Cinta itu Sederhana

Seorang teman bertanya padaku, mengapa aku bisa terlihat selalu romantis bersama suami.
Hmm...
Aku bingung mau jawab apa.
Apa iya aku dan suami seperti itu?
Sebenarnya, aku tidak tahu romantis yang temanku maksud itu apa. Hanya saja, dalam kehidupan rumah tanggaku, kami menjalankan sebuah hubungan yang amat sederhana.
Sederhana dalam arti, tidak menuntut sesuatu yang sulit untuk didapat dan berusaha (keras) untuk mensyukuri apa yang diperoleh.
Bahkan meski yang diperoleh itu adalah hal-hal yang amat sederhana.
Bukankah cinta memang selalu tumbuh dari hal-hal yang bersifat sederhana?

Seperti yang aku tulis di status facebookku tahun 2012 silam berikut ini:



Bedanya Cewek Dan Cowok pada Bayi

Anak-anak adalah individu yang senantiasa belajar dalam kesehariannya. Proses belajar yang mereka jalankan itu, umumnya berupa pengumpulan sebanyak mungkin pengetahuan dan pengalaman yang mereka lihat, amati, alami, reaksi dan aksi. Hanya saja, berbeda dengan orang yang lebih dewasa usianya, maka anak-anak mempelajari berbagai hal itu tidak hanya lewat sekolah dan buku-buku pelajaran saja. Tapi lewat kehidupan keseharian mereka juga. Baik itu ketika mereka sedang serius atau ketika mereka sedang bermain-main.

Berikut ini, adalah status facebookku yang aku tulis di tahun 2012 silam (16 desember 2012), dimana putri bungsuku sedang mengalami proses belajar apa bedanya cewek dan cowok pada bayi.

Pertanyaan ajaib Hawna:
"Bu, kan kalo cewek rambutnya ada yang panjang kek, pendek kek, pake poni kek, tapi kan dia cantik. Kalo cowok, ada yang rambutnya pendek kek, botak kek, pake kumis kek, dia cakep. Beda kan?"
"iya beda." (bersiap-siap. Pertanyaannya seperti masih menggantung)
"Kalo cewek kan pake rok, celana panjang, lipstik, dandan. Kalo cowok pake celana panjang, gak dandan. Beda kan?"
"Iya beda." (mulai nebak2 dalam hati..dia mau nanya apa ya?)
"Nah..yang aku bingung itu kalo ade bayi. Gimana bedainnya dia cewek apa cowok. Kan dia suka sama, sama2 lucu, sama2 imut. Gimana kita bedainnya dia cewek apa cowok?"
(Ups... Jadi dia banyak merenung beberapa menit terakhir itu karena inikah?)
"Gampang. Ade bayi itu kan selain minum susu sama tidur, dia pasti pipis sama pup kan?" (hawna langsung mengangguk dengan bola mata menunggu yg polos abizz)
"Nah, waktu dia pipis, liat, wie-nya itu cewek atau cowok. Kan beda." (kontan mata Hawna langsung terbelalak dan wajahnya sumringah)
"OH IYAAAA... Kenapa aku bisa lupa itu ya?... Ngerti aku sekarang ..ngerti aku sekarang."
(hawna langsung melonjak gembira dan tersenyum lebar....hahaha, mungkin beginilah ekspressi Archimides ketika mengerti sesuatu lalu spontan berteriak EUREKA dahulu terjadi)

tuh... bayi memang mirip ya baik dia cewek atau cowok. Sama2 ngegemesin. Foto ini diambil dari web ini nih.

Orang Tua Terbodoh

Di awal bulan Februari 2015 lalu, ada sebuah foto yang diunggah di facebook, yang nota bene adalah media sosial untuk konsumsi publik, yang menghebohkan. Yaitu foto tentang anak balita yang disodorkan rokok oleh orang tuanya dan diberi judul "jagoan mom dan pop".



FOto ini tentu saja mendapat kecaman dari banyak pengunjung yang datang melihat foto tersebut diunggah. Alhamdulillahnya, kabarnya kasus ini sudah dilaporkan ke KPAI dan si ortu bisa diancam hukuman pidana. Entah deh bagaimana kelanjutannya.

Yang ingin aku bicarakan disini adalah komentar pembelaan dari ibu si bocah lucu ini:

"Gak diisep beneran kaleee... cm nempel aj... kl ga di trutun ngamuk anak na kepala jedotin tembol lbih bahaya."

