Review Power Bank Asus ZenPower 10050mAh

Sebentar lagi hari Raya Idul Fitri nih. Siapa yang sudah siap-siap untuk berangkat mudik?
Aku sendiri, sebagai warga Jakarta, belum pernah merasakan gimana serunya mudik. Karena, sejak kecil (mungkin sejak lahir) aku belum pernah merasakan mudik lebaran.

Kedua orang tuaku, adalah perantau yang sudah benar-benar mengakar di kota Jakarta. Ayah dan ibuku termasuk dua sesepuh yang dijadikan tempat untuk datang dan melepas rindu para sanak saudara yang tidak sempat mudik karena berbagai alasan. Mereka datang ke rumah orang tuaku. Makan masakan khas daerah yang dimasak oleh ibuku (opor khas Palembang, tekwan, kerupuk palembang, dan terkadang sambal goreng tempoyak). Lalu, ngobrol kesana kemari dengan bahasa daerah kami, bahasa Sekayu.
Jadi, serasa memindahkan kerinduan kampung halaman di rumahku.

Setelah kedua orang tuaku meninggal dunia, tentu saja kami anak-anaknya sudah menikah. Kebetulan, suamiku sudah tidak punya orang tua lagi. Dan saudara-saudaranya, semua berkumpul di kota Jakarta. Jadi.... kembali aku tidak pernah merasakan serunya mudik lebaran.

Dari cerita teman-teman yang merasakan mudik, satu hal yang pasti itu adalah: merasakan serunya terjebak macet di Jalanan. Duduk selama beberapa jam di dalam mobil, pastinya bosan banget deh.
Dahulu, suasana bosan ini bisa diatasi dengan cara minum obat antimabuk sehingga semua tertidur sepanjang perjalanan.

Lalu, jaman berganti menjadi jaman serba digital. Dan mengikuti perkembangan yang terjadi di media sosial, atau bermain game digital, atau membaca berita online, adalah pilihan yang bisa dipilih untuk mengisi waktu selama terjebak macet. Tapi, masalahnya kapasitas batere kan terbatas. Jika gadget terus-menerus menyala maka bisa dipastikan baterenya akan cepat habis. Nah.. untuk itulah diperlukan power bank yang handal.

Aku merekomendasikan sebuah powerbank yang bagus nih: Asus ZenPower 10050mAh.


Kapasitas powerbank ini besar loh, 10050mah. Karena kapasitas yang besar ini, jadi ngecharge hape cepat sekali

Kebetulan, di rumah ada beberapa hape dan semua aku coba untuk mencharge hape tersebut dengan powerbank ini. Hasilnya:
- Samsung Kzoom: terisi penuh 100% dalam waktu 45 menit
- Samsung Galaxy Note1 : terisi penuh 100 % dalam waktu 45 menit
- Samsung Galaxy Note4: terisi penuh 100 % dalam waktu kurang dari 45 menit

Nah... mengisi 3 buah hape itu, cuma memakan kapasitas 2 buah lampu saja. Jadi, masih bisa dipakai untuk mencharge yang ke dua kalinya hape-hape tersebut di atas insya Allah. Alias, 3 buah hape bisa dicharge masing-masing sebanyak 2 (dua) kali.

ini dia, ada 4 indikator lampu yang menandakan seberapa banyak kapastias batere yang bisa ditransfer ke gadget kalian

setelah dipakai untuk mencharge 3 buah hape dengan spesifikasi smarphone yang berbeda-beda, hasilnya, cuma terpakai setengah saja kapasitas keseluruhan.  Lampu indikator yang menyala masih ada dua lagi, yang artinya masih bisa dipakai untuk mencharge sekali lagi sekaligus ketiga smartphone yang aku miliki di rumah


Asyik kan.

