Nikmat Sebagai Ibu Yang Tidak Tergantikan

Hari ini hari ibu
Di televisi, aku melihat peringatan hari ibu yang diperingati dengan membuat perlombaan dimana pesertanya adalah para ibu.
Mereka  bermain bola di atas lahan sawah yang kosong dan becek.
Terjatuh
Pakaiannya kotor terkena lumpur dan air kotor dari sawah
Terjiplaklah lekuk tubuh mereka
Tergelaklah tawa para penonton yang melihat kekonyolan para ibu tersebut
Tapi... apa iya seperti ini peringatan hari ibu?

Hari ini hari ibu
Ketika aku masih kecil dahulu, har ibu identik dengan hari harus mengenakan pakaian kebaya ke sekolah.
Beruntung aku berasal dari Sumatra, jadi ibu tidak pernah mengenakan kebaya padaku
Tapi pakaian adat Melayu berupa baju kurung
Bukankah kebaya versi daerah Sumatra adalah baju kurung?
Jadi, kami tidak pernah antri pagi-pagi di salon
Lalu terseok-seok berjalan karena kain kebaya yang sempit jika dipakai berjalan

Pada hari ibu, ayahku biasanya langsung memerintahkan anak-anaknya untuk mengambil alih tugas ibu sehari-hari
Baik memasak, mencuci, mengerjakan pekerjaan rumah, termasuk berbelanja ke pasar
Tapi, hari-hari lain ibu memang amat memanjakan kami jadi kami kurang mahir mengerjakan pekerjaan itu karena keseharian kami yang terbiasa berleha-leha serta bermain bersama teman
Aku ingat, pada hari ibu, kakak membuat sayur asem yang terlalu asam karena memang tidak pernah memasak sayur asam sebelumnya
Atau gorengan yang gosong karena tidak terbiasa menggoreng
Jika sudah begitu, ayah akan turun tangan masuk ke dapur
Lalu seperti biasa, ayah akan membuat masakan andalannya: kue tepung manis
Serta mengaron nasi yang sengaja dikeringkan dasar aronanya hingga menyerupai kerupuk
Nanti kami memakannya setelah disiram gula merah cair
Masakan khas Jawa Tengah karena ayah dulu memang sempat KKN cukup lama di wilayah Solo
Atau... ayah akan membuat kolak durian yang nanti dimakan dengan ketan pulut

Hari ini hari ibu
dan aku mendapat banyak sekali ucapan selamat hari ibu dari teman-teman lintas group media sosial
Tapi,.... anak-anakku biasa-biasa saja tuh... hehehe
Kami terbiasa tidak mengistimewakan hari ini memang

Tidak mengapa
Aku ikhlas kok
nikmat menjadi ibu sendiri adalah rezeki dan nikmat yang tiada tara buatku
Diperingati atau tidak diperingati, tetap tidak ada yang bisa menggantikan kenikmatan menjadi seorang ibu
Alhamdulillah
Selamat Hari Ibu Semuanya


Perceraian dalam Pernikahan Sirri

Masih dalam rangkaian tulisan KATAKAN TIDAK PADA NIKAH SIRRI, kebetulan temanku yang lain secara tiba-tiba memberitahu bahwa pernikahannya sudah berakhir. Permasalahannya adalah, dahulu dia menikah sirri.

Aku jadi kepo, seperti apa sih model perceraian dalam  di Pernikahan Sirri itu.

Jasa Nikah Sirri

Di postingan sebelumnya aku menulis tentang KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI.
Alasan aku mengatakan tidak pada pernikahan sirri karena pada dasarnya sebuah pernikahan sirri itu banyak merugikan perempuan. Padahal, dalam sebuah pernikahan, pihak perempuanlah pihak yang paling lemah dan harus dilindungi. Tapi karena si perempuan menjalankan pernikahan sirri maka perempuan secara tidak langsung menjadi kehilangan beberapa haknya sebagai seorang istri. Di antaranya adalah:
_ Sulit menuntut tunjangan dari kantor tempat suaminya bekerja.
_ Sulit Mencatat kelahiran anaknya secara resmi dalam dokumen negara.
_ Sulit mendapatkan warisan jika suaminya tiba-tiba meninggal dunia dan dia tidak punya saksi yang mau bersaksi bahwa dia dan suami sudah menikah. (kalau di sinetron emang bakalan seru sih, pas acara takziah tiba-tiba datang perempuan lain yang juga meraung sedih dan mengaku sebagai istri simpanan si suami yang sudah terbujur kaku. Tapi... jaman sekarang kan banyak penipu. Apa buktinya bahwa dia benaran istri yang sudah dinikahi oleh suami jika tidak ada dokumentasi resmi dari negara?
_ Sulit juga untuk mendapatkan warisan. Sekali lagi, jaman sekarang tuh banyak penipu. Gak ada buku nikah berarti hoax aja deh judulnya. Bahkan biarpun si perempuan sudah menangis darah dan bersimpuh di samping mayat lelaki yang diakui suaminya.

