No More Plastic Bag

[Lifestyle: shopping]: Belanja yuk sis.
hehehe. Ini sapaan khas para online shop deh kayaknya. Nggak tahu kapan dimulainya sapaan seperti ini. Yang pasti, otomatis saja jika kita berbelanja di sebuah online shop maka pemilik online shop itu akan menyapa kita dengan sebutan sis.

Kata "sis" disini diambil dari kata sister, yang berarti kakak perempuan. Mungkin karena kebanyakan yang menjadi pengunjung dan pembeli di situs online shop itu kebanyakan adalah perempuan. Perempuan memang sepertinya adalah pangsa pasar yang menjanjikan untuk dilirik oleh berbagai situs belanja online. Mungkin karena kebiasaan berbelanja yang umumnya dimiliki dan dilakukan oleh para perempuan.

Kartu Namaku

[Lifestyle: Pergaulan]: Beberapa bulan yang lalu, ceritanya aku datang ke sebuah acara pembukaan sebuah lembaga keuangan baru yang bergerak di bidang investasi dan saham. Kebetulan, tidak ada yang aku kenal di acara tersebut. Tengok kiri kanan mencari teman tetap tidak bertemu. Meski demikian, karena niatnya adalah belajar tentang perencanaan keuangan dan investasi, maka aku tetap mengikuti acara tersebut.

Kisah Bunga di Tepi Jalan

[Parenting]: Beberapa bulan lalu, bersama dengan putriku yang bungsu, Hawna, aku memungut serumpun bunga liar. Yaitu tanaman yang dikenal dengan nama Tapak Dara. Tanaman ini, tumbuh di pinggir jalan begitu saja. Sepertinya sih tidak ada seorang pun yang menanamnya dengan sengaja di sana. Karena, tanaman ini tumbuh di sela-sela jalanan aspal yang merekah. Tunas tumbuh begitu saja dari rekahan aspal yang memperlihatkan tanah.


Alat Musik dan Upacara Adat Seluruh Daerah di Indonesia

[Keluarga]: Seperti biasa, sejak kemarin putri bungsu ribut ingin meminjam notebookku karena dia akan berselancar internet dalam rangka memenuhi tugas PKN.

Kali ini, tugasnya adalah mencari jenis alat-alat musik dan upacara adat daerah Propinsi di Indonesia (jadi perluasan dari tugas PKN sebelumnya yang hanya mencari pakaian nasional, senjata dan rumah adat saja. Lihat disini siapa tahu ada yang butuh: http://www.adeanita.com/2014/05/pakaian-nasional-senjata-dan-rumah-adat.html).

Baik, seperti biasa, karena aku merasa tugas PKN ini sepertinya dibutuhkan di kelas berikutnya lagi (jadi pengulangan tugas tapi ada tambahan tugas di kelas berikutnya nanti), maka catatan ini aku simpan. Siapa tahu ada yang butuh juga buat anaknya.

Melatih Kesabaran dalam Shalat Jamaah

[Parenting]: Enaknya punya anak yang masih kecil (usia kurang dari 12 tahun) itu satu, mereka masih enak untuk dijadiin teman dalam shalat berjamaah.

Maklum, di rumah waktu kepulangan orang-orang tidak ada yang sama. Ada yang baru pulang selepas jam sembilan malam, ada yang pulang setelah maghrib, ada juga yang pulang setelah waktu shalat isya (lalu langsung masuk kamar dan tidur. Biar nanti malam bisa bangun untuk shalat malam lalu lanjut belajar).

Jadilah sebagai seorang ibu, aku sering melakukan shalat sendirian saja di rumah. Sisi enaknya, shalat jadi lebih khusyuk. Tapi sisi nggak enaknya, huff... aku kangen dengan anak-anakku.

Dulu, ketika mereka masih kecil-kecil, senang saja jika ada yang bisa digodain setelah waktu shalat selesai dan kami melipat dan membenahi perlengkapan shalat. Ngobrol ngalor-ngidul sambil melontarkan canda ria.

Waktu anak-anak masih lebih kecil-kecil lagi, aku pernah shalat dalam kondisi berupaya menahan tawa karena anakku yang baru bisa berjalan, berjalan memutar tubuhku tanpa mengenal rasa pusing. Sambil mulutnya ngoceh dan air liur yang belum bisa dikendalikannya menetes hingga meninggalkan jejak berputar di sekeliling tubuh.

Perencanaan Keuangan Agar Bisa Naik Haji


[Lifestyle: Keuangan]: Tahukah kalian bahwa dalam perencanaan keuangan yang kita kelola sehari-hari itu, sesungguhnya hal itu  disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan yang hadir dalam diri kita sendiri.

Produk Local Brand Itu Lebih Keren #SmescoNV

[Lifestyle: Pergaulan]: Suatu malam yang indah (aih) aku menyaksikan tayangan film dokumenter yang ada di saluran National Geografik. Kebetulan banget, tayangannya adalah tentang sebuah kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu membuat bahan pakaian dari kulit kayu.

Yap. Kalian tidak salah baca. Ini dari kulit kayu betulan. Jadi bukan dari bulu binatang atau benang yang dipintal. Tapi dari kulit kayu. Jadi, seorang lelaki dengan  kapaknya, pergi ke hutan. Lalu dia mulai memilih batang pohon yang bisa ditebangnya. Dengan kapak, ditebangnya pohon tersebut. Lalu dipanggul menuju ke depan rumahnya. Dan dengan menggunakan kapaknya, dia mulai menguliti kulit pohon yang sudah ditebangnya tersebut. Mirip seperti menguliti kulit Ketela alias Ubi Kayu; jadi kulitnya tidak boleh putus atau robek di tengah atau terbelah. Setelah itu, kulit tersebut dipukul-pukul hingga pipih. Lalu digiling hingga melar. Lalu direndam di dalam air yang sudah diberi cairan kimia dengan menggunakan bahan-bahan alam lainnya. Hingga kulit kayu itupun menjadi lebih lentur dan lemas. Lalu digiling lagi hingga bisa lebih panjang lagi, dan juga lebih tipis lagi. Dan... ajaib... jadilah bahan mirip bahan sarung yang persegi panjang itu.

Peduli Kanker 2: Periksa Payudara Sendiri

[Lifestyle: Kesehatan]: Seorang teman yang menjadi survivor kanker bercerita padaku bahwa dia bersyukur bahwa semua biaya pengobatan kanker yang harus dijalaninya, seluruhnya ditanggulahi oleh BPJS. Hanya saja, memang dia harus memiliki rasa sabar yang amat luas.

Mengapa? Karena antrian pasien yang juga ingin memanfaatkan keringanan dari pembiayaan oleh BPJS itu seperti ular. Panjang, meliuk dan bergerak perlahan.

Bayangkan, untuk memperoleh jadwal bertemu dengan dokter saja, dia daftar hari ini. Untuk pengambilan nomornya, dia harus antri sebelum pukul 06.00 pagi di rumah sakit milik pemerintah. Nanti, dari sana dia bukan berarti dia serta merta bisa bertemu dokter. 
Belum.
Dia baru mendapat nomor untuk bisa mendaftar saja (mengisi keperluan administratif). Setelah mengisi formulir pendaftaran (yang biasanya berwarna merah muda dan kuning), maka formulir itu dibawa ke loket BPJS yang ada di rumah sakit tersebut. Nanti formulir itu akan mendapat stempel persetujuan bahwa pasien itu pengobatannya akan ditanggung oleh BPJS.