Powerbank Asus Zenpower 10050mAh ini, hadir dalam packing seperti berikut:

ada kotak penyimpananya, kartu garansi, kabel koneksi yang pendek kabelnya ukuran compact, buku manual dan tentu saja powerbank Asus Zenpower 10050mAh 

Ketika kotak dibuka segelnya. masih tersedia 1 indikator lampu untuk menandai bahwa powerbank ini berfungsi dan tidak rusak. Jadi, jika kebetulan gadget kalian habis baterenya dan lari ke toko elektronik yang menjual powerbank, jangan ragu untuk membeli power bank Asus ZenPower 10050mAh, karena meski baru tapi dia sudah menyimpan seperempat listrik yang bisa ditransfer saat itu juga. Jadi, tidak perlu mencharge dulu baru bisa dapat power. Begitu beli, bisa langsung dipakai deh powerbanknya.

Nanti, setelah lampu indikator pertama ini habis, barulah kita menchargenya untuk pertama kali.
Ketika pertama kali mencharge powerbank Asus ZenPower10050mAh ini, kalian harus mencharge-nya hingga full seluruh lampu menyala ya. Dan itu memakan waktu sekitar 2-3 jam. Nggak lama kan?

Sedangkan penampilan dari Powerbank ini adalah:
ada satu slot ukuran USB dan mini USB di bagian bawah powerbank ini. Hmm, mungkin ini yang jadi satu-satunya kelemahan dari powerbank ini. Tapi, jika dibandingkan dengan kemampuannya yang bisa cepat mengisi ulang batere sebuah gadget, kelemahan ini jadi tertutupi

ukurannya benar-benar ringkas: hanya setebal tempat kartu kredit

dan ini jika disandingkan dengan hape yang akan dicharge. Tetap saja keduanya mudah digenggam oleh telapak tangan

bodynya full metal loh. Meske full metal tapi dia tidak gampang panas. Jadi, enak ketika digenggam tangan meski sedang dipakai untuk isi ulang batere handphone. Apalagi kabelnya tidak ribet

ini penampakan dari atas. Berisi semua speksifikasi dari powerbank ini



Dan ini penampilan dari atas powerbank Asus Zenpower 10050mAh ketika disandingkan dengan handphone Samsung Galaxy Note 4

Key Specs:cell type:Rechargable Lithium ion cell
input:-DC 5.0V,2.0A
output:-DC 5.1V,2.4A
cell capacity:-3.6V/10050mAh
size:-90.5*59*22mm
weight:-251g+-3
Oh ya.. ada lagi kelebihan dari powerbank Asus Zenpower10050mah ini... yaitu, selain tidak panas sama sekali meski bodynya full metal, dia juga tahan guncangan (jadi kabel power USB-nya nggak gampang kendor), dan akan otomatis mati ketika handpone sudah fully charge. Jadi, kita tidak perlu memencet tombol switch off untuk mematikan mode pengisian.

Tuh... aku sih merekomendasikan deh powerbank ini.

Pendidikan Karakter: Belajar Gotong Royong

[Parenting] Jika kalian remaja yang besar di era 70an-80an, mungkin masih ingat dengan pelajaran PMP, yaitu pendidikan moral pancasila.
Ini pelajaran kesukaanku dulu ketika masih SD dan SMP. Kenapa? Karena soal ulangan dan ujiannya gampang-gampang banget. Jadi, jika jeblok di pelajaran matematika (maksudnya sudah merasa yakin bahwa nilai matematika bakalan jelek) tidak perlu khawatir tidak naik kelas. Karena, sudah pasti nilai PMP akan mengkantrol nilai jelek matematika.

Mobil Idaman untuk Keluargaku

[Lifestyle: Shopping] Punya mobil pribadi itu... antara kepingin dan tidak kepingin.

Jika sedang bepergian, karena aku sering melewati jembatan penyeberangan yang melintang di atas kota Jakarta, rasanya jadi tidak kepingin punya kendaraan pribadi.

Jakarta tuh... macetttt dimana-mana.
Khususnya di hari Senin pagi (dari pukul 06.00 s/d pukul 11.00) dan Jumat sore (mulai pukul 14.00 s/d pukul 21.00... kadang, malah macet sampai pukul 22.30).