Nah.... pas lagi blog walking ke blognya Nia Haryanto, aku malah bertemu postingan mbak NIa tentang Jasa Nikah Sirri.  Jadi ceritanya mak Nia Haryanto ini mendapat email tentang jasa nikah sirri.

Wahhh... aku langsung kepo dan masukin clue jasa nikah sirri di google dan hasilnya.... OMG, ternyata benaran ada loh. Sudah gitu yang menyelenggarakannya adalah seorang pria yang mengaku seorang Ustad.
Aduh.
Sudah gitu, dia juga memberikan penguatan alasan-alasan yang sekiranya dibenarkan oleh Agama akan kebolehan melakukan Nikah Sirri sekaligus kebolehan untuk memakai jasa Wali Nikah. Dan semuanya itu dibandrol dengan harga Rp2000.000 (yup... dua juta rupiah dan bisa menikah dimana saja).

Astaghfirullah al Aziim.



Dan belum selesai   aku terkaget-kaget dengan murahnya melakukan Nikah Sirri, eh... aku ketemu lagi iklan seperti ini nih:





Duh. OMG.
Kenapa sih banyak banget perempuan bodoh yang mau saja melakukan Nikah Sirri? Apakah mereka tidak memikirkan lebih jauh resiko-resikonya dan hanya memikirkan kondisi sekarang saja ya?

Yang parahnya, ada juga ustadz yang memberikan layanan untuk memberikan kemudahan jika ingin menikah sirri dengan dalih daripada melakukan zina. Hmm.. iya sih, dalihnya benar. Lebih baik menikah daripada berzina. Tapi.... kenapa harus nikah sirri? Nikah sirri itu... sebuah tindakan pengecut.





Oh ya, ini ada tinjauan hukum dari pernikahan Sirri siapa tahu berguna silahkan kunjungi tulisan ini ya: RAGAM PUTUSAN PIDANA NIKAH SIRRI.. Dalam Ragam putusan pidana nikah sirri ini, kalian para perempuan akan tahu betapa lemahnya kedudukan hukum sebuah pernikahan sirri itu.

Jadi, benar deh. KATAKAN TIDAK PADA NIKAH SIRRI.


KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI

Seorang teman bercerita padaku bahwa dia terpaksa harus menjalani pernikahan Sirri karena masih terikat dengan peraturan kontrak di sekolah yang dia tempuh.

Awalnya,  dia meminta pendapat. Dan pendapatku pasti: AKU MENENTANG PERNIKAHAN SIRRI.

Dalam Islam, jika seorang muslim dan muslimah ingin menikah, maka agar pernikahan itu sah di mata Allah ada rukun Nikah yang wajib untuk dijalankan.

Rukun Nikah:
1. Ada mempelainya
2. Ada wali hakim yang menikahkan mereka.
3. Ada saksi
4. Ada ijab kabul
5. Ada wali nikah (orang tua calon mempelai perempuan atau walinya jika orang tua tidak ada)

Jika terpenuhi semua syarat dari rukun nikah ini, maka pernikahan sudah dianggap sah di mata agama Islam. Di hadapan Allah.


Tapi... sebenarnya,  ada lagi anjuran yang sifatnya wajib untuk dikerjakan. Yaitu hendaknya sebuah pernikahan itu disiarkan agar tidak menimbulkan fitnah. Karena Islam memiliki prinsip Amar Ma'rruh Nahi Munkar: tegakkan kebajikan dan jauhkan kemunkaran. Sehuah kebajikan tidak akan pernah ada artinya selama kemunkaran masih meraja lela dimana-mana. Dengan demikian, maka menjauhi kemunkaran itu sifatnya hatus didahulukan jika kedua hal ini terjadi dalam satu waktu.

Karena mensiarkan (memberitahu banyak orang) tentang sedang atau sudah terjadinya sebuah pernikahan inilah mulai muncul istilah resepsi pernikahan atau walihan.

Sayangnya, tidak semua orang sanggup mensiarkan pernikahan mereka. Temanku di atas adalah salah satunya. Pernikahan yang terjadi tapi kemudian diam-diam saja gaungnya disebut dengan pernikahan Sirri (Sirri itu artinya bisik-bisik).