Aku gak tahu bagaimana pola asuh yang diajarkan oleh orang tua pada bocah di atas. Tapi, dari komentar sepintas ini sepertinya si ortu tidak memberi batasan tegas apa yang boleh dan tidak boleh pada anaknya. Orang tua cenderung untuk menuruti kemauan anak guna terhindarnya situasi dimana anak sulit untuk dikendalikan.

Anak.
Dalam agama Islam, nafsu yang dimiliki oleh seseorang itu sering diidentikkan seperti anak kecil.
Mengapa nafsu, yang adalah sesuatu yang dimiliki oleh setiap manusia diidentikkan dengan sosok anak kecil?
Karena... seorang anak itu, pada dasarnya belum mengerti apa yang baik dan buruk bagi dirinya. Yang anak ketahui adalah, ada sesuatu yang bisa membuatnya gembira. Dia tidak pernah memikirkan apakah sesuatu itu berbahaya ataukah tidak. Orang dewasa lah yang mengetahui sesuatu itu berbahaya atau tidak.
Karena kondisi ini, maka seharusnya orang dewasa mengajarkan anak untuk bisa mengendalikan semua keinginannya. Karena, memang tidak semua keinginan itu harus dipenuhi. Tidak setiap hajat harus dilunasi.
Ketika ada sebuah kondisi, dimana semua keinginan seorang anak selalu dipenuhi, maka anak akan merasa bahwa tidak ada lagi yang tidak bisa dia dapatkan. Akibatnya, dia pun akan memandang dirinya sebagai satu-satunya yang memiliki kekuasaan untuk mengendalikan orang dewasa yang ada di sekitarnya. Akibatnya, orang dewasa tidak bisa lagi mengendalikan si anak.
Lebih lanjut, si anaklah yang menjadi tuan dan orang dewasa (yang seharusnya punya akal dan pengalaman yang lebih) menjadi budaknya yang bisa disuruh melakukan apa saja.

Demikianlah nafsu itu.

Ketika sebersit nafsu dituruti, maka nafsu akan menuntut pada keinginan yang sedikit demi sedikit naik tingkatannya. Dan ketika manusia tidak dapat lagi mengendalikan nafsunya, maka dirinya sudah diperbudak oleh nafsunya sendiri.

Yang terjadi kemudian adalah mala petaka.
Baik mala petaka bagi dirinya maupun mala petaka bagi orang lain.

Nah... dalam kasus komentar si orang tua dari bocah yang bermain-main dengan puntung rokok yang menyala tersebut pun demikian.

"Gak diisep beneran kaleee... cm nempel aj... kl ga di trutun ngamuk anak na kepala jedotin tembol lbih bahaya."
Tanpa diketahui oleh si ibu (yang dengan cara modern menyebut dirinya "MOM"), sebenarnya, si bocah sudah menguncinya untuk diarahkan menjadi orang tua     terbodoh bagi si anak. Yaitu, orang tua yang hanya menjadi budak bagi anaknya saja.

Ugh.
Naudzubillah min dzaliik.

Dua Gunung Kembar

Masih inget gak waktu SD kalau disuruh gambar pemandangan, banyak yang sering menggambar pemandangan berupa dua buah gunung kembar dimana ada matahari terbit di tengah-tengahnya, lalu ada jalanan yang terbentang lurus membelah dua buah pemantang sawah yang terbentang luas di bawah kaki gunung kembar tersebut?

Ketika kecil dahulu, aku sering banget gambar pemandangan seperti ini. Mungkin, karena aku lihat teman-temanku banyak yang menggambar ini lalu aku mencontoh mereka. Atau... bisa juga guru di depan kelas yang pertama kali memperkenalkan gambar tersebut dan seterusnya murid-muridnya mengingatnya sebagai gambar pemandangan yang bisa dipilih jika ingin menggambar pemandangan.

Ini dia gambarnya.


Nah.... baru-baru ini, aku baru tahu bahwa ternyata itu sebenarnya adalah gambar gunung Sindoro dan Sumbing; dua buah gunung kembar yang ada di Jawa Tengah.


tuh... mirip kan gambar gunung sindoro dan sumbing ini





Eh tapi..... waktu sempat tinggal di apartemen beberapa waktu yang lalu; suatu pagi aku juga menemukan pemandangan cantik seperti ini loh.

Ini adalah dua buah gunung yang terlihat dari jendela apartemen yang terletak di wilayah Jakarta Selatan. nama gunung ini adalah Gunung Salak dan Pangrango.

Keduanya juga berdiri bersisian sebelah-sebelahan. Bedanya, karena aku tinggal di daerah perkotaan maka yang ada di bawah kaki gunungnya bukan persawahan yang terpentang. Tapi areal perumahan yang padat.