Kejebak macet itu rasanya.... menyebalkan.

Resep Chicken Curry Rice Japanese (nasi kari ayam jepang)

Ada yang pernah mencoba nasi kari Jepang alias Curry Rice di restoran Jepang? Biasanya mereka tersedia dalam 2 pilihan, yaitu Beef Curry Rice atau Chicken Curry Rice.
Aku termasuk penggemar masakan ini. Jadi, jika kebetulan mampir ke restorant Jepang, selain Nasi Goreng Salmon Asap, biasanya Chicken Curry Rice yang aku pesan.

Penampakannya seperti ini di salah satu restoran Jepang:

gambar ini milik menu Chicken Curry Rice di Ichiban



Di bulan Ramadhan ini, yaitu di saat antrian orang untuk berbuka puasa di Mall sedang panjang-panjangnya, aku kepingin makan Curry Rice ini. 
Nah loh.
Gimana dong?
Jadilah aku membuatnya sendiri di rumah. Dan berikut ini adalah resep yang berhasil aku terapkan di rumah
(*catatan: ketika mencoba resep ini terjadi pengkhianatan dari botol merica hitamku. Yaitu, tutup penahan butirnya terlepas sehingga yang seharusnya jatuh seperti hujan gerimis malah jatuh seperti gelombang tsunami di masakanku. Akibatnya, masakanku pedas oleh merica. Jadi, tolong pastikan tutup botol merica kalian kencang ketika sedang menabur merica ya. Jangan sampai kejadian yang aku alami kalian alami juga. Duh.... mana itu masakan buat sahur dan sudah pukul 03.30 lagi jadi nggak mungkin bikin masakan ulang. Okeh.. berhenti curhatnya... ini tulisan tentang resep, bukan berisi curhatku.... hahahaha.. maaf).

Chicken Curry Rice a la Ade Anita (nasi ayam kari jepang )

Bahan yang dibutuhkan:
- Wortel (potong dadu)
- buncis (potong selebar ruas jari anak kecil usia 9 tahun)
- brokoli (ambil kuntumnya saja)
- kentang (potong dadu)
- bawang merah, bawang putih, bawang bombay (iris halus)
- bubuk kari bubuk siap pakai
- merica
- garam
- air (segelas)
- daging ayam tanpa tulang (potong dadu)
- jahe (seruas jari, dikeprek)
- minyak untuk menggoreng
- mentega
- tepung terigu

ini potongan ayam yang sudah matang (sebenarnya potongan ayam ini boleh dimasukkan ke kuah kari dalam kondisi mentah; tapi karena aku ada anak kecil di rumah yang jika sahur makannya lama jadi aku tumis dulu potongan ayamnya agar lebih lembut seratnya jadi si anak kecil itu bisa cepat makan sahurnya
Ini potongan ayam ketika masih mentah. Setelah dipotong dadu, aku beri dia taburan paprika bubuk, bawang putih halus, garam, merica. Jadi, sudah punya rasa yang meresap di dalamnya sebelum diolah

nah ini potongan sayuran yang aku ingin hadir di masakan kariku. Sengaja banyakin sayuran biar pada makan sayur

udah pada tahu kan dua saudara ini siapa? Yap, benar. Mereka adalah dua saudara yang terkenal: bawang putih bawang merah.


kentang setelah dipotong dadu taro dulu dalam air  agar tidak cepat menghitam.

Cara Membuatnya:
1. Masukkan minyak goreng untuk menumis bawang merah dan bawang putih
2. Setelah bawang merah dan bawang putih harum, masukkan 1 sendok makan mentega, biarkan mereka mencair di atas minyak panas.
3. Masukkan potongan ayam.
4. Masukkan jahe
5. Aduk
6. Masukkan air
7. Masukkan kari bubuk 1 sendok makan
Lalu biarkan hingga air mendidih sambil sesekali dibalik masakannya agar semua bumbu bisa tercampur sempurna
8. Setelah ayam matang dan tidak terlalu kenyal dagingnya, masukkan kentang
9. aduk dulu hingga kentang setengah matang, baru masukkan wortel.
10. Setelah wortel setengah matang baru masukkan sisa sayuran yang belum masuk lainnya.
11. Masukkan lagi air segelas. Lalu tutup masakan dengan penutup panci hingga air mendidih