"Kenapa harus nikah Sirri sih?"
"Karena gak mungkin mbak kami menikah terang-terangan. Aku masih terikat kontrak untuk tidak boleh menikah sampai lulus sekolah. Dan itu artinya masih ada 4 tahun lagi."
"Lah.. terus kenapa sudah tahu belum boleh menikah 4 tahun lagi malah nyari pasangan?"
"Terjadi begitu saja. Dan sekarang kami takut jika sampai berzina. Makanya lebih baik nikah sirri dulu."
"Jika takut berzina ya jangan dekat-dekat. Jangan membina hubungan. Mending konsentrasi belajar... berprestasi dulu."
"Tapi aku takut kehilangan dia."

Okeh. Kalau sudah yang terakhir ini alasannya, mau kata apa coba?
Akhirnya, karena aku tidak pernah setuju dengan sebuah pernikahan sirri maka aku dan suami memutuskan untuk tidak mau mendengarkan kabar mereka lagi. Bukan apa-apa. tapi ribetnya minta ampun.

"Kamu dan suami hidup terpisah?"
"Iya mbak, karena takut ketahuan jika kami sudah menikah sirri."
"Terus... kalian belum melakukan hubungan suami istri dong?"
"Belum mbak. Aku takut hamil."
"Terus... bukannya dulu niat nikah sirri biar tidak melakukan zina? lah... ternyata kalian nggak ngelakuin itu juga setelah menikah. Padahal setelah menikah bukannya yang tadinya haram jadi halal dan yang tadinya terlarang malah jadi ibadah ?"
"Nggak bisa mbak. Harus hati-hati. Nanti orang lain tahu gimana? Gimana kalau gosip menyebar lalu sampai ke sekolah? Nanti aku dikeluarkan dan harus mengembalikan uang saku selama ini. Gimana kalau sampai hamil?"

Ahhh...ribet super ribet.
Jadi, aku pun terpaksa mengatakan pada mereka: "Gak usah menghubungi aku untuk membicarakan apa saja, atau mengabarkan apa saja kecuali jika itu berupa pemberitahuan Siar Walimah kalian yang sebenarnya."

Sebenarnya, alasan utama aku menentang pernikahan sirri itu karena: SELAMANYA, PERNIKAHAN SIRRI ITU AKAN SELALU MERUGIKAN PIHAK PEREMPUAN.
Percaya deh. Ini beneran.

Karena, pernikahan sirri yang diam-diam itu, membuat tidak ada orang yang tahu bahwa suami kita adalah suami kita. Akibatnya, kita tidak bisa meng-klaim jika ada pihak-pihak yang "menginginkan" suami kita tersebut. hehehehhe

Lalu, karena pernikahan sirri ini juga tidak tercatat di dokumentasi negara. Alias tidak ada buku nikah. Nah.. akibatnya, istri sirri itu jadi kehilangan hak untuk memperoleh tunjangan, juga warisan.

Coba saja, jika suami meninggal mendadak, bakalan susah deh istri sirri mengklaim bahwa dia adalah istri si suami dan menuntut warisan dari pihak keluarga suaminya (atau pihak keluarga istri suaminya dari pernikahan yang resmi). Siapa saksinya? Mana bukti dokumentasinya?
Akhirnya, cuma bisa gigit jari.

Masalah kian ribet ketika sampai terjadi kehamilan dalam pernikahan tersebut. Anak jadi tidak bisa membuat akte kelahiran karena tidak ada buku nikah dan kartu keluarga. Akhirnya jalan keluarnya anak memakai BINTI alias nama keluarga ibunya dan kedudukannya disejajarkan dengan kedudukan anak diluar nikah.
Waduh!

Makanya... KATAKAN TIDAK  PADA PERNIKAHAN SIRRI.
Apapun alasannya.



Dikejar Anjing

Jalan-jalan ke blognya mak HM Zwan aku jadi inget bahwa dulu aku punya pengalaman serupa: dikejar anjing.

Jadi ceritanya, waktu kecil, ketika pulang sekolah aku dan kakak pulang jalan kaki. Untuk mencapai rumah, rute yang harus kami lewati itu ada dua, memotong jalan lewat kompleks tentara Zeni atau jalan memutat lewat jalan besar yang ada di tepi sebelah perkebunan karet.

Kerajinan Dari Kain Perca Darurat

[Parenting] Yang namanya mendadak itu memang selalu bikin gemas.
 Bayangkan.  Putri bungsuku, yang pulang sekolah langsung tidur siang, lalu bangun tidur langsung nonton televisi sambil menekuni semua peliharaannya di game-game andeois sama sekali lupa bahwa dia punya pekerjaan rumah dari sekolah. 