Lalu, semak-semak yang biasanya menutupi tepat kaki gunung, berganti menjadi deretan apartemen yang berjajar.

Hmm... lain dulu lain sekarang.
Lain di desa lain juga di kota.

Meski demikian.... mereka berdua sama cantiknya.
Bagaimana menurutmu?



Perasaan Dilindungi

Selama 21 tahun membina rumah tangga tanpa bantuan asisten rumah tangga sejak awal, seharusnya sudah membuatku menjadi perempuan yang tahan banting.

Bayangkan.
Aku terbiasa bangun pagi, lalu ketika orang lain masih setengah mengantuk tapi aku sudah mulai pegang masakan untuk diolah jadi sarapan dan cucian piring bekas semalam untuk dicuci. Lalu waktu berlalu seharian itu dengan menyelesaikan banyak pekerjaan (termasuk pekerjaan yang dikerjakan oleh figur-figur mainannku di SIM dan pertanian... hehehehe... ini mah harus kayaknya; karna buat hiburan jika pekerjaan di dunia nyata terasa berat).

Tapi... satu hal sepertinya yang aku masih pertahankan dari dulu sampai sekarang (eh sbeenarnya kalau dipaksakan bisa sih. Bener deh). Yaitu, "manja dengan suami jadi pinginnya dibantu".

hehehehehe.
Entah ya. Aku sih gak pernah gengsi buat minta bantuan suamiku. Dan menikmati banget dibantu untuk mendapatkan atau menghasilkan sesuatu (meski sekali lagi... jika aku mengerjakan sendiri sebenarnya bisa loh).
Yup.
Manjaku memang sudah gak bisa dihilangkan sepertinya. Tapi.... aku bahagia aja karena meski sudah berumah tangga 21 tahun tapi tetap merasa dilindungi banget sama suamiku.



Orang tua yang salah, anak yang kena getah

Ketika sedang ngobrol bersama teman-teman di sekolah putriku, salah seorang temanku yang kebetulan memang selalu membawa dagangan ke sekolah bercerita padaku.

"De... Anak yang baru beli es gue tuh,"
"Maksud lo...." (kita sebut saja nama anak ini mawar ya)
"Iye... mawar. Sebenarnya anaknya bae, tapi sejak gue gak demen ama ibunye gue jadi rada-rada malas deh ngelayani anaknye kalo mao beli ape-ape ama gue." (ini bahasa betawi nih. Pada ngerti kan ya? Nggak perlu pake footnote ya buat translatenya... hehehhe)
"Yee... jangan gitu dong. Kasihan mawar. Kan Mawar gak salah apa-apa?"
"Iya sih. Tapi yee gimane ye? Suse gue nego ama hati gue sendiri."
"Emang salahnya ibunya Mawar apa sih ama elu?"
"Begini ceritanye...."

Jadi, beberapa waktu lalu ceritanya di kantin sekolah ada banyak ibu-ibu yang berkumpul dalam rangka ingin menjemput anaknya pulang sekolah. Di luar memang sedang turun gerimis jadi kantin yang tertutup dan hangat adalah tempat nyaman sambil menunggu bel sekolah berbunyi.

Ketika itulah ibunya Mawar tampak sedang berbicara dengan seorang temannya. Kebetulan, temanku ini, kita sebut saja namanya Anggrek deh, pas melihat ibunya Mawar langsung memanggil ibunya Mawar. Ibunya Mawar ini memang jarang ke sekolah. Mawar berlangganan ojek jadi ibunya jarang menjemput. Jadi, selagi Anggrek melihat ada ibunya Mawar langsung saja Anggrek memanggil ibunya Mawar.
Dipanggil sekali tidak menoleh.
Dipanggil dua kali tetap tidak menolah.
Akhirnya, setelah 5 kali dipanggil, ibunya Mawar ini baru menoleh. Tapi, kalimat yang keluar dari mulutnya pada Anggrek adalah:

"APAAN SIH? MAU APA LAGI?"

Cuma lima kata saja tapi diucapkan dengan nada yang tinggi dan membentak. Anggrek langsung terdiam. Dan lirih mengatakan bahwa "Mawar waktu itu ambil dagangan gue, dan dia belum bayar."