sambil menunggu air mendidih, dalam gelas, masukkan sepertiga gelas air putih lalu larutkan 1 sendok makan tepung terigu. Ketika air di panci sudah mendidih, masukkan air larutan tepung ini hingga mempengaruhi kuah kari menjadi kental
12. Masukkan garam-merica-gula (gula ini penetral rasa asin)

Selesai. Siap santap sekarang

Ini masakan kari ayam yang aku buat untuk hidangan sahur
dan ini adalah teman si sayur kari. Ya, kita kan tinggal di Indonesia. Biar hemat, karena ayamnya sudah dimasak di dalam sayuran, jadi jangan bikin ayam goreng tepung lagi seperti di restoran jepang itu... hehehe... ganti dengan tempe goreng. Sama lezatnya loh. Apalagi jika tempe gorengnya digoreng garing. Yummy


Ya. Selamat mencoba resep ini ya.





2 Hambatan menjadi Orang Tua yang cerdas

Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China.
Itu adalah pepatah Arab yang sering diperdengarkan untuk mengungkapkan betapa belajar itu penting untuk dilakukan. Karena dengan ilmu, seorang manusia bisa mencapai kemuliaan, dan lewat ilmu pula banyak persoalan bisa diselesaikan. Dan sebagai orang tua, ketika mengasuh-merawat dan mendidik anak-anaknya, maka orang tua haruslah memiliki ilmu yang cukup. 

Bisa jadi, kelebihan para orang tua dibanding anak-anak mereka itu satu: mereka dilahirkan terlebih dahulu dan diberi kesempatan untuk meraub ilmu sebanyak mungkin serta merasakan berbagai macam pengalaman hidup lebih dahulu daripada anak-anak mereka. Kedua bekal inilah yang menjadi pegangan para orang tua ketika Allah memberikan mereka amanah berupa anak-anak yang harus mereka jaga-lindungi-didik-besarkan.

Tapi, meski sudah memiliki ilmu dan pengalaman hidup yang bisa dikatakan lebih daripada anak-anak mereka, ada dua hal yang sering menghambat para orang tua untuk tampil menjadi "ORANG TUA YANG CERDAS". 

Dua hambatan menjadi ORANG TUA YANG CERDAS  itu adalah:

1. Ego yang besar. 
Ego yang besar ini menyebabkan orang tua sering menolak kenyataan bahwa dirinya bersalah, atau setidaknya menyebabkan sebuah kesalahan terjadi. 
Jadi semacam gengsi untuk mengakui bahwa dia lalai. Atau malu untuk mengakui bahwa dia abai. Atau berusaha menutupi kondisi bahwa dia sebenarnya kurang informasi ketika menjalankan sesuatu hingga terjadi kesalahan. Atau malu untuk mengakui bahwa dia kurang paham.

2. Rasa Sayang yang berlebihan.
Hambatan kedua yang menggagalkan seseorang menjadi orang tua yang cerdas adalah rasa sayang yang berlebihan yang dimiliki oleh para orang tua terhadap anaknya, sehingga rasa sayang tersebut bahkan mampu mengenyahkan akal sehat, ilmu, dan logika.

Berikut ini adalah potongan gambar yang menjelaskan kedua hambatan yang aku jelaskan.
(semua gambar ini saya dapatkan dari OMG... Doctors Reveal Their Dumbest Patients Ever)







 
Pembaca sendiri, sebagai orang tua, pernah tidak mengalami hambatan tersebut?

