan nih ceritanya. Di tulisan pertamaku tentang tema ini (baca:  Terima Kasih Bapak dan Ibu Guru). Kali ini aku mau menulis tentang bentuk sekolah lain, dimana otomatis bapak dan ibu gurunya juga ikut mengalami perubahan. Yaitu sekolah rumah atau dikenal dengan nama bekennya "Home Schooling".

Yup. Sekolah rumah merupakan alternatif dalam mendidik anak.



Terima Kasih Bapak dan Ibu Guru

[Parenting]: Dalam beberapa hari ke depan, aku In Sya Allah akan menulis tentang dunia pendidikan di rubrik parenting blogku ini. Dan ini tulisanku yang pertama.

Kita, sering tidak menyadari bahwa ada banyak hal-hal sederhana di sekitar kita yang terlewati begitu saja karena jumlahnya yang memang tak terhingga; dampaknya yang tidak mencengangkan; efeknya yang tumbuh amat perlahan.

Pentingkah Memakai Lingerie di Hadapan Suami?

[Pernikahan]: Pada tulisanku sebelumnya, aku menulis tentang ceritaku bagaimana keseruan yang didapat oleh seorang temanku ketika dia untuk pertama kalinya memakai Lingerie Merah Seksi di hadapan suaminya (baca: Lingerie Merah Seksi). Dalam sehari saja, tulisan ini mampu menyedot kunjungan hingga 500 orang.

Lingerie Merah Seksi

[Pernikahan] Dimana-mana yang namanya pasangan menikah itu pasti dong lebih enak ketimbang pasangan yang belum menikah. Itu sebabnya setelah terjadinya sebuah pesta pernikahan; lelucon abadi yang selalu diucapkan oleh orang-orang yang berada di sekeliling pasangan pengantin baru adalah:

"Gimana rasanya setelah menikah? Jika ini ditanya sama mereka, pasti jawaban mereka adalah menyesal. Yaitu menyesal kenapa tidak dari dulu saja menikah. Karena menikah itu rasanya lebih enak dari sekedar legit."

Pelajaran dari Obrolan Anak SD

[Parenting]: Siang hari ini mendung. Warna biru di langit rata abu-abu muda. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Tapi bisa juga hujan baru akan turun nanti petang.

Belakangan ini cuaca memang tidak dapat diprediksikan. Meski demikan, 3 orang anak lelaki berpakaian seragam tampak asyik saling berbincang-bincang di hadapanku. Dari tinggi badan mereka yang mungil-mungil sepertinya sih mereka anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Kebetulan, aku berada tidak jauh dari mereka. Jadi keberadaan anak-anak SD menjadi menarik perhatianku.

Bau Jempol

[Lifestyle] Dosen di depanku sudah mulai berbicara panjang lebar tentang materi pengantar antropologi. Aku sibuk membuat aneka catatan kecil di atas kertas untuk menuliskan semua poin-poin tang dibicarakan oleh dosenku itu.

Ini era tahun 90-an. Dimana di era ini belum ada yang namanya teknologi gadget atau tablet. Jadi, semua catatan ditulis di atas buku.
Oh.
Ralat.
Aku terbiasa sejak SMP tidak punya buku catatan. Semua ilmu dari berbagai mata pelajaran biasanya aku tulis di atas sehelai kertas folio yang aku lipat kecil-kecil hingga selebar handphone 4 inch. Nanti, di rumah semua catatan ini baru aku pindahkan ke atas buku catatanku. Di depanku, seorang teman mulai menampakkan wajah bosannya.

Pecandu Bola

[Pernikahan]: Pernikahan itu, sebenarnya bukan hanya menggabungkan dua orang saja (suami istri). Tapi juga menggabungkan:
2 kebiasaan yang berbeda
2 mimpi yang berbeda
2 karakter yang berbeda
2 hobbi yang berbeda
2 budaya yang berbeda
2 keinginan yang berbeda
2 sifat yang berbeda

Lalu, jika semuanya berbeda, bagaimana cara mengatasinya agar bisa bersesuaian? Seperti jika yang satu hobi banget sama bola dan yang satu sama sekali nggak suka? Yang satu bela-belain buat begadang demi nonton bola sedangkan yang satu pingin mencukupkan waktu tidur yang sehat dan paling nggak mau begadang?

Buah di Dada : part 2

[Pernikahan]: Hai...hai... hai... ayo kita lanjutkan cerita tentang temanku yang baru saja melakukan pemberian pupuk guna menyuburkan buah yang ada di dadanya.

"Ini gosip?"
"Ih, nggak. Ini cuma menceritakan salah satu cerita kehidupan yang muncul di keseharianku. Tentu saja nyata."
"Ngomongin orang deh pasti. Ghibah dong?"
"Hush. Tidak ada yang ditunjuk kok sosoknya. Kesamaan lokasi atau nama itu hanya kebetulan belaka. Tapi... ada hikmah dari cerita itu yang mau aku bagi. Khususnya, pelajaran tentang pernikahan."

Oke. Silahkan lanjut membacanya ya. Sekali lagi diingatkan:
Warning: Ini tidak diperuntukkan untuk anak-anak atau mereka yang belum dewasa. Silahkan tutup jika merasa belum dewasa. Tidak usah membaca tulisanku ini karena tulisan ini mengandung:
(mungkin) Kategori N : Nudity
(mungkin) Kategori 18 +
(mungkin) Kategori A: Adult only
(mungkin) Kategori S : ada unsur S yang itu deh.