"Tau gak De. Gue tuh langsung tersinggung saat itu. Bukan ape-ape sih. Tapi gue ngerasa diperlakukan kayak babu dia aje denger cara dia gentak gue. Gue tuh orangnya serba okeh sebenarnya. Disuruh apa aje gue okeh. Dikerjain ama teman-teman karena gaya ngomong gue yang kampungan gue juga nerima. Dikatain ape aje gue okeh aja. Tapi satu yang gue gak demen: digentak. Kayaknya gue tuh hina banget deh kalo ada orang yang gentak gue."
(gentak itu bahasa betawi untuk bentak alias berbicara dengan suara keras seperti sedang menghardik)

"Mungkin karena dia lagi ngobrol kali. Harusnya elu ngantri aja nunggu giliran."
"Lahhh... yang dia obrolin gak penting-penting amat kok. Kan gue bisa denger dia lagi ngobrol ape. Terus die juga nggak full ngobrol. Ada juga yang cuma liat-liatan doang ama temennya. Lah... mesti nunggu ape lagi coba gue? Emang die aje dasar rada sombong. Mentang-mentang sih die tinggal di apartemen, punya banyak kendaraan, duitnya lebih banyak daripade gue mangkanye dia mandang rendah gue. Ihh... gue gak demen deh pokoknya ama die."
"Iya sih tapi kan jadi kasihan si mawar."
"Ibunye nyebelin sih, De."
"Tapi kan tetep.. Mawar gak salah ape-ape."
"Iye sih.... salah ye gue. Mawar kan gak sale ape-ape ye."
"Nah.. ntu."
"Ya udah deh. Nanti gue kompromi ame ati gue deh."
"Nah... cakep tuh."

--------------------------------
Dari obrolanku ini, aku jadi tahu satu hal: bahwa kita sebagai orang tua hendaknya hati-hati dalam bertindak karena bisa jadi kesalahan yang kita lakukan pada orang lain berakibat anak kita yang kelak diperlakukan tidak baik oleh orang lain.

Nah loh. Kenapa orang tua yang berseteru anak yang kena imbasnya? Tapi demikianlah kenyataan yang sering terjadi.
Yang gawat itu kalau kita sebagai orang tua tidak sadar telah menyakiti hati seseorang lalu tiba-tiba anak kita bersedih karena mendapat perlakuan tidak adil dari lingkungannya. Bisa-bisa, berakhir dengan menyalahkan takdir.
ugh.
naudzubillah min dzaliik.

Etika Mengambil Gambar Gratis di Internet

Pagi ini, sambil menunggu air matang agar bisa membuat susu untuk putriku yang akan berangkat sekolah; iseng aku membuka facebook. Di bagian notifikasi ada seorang teman yang mentag namaku sambil berkata bahwa foto yang dia lihat di sebuah website mirip sekali denganku.

Aku langsung meluncur ke artikel yang dibaca oleh temanku itu dan terkejut. Ternyata artikel tersebut memajang fotoku.
Terkejut? Pasti.
Kok bisa sebuah website mengambil foto orang tanpa izin? Ini... website islam lagi? Wah.
Tapi aku lantas bingung mau bagaimana lagi? Jadi... sambil resah campur panik, aku pun menshare kembali artikel tersebut di wall facebookku.


. Lalu mentag beberapa orang teman yang aku pikir bisa membantu atau setidaknya teman-teman mereka bisa membantu siapa tahu teman-teman mereka membacanya (catatan: jadi, ketika kita mentag seseorang untuk sesuatu yang kita bagi dengan mereka. Maka sesuatu yang kita  bagi tersebut bukan hanya muncul di wall facebook teman kita saja, tapi juga di halaman telusur facebook teman kita tersebut. Dengan begitu, yang bisa membacanya jadi lebih luas lagi).


Akhirnya, bantuan datang dengan segera.
Dimulai dari mak Efi Fitriyah dan Winda Krisnadefa: yang memberi saran untuk menghubungi admin website tersebut guna melayangkan protes.
(tapi akunya lagi ngantar anak sekolah jadi belum bisa buka notebook)

Lalu, bantuan berikutnya datang dari anne adzkira yang mengaku kenal dengan pemilik website tersebut. Wah.... alhamdulillah Anne langsung menghubungi adminnya.
Ketika aku sedang ada di pasar, handphoneku tang tung tang tung memberitahu ada pesan inbox. Isinya ternyata dari admin website tersebut yang meminta maaf.
Alhamdulillah.. masalah pun selesai. Case closed.

Senangnya luar biasa.
Jadi... siangnya, aku pun membuat status baru yang berisi klarifikasi untuk menjelaskan semuanya (dan ketika siang hari, artikel tersebut sudah dihapus diganti dengan artkel sama tapi edisi terbaru yang terevisi dengan gambar yang baru).

Alhamdulillah. Masalah fotoku yang diambil oleh website islam sudah selesai.
Adminnya secara resmi sudah minta maaf dan mengganti foto di artikel tersebut.