Temper Tantrum Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Pernah menemukan seorang anak balita  yang sedang marah-marah hebat? Menangis keras hingga separuh teriak, guling-guling di lantai dengan air mata berlimpah, dan teriak-teriak? Terkadang, dalam tangisan keras itu muncul juga perilaku membentur-benturkan kepala ke dinding atau lantai. Atau melempar semua benda yang ada di sekitarnya. Atau bahkan memukul orang yang ada di dekatnya? Semua perilaku ini disebut Temper Tantrum.

Apa itu Temper Tantrum?

Temper Tantrum adalah suatu letupan amarah anak di saat anak menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya. Atau ekspresi kemarahan pada anak-anak usia prasekolah.

Siapa Saja yang mengalami Temper Tantrum?

Umumnya, Temper Tantrum dialami oleh anak usia prasekolah. Yaitu usia 2 hingga 4 tahun. Yaitu ketika seorang anak sudah tahu apa yang dia inginkan tapi kosakata yang mereka miliki belum banyak. Mereka kesulitan untuk menyampaikan keinginan mereka tersebut pada orang dewasa yang ada di sekitarnya. Padahal mereka ingin agar keinginan mereka segera dipenuhi sesegera mungkin. Akibatnya, mereka pun menjadi frustasi. Kesal.  Akhirnya mengekspresikannya dalam bentuk kemarahan.

HAL-HAL APA YANG MEMBUAT ANAK BALITA FRUSTRASI?
  • Tidak mendapatkan apa yang diinginkan (misalnya perhatian guru/orang tua, permen, mainan, dsb)
  • Tidak mampu melakukan sendiri (misalnya dalam berpakaian, membawa mainannya sekaligus, menyeberangi jalan tanpa berpegangan pada orang tua, dsb)
  • Menginginkan orang tua/guru melakukan sesuatu yang orang tua/guru tidak bisa atau tidak ingin lakukan (misalnya menemani anak tidur, mengambil makanan kesukaan yang tidak diperbolehkan, dsb)
  • Tidak mengetahui apa yang diinginkannya (misalnya apakah sebaiknya ia makan di meja makan atau duduk di sofa atau tidak makan)
  • Tidak mampu menjelaskan apa yang diinginkannya (misalnya ingin bermain ayunan lebih tinggi, tapi alat ayunan tidak memungkinkan)
  • Tidak mampu mengendalikan segala sesuatu (misalnya ia ingin ibunya tidak pergi ke kantor, tapi ibunya tetap pergi, ia ingin memakai piring warna biru, tetapi dibelikan warna merah, dsb)
  • Disalahmengerti (ditertawakan, padahal dia tidak bermaksud melucu)
  • Bosan
  • Lelah
  • Lapar
  • Sakit
  • Mencontoh tindakan penyaluran marah yang salah dari orang dewasa (ayah, ibu)
  • Bingung memutuskan bagaimana harus bersikap (ini biasa terjadi pada orang tua yang tidak konsisten dalam menerapkan sebuah aturan dalam keluarga. Hari ini boleh besok tidak boleh dan anak pun jadi bingung dan kesal)
  • Gangguan dalam bermain (tiba-tiba mainannya rusak, atau ditinggal oleh teman bermain tanpa tahu alasannya)
  • Memiliki masalah dalam bicara, atau penyakit atau sakit.
  • Pertemuan dengan orang asing
  • Perpisahan dalam keluarga
  • Konflik dalam keluarga (termasuk persaingan dengan kakak/adik, atau pertengkaran orang tua)
  • Berada di tempat baru yang tidak mereka kenal/asing
berbagai keinginan yang harus dipenuhi sering membuat anak frustasi dan akhirnya marah

Cara Mengatasinya:


Dikutip dari Children’s Hospital of Philadelphia, berikut ini adalah petunjuk yang paling tepat dan bermanfaat tentang cara mengatasi temper tantrum (kutipan ini dikutip dari sini):
  • Tetap tenang.
  • Terus lakukan kegiatan anda. Abaikan anak sampai dia lebih tenang dan tunjukkan aturan yang sudah disepakati bersama.
  • Jangan memukul anak Anda. Lebih baik mendekapnya dalam pelukan sampai ia tenang.
  • Cobalah untuk menemukan alasan kemarahan anak Anda.
  • Jangan menyerah pada kemarahan anak. Ketika orang tua menyerah, anak-anak belajar untuk menggunakan perilaku yang sama ketika mereka menginginkan sesuatu.
  • Jangan membujuk anak Anda dengan imbalan yang lain untuk menghentikan kemarahannya. Anak akan belajar untuk mendapatkan imbalan.
  • Arahkan perhatian anak pada sesuatu yang lain.
  • Singkirkan benda-benda yang berpotensi berbahaya dari anak Anda.
  • Berikan pujian dan penghargaan perilaku bila tantrum telah selesai.
  • Tetap jaga komunikasi terbuka dengan anak Anda.
Sebagai tambahan, berikut ini adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan (dikutip dari sini):


1. Sebelum terjadi amukan pada anak :
  • Orang tua/guru harus mengenali emosi-emosi di dalam dirinya masing-masing terlebih dahulu. Semakin kita mahir mengenali emosi ini, semakin tenang menghadapi anak yang sedang emosi.
  • Berikanlah contoh yang baik, karena kita akan dijadikan contoh oleh anak.
  • Bila kita sedang marah salurkanlah amarah kita secara tepat. Karena anak akan dengan mudah merekam setiap kejadian di sekitarnya, baik yang positif maupun yang negatif.
  • Anak akan menyesuaikan perilakunya dengan perilaku kita. Jika kita terpancing ikut mengamuk, amukan anak akan lebih hebat.
  • Berikan perhatian yang cukup. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Semakin banyak perhatian yang didapat, akan semakin banyak pemahaman akan dirinya. Semakin ia memahami diri, anak akan semakin bahagia.
  • Cari penjaga anak, bila kita akan menghadapi kesibukan yang tidak memungkinkan memberikan perhatian sebagaimana biasanya
  • Bawa buku cerita yang bergambar dan menarik, boneka, makanan kecil yang bergizi, dll., jika akan bepergian dengannya
  • Bernegosiasi dan berkompromi. Bicarakan apa yang akan dilakukan orang tua/guru, libatkan atau ajak dia untuk membantu, diskusikan satu solusi yang menyenangkan bagi anak dan orang tua/guru.

2. Pada saat anak mengamuk:
  • Jangan memberinya perhatian
  • Berdiam diri (tenang, berjalan menjauhinya, tidak memberikan perhatian, memandangnya tanpa emosi) sampai anak siap untuk diajak bicara
  • Memegangi dengan kuat tanpa mencederai agar ia merasa aman
  • Bersikap tegas tetapi lembut, dewasa, peduli, dan positif
  • Mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan menciptakan suasana humor atau melibatkan anak ke dalam aktivitas lain
  • Kalahkan amukan anak dengan suara tegas yang dapat mengejutkannya
  • Jangan memukul atau memakinya

3. Setelah badai berlalu:
  • Setelah badai berlalu, yang harus dilakukan adalah memeluknya.
  • Jelaskan apa yang telah terjadi
  • Berikan pemahaman kenapa hal itu sampai terjadi
  • Katakan perilaku apa yang kita inginkan lain kali
  • Sadarkan anak bahwa amukan adalah cara komunikasi yang tidak dapat diterima. Ada cara lain untuk memberitahukan apa yang dia inginkan kepada orang tua/guru. Kita harus yakin bahwa pada waktunya nanti ia akan mempelajari cara-cara lain tersebut.
  • Ajari anak berlatih menguasai dan mengendalikan emosinya, yaitu dengan cara mengajaknya bermain musik, melukis, bermain bola, atau permainan lainnya. Lewat permainan, anak akan belajar menerima kekalahan, belajar untuk tidak sombong jika menang, bersikap sportif, bersaing secara sehat. Jangan sekali-kali diajarkan untuk bermain curang.
  • Ajarkan perbedaan antara kebutuhan dengan keinginan. Anak berhak mendapatkan semua kebutuhannya (kasih sayang, kehangatan, dll) tetapi tidak semua keinginan yang dapat diperolehnya.
  • Tetapkan batas secara jelas dan tegas. Batas mana yang boleh dan harus dilakukannya, dan mana yang tidak. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk membatasi perilakunya.
  • Ajarkan anak memilih di dalam batasan (Kamu ingin makan telur atau sosis? Kamu ingin main air atau mandi?).
  • Berusaha konsisten. Konsisten artinya selalu bersikap sama. Sekali kita menerapkan aturan tertentu pada anak, aturan tsb tetap berlaku sama setiap saat, di semua tempat, dan bagi siapapun.
  • Melatih anak untuk tidak mendapatkan perhatian penuh kita, sedikit demi sedikit. Misalnya dengan memulai perjalanan singkat lalu menambah waktunya secara bertahap