Setelah makan malam dan "selesai monton mahabarata"  yaitu pukul 21.30 barulah dengan santai putriku bertanya:

"Bu... punya kain perca gak?"
"Kain perca? Buat apa?"
"Aku ada tugas bikin prakarya dari kain perca."
"Kain perca?"
"Iya.. kain perca."
"Bikinnya kayak gimana?"

Apa Itu Romantis

Aku pikir, aku sudah amat ter-drama korea deh.
Mungkin akibat terlalu sering nonton drama korea, jadi ada beberapa standard untuk "apa yang disebut romantis" itu, aku karang berdasarkan tontonan drama korea yang pernah (ralat: lebih tepatnya : SERING) aku tonton.

Tapi... nggak sih. Nggak selalu ter-drama korea juga sih. Karna aku kan suka nonton drama korea baru 3 tahun belakangan ini saja. Yaitu sejak Boys Before Flower.... hmm.. okeh, aku ralat.. sudah lebih dari 3 tahun ternyata... hahahaha.

Nah... waktu kapan tuh, pernah ada yang bertanya padaku apa rahasiaku hingga bisa tetap mesra dan "selalu merasa seperti pengantin baru" bersama suami. Nah... aku mau bagi-bagi rahasia nih. Rahasianya, yaitu dengan menganggap berbagai hal sebagai hal yang Romantis dan so sweet.
Jadi... apa itu romantis? Jika nggak tahu apa itu romantis gimana mau menganggap segala sesuatu sebagai hal yang romantis coba?

Menurutku nih, Apa itu Romantis, adalah:

1. Romantis itu... Jika cowoknya menggandeng tangan ceweknya. Gara-gara ini, jika sedang berjalan dengan suamiku, aku selalu berusaha menyelipkan tanganku ke dalam "rengkuhan" tangan suamiku.
Lalu mulai berharap... "ayo mas, genggam tanganku erat-erat."
Dan ketika suamiku spontan menggenggam jemariku erat-erat maka romantisnya udah: SAH!

2. Romantis itu... ketika si cowok melindungi ceweknya lebih utama dari apapun.
Ahhh.... aku selalu kelepek-kelepek jika suamiku meraih pinggangku agar aku pindah ke sisi jalan yang lebih aman jika kami sedang berjalan berdua. Karena buatku itu: romantis pake banget.

3. Romantis itu... ketika si cowok menggoda ceweknya yang lagi marah atau ngambek dengan banyolan yang super duper garing atau bahkan tidak lucu sama sekali. Yang bikin kesel dan bikin ngunyel-ngunyel.... hahahahaha.

4. Romantis itu...  ketika bawaan si cewek berat maka si cowok langsung berusaha mengambil alih bawaan tersebut. Lalu membiarkan ceweknya lenggang kangkung dan bisa berceloteh ceria menceritakan hal-hal mulai dari yang tidak penting sampai dengan tidak penting sama sekali. Meski si cowok membawa banyak barang, eh, si cowok masih sempat tertawa mentertawakan cerita si cewek dan bikin si cewek kembali menceritakan hal-hal tidak penting lainnya.

5. Romantis itu... ngirim sms ketika si cowok sedang berada jauh dari jangkauan ceweknya ngasih tahu buat keluar sebentar dan pas kita buka pintu... ternyata cowoknya udah ada di depan pintu rumah.

6. Romantis itu .... bikin janjian buat ketemuan berdua aja tanpa diganggu anak-anak. Ngumpet-ngumpet bertemu seperti layaknya orang yang lagi pacaran diam-diam alias back street. Uhuyyy.

7. Romantis itu.... ketika suatu malam yang gelap, dan kita terbangun lalu kita menangkap basah ternyata pasangan kita sedang menatap mesra wajah kita (*hehehe, tadinya aku mau nulis: tapi kalau di film horor, ada lanjutannya, sambil menatap mesra tangannya diam-diam menyembunyikan belati...hahahha... ihh... naudzubillah min dzaliik.... itu mah horor banget... eh... kayaknya omongan gak pentingku ini malah ngerusak suasana romantis yang aku sedang bangun deh... sorryyy).

8. Romantis itu.... ketika tiba-tiba ada dua tangan yang menggelung di pinggang kita ketika kita sedang mengerjakan pekerjaan rumah (catat: kecuali jika pekerjaan rumahnya sedang menyembelih ayam ya.. ini mah bahaya).

9. Romantis itu.... ketika diam-diam kedua tangan kita bertemu di belakang punggung anak-anak yang memisahkan keberadaan kita dan pasangan kita. Mulut boleh ikut ramai bercerita dan membaur dengan keramaian celoteh para bocah tapi dua