Buat para netizen, meski foto yang dipublikasi di internet (baik lewat Blog atau facebook atau akun media sosial lain), memang google menyimpan foto tersebut tapi tetap saja foto itu ada pemiliknya.
(Coba saja kalian masukkan clue gambar lalu pilih opsi image di google search maka akan bermunculan ratusan ribu atau jutaan gambar. Apakah ini gambar2 free dan bisa diambil begitu saja? Nah... etikanya, tetap harus minta izin pada pemilik awal foto tersebut. Klik opsi :kunjungi sumber asal foto berada. Biasanya selalu ada opsi ini di foto yang tersimpan di google.)
Jika tidak ada waktu untuk meminta izin, masukkan selalu link hidup dan pemberitahuan bahwa foto itu diambil dari sana.
Duluuuuu (ini sekedar cerita.. kisah nyata).
Sekitar tahun 2000an. Ada sebuah buku kumpulan resep yang terbit dan dijual di pasaran. Ternyata, salah satu pemilik foto gambar makanan di buku resep ini baru tahu bahwa fotonyalah yang diambil oleh penerbit tersebut. Maka dia pun protes. Alasan penerbit dan penyusun buku resep tersebut karen foto itu diambil dari google alias internet dan diyakini bahwa semua yang sudah dipublikasikan secara bebas di internet maka bebas juga untuj diambil untuk keperluan lain.

Anggapan ini jelas salah. Karena tujuan awal foto itu dipublikasikan memang untuk kegiatan publik. Tapi ketika sebuah foto digunakan untuk keperluan komersial maka aturannya berubah lagi karen ada hak royalti yang harus dibayar sehubungan dengan pemanfaatannya untuk tujuan komersial.
Sama2 ngotot maka pemilik foto melayangkan keberatannya ke pengadilan. Dan lewat rangkaian sidang akhirnya penerbit dan penulis kalah. Merek punya dua opsi: bayar royalti sesuai dengan permintaan pemilik foto atau menarik seluruh buku yang sudah beredar. Berhubung buku resep itu penjualannya juga biasa saja, jadi kalau bayar royalti malah rugi akhirnya buku itu ditarik dari pasaran.
Nah....
Dari cerita ini, semoga kita semua sadar bahwa yang terlihat gratis itu belum tentu gratis sebenarnya. Karena beda pemanfaatan maka beda perlakuan (*karena alasan ini maka aku sering menggambar sendiri gambar untuk postinganku di Blog. ..meski gambarnya kayak gambar anak TK).
Pelajaran pagi ini: beri selalu watermark untuk foto2 kita yang akan dipublikasikan di blog atau instagram.
Noted!

Ini klarifikasi yang sudah dilakukan oleh redaksi media tersebut dan bukti bahwa artikel sudah diperbaharui.
-------
Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mbak Ade yang dimuliakan Allah SWT, saya dari perwakilan islampos mengucapkan mhon maaf sebesar-besarnya, kami lalai dalam meminta izin jika fotonya kami pakai di salah satu menggunakan foto Mbak. Kami mendapatkannya dari internet. Foto sdah kami edit (ganti) di postingan tersebut. Sekali lagi mhon maaf jika sesuatu yang bersifat pribadi ini jadi masuk konsumsi publik dan mengganggu. Terima kasih banyak. Jzklah khairan katsira.

https://www.islampos.com/7-cara-tepat-mendidik-anak-1-2-16…/

Jadi... masalah pun selesai.

Ini persiapan yang aku lakuin jika ternyata kasus menjadi alot.. hehehe.. aku dah langsung siap-siap euy... Tapi alhamdulillah kasus lancar dan sudah diselesaikan dengan damai dan baik. Alhamdulillah.







Barang Bekas Untuk Calon Adik

[Parenting] Punya tiga orang anak dimana jarak usia di antara mereka terentang cukup jauh itu... seru-seru gimana gitu.
Bayangkan saja.
Ketika kita sudah merasa lupa bagaimana rasanya mengasuh anak kecil, eh... kita punya anak lagi. Lalu mulai belajar lagi sebagaimana pasangan muda yang baru punya anak.
hehehe
seru kan.

Nah.. itulah yang terjadi padaku.
Eh... sebenarnya jarak antara satu anak ke anak yang lain itu tidak terlalu jauh-jauh amat sih. Masing-masing berjarak kurang lebih 6 tahun.
Artinya, yang namanya nyimpen baju-baju bekas buat adiknya, atau mainan-mainan bekas buat adiknya itu ya... jarang ada. Artinya, ya harus beli baru lagi. Dan itulah serunya.