Ingat ya. Tantrum itu tidak perlu dikhawatirkan. Justru gejala ini merupakan indikasi bahwa ada sesuatu yang harus diperhatikan dan orang tua hendaknya menaruh perhatian khusus untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
-----------------

Referensi:
  • https://keluargasehat.wordpress.com/2008/04/02/apakah-temper-tantrum/
  • http://www.psikologizone.com/pengertian-sebab-dan-cara-mengatasi-temper-tantrum/065113939
  • obrolan bersama group embak ceria di group whats app.


Buka Puasa Martabak

Hari ini kalian buka puasa dengan apa? Keluargaku dengan martabak manis dan martabak asin.

acar untuk martabak asin

cuka untuk martabak asin

martabak asin spesial
Martabak asin itu isinya sebenarnya sama saja: daging cincang, potongan daun bawang, dan telur. Pilihan telurnya ada yang telur bebek ada juga yang telur ayam. Yang enak itu telur bebek.

Penamaan jenis dan harga martabak asin disesuaikan dengan jumlah telur yang digunakan
 Martabak biasa: 2 telur
Martabak spesial: 3 telur
Martabak istimewa: 4 telur
Martabak Luar baisa: 5 telur

Konon, martabak ini adalah makanan khas dari Asean loh. Asalnya sih sepertinya dari India sana yang lalu disesuaikan dengan lidah daerah setempat.

martabak manis
 Sedangkan martabak manis, di Jakarta (aku nggak  tahu di daerah lain) terbagi dua jenis: martabak bangka dan martabak bandung.

Nah. aku pernah iseng bertanya apa bedanya martabak bandung dan martabak bangka.. ternyata perbedaannya adalah.. jreng.. jreng... tergantung yang jual. Jika yang jual orang Bangka maka disebut martabak bangka dan jika yang menjual orang bandung maka disebut martabak Bandung.
Hmm... ngeselin gak sih jawaban mereka? wkwkwkwkkw

Ya sudah. Nggak usah dipikirin terlalu mendalam.
Apa bukaan untuk berpuasa kalian?

Happy Fathers Day (selamat hari ayah)

Kemarin, tepat hari minggu ke tiga di bulan Juni, seluruh dunia merayakan hari ayah sedunia (oh ya, aku buat tulisan tentang sejarah hari ayah dan hari ibu di dunia loh. Baca disini ya: Mothers day dan Fathers day).

Berikut ini adalah tulisan yang bagus yang aku dapatkan dari group whats app keluargaku. Berisi tentang peranan seorang ayah dalam keluarga dan melihat dari penyebaran pesan yang memiliki makna yang dalam ini, aku pikir tulisan ini pasti ditujukan dalam rangka peringatan hari ayah sedunia.

foto diambil dari sini


RAHASIA BESAR SEORANG AYAH YANG TIDAK DIKETAHUI SEORANG ANAK BAHKAN SETIAP ANAK DIDUNIA.


Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tahu bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh!"
Sadarlah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku? Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.

Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku di ruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ''dimana, dan sedang apa aku diluar sana.''

Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama.

Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.

''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''

Anakku..

Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...

Nak..

Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman...

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..

Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu.

THANKS DAD
------------------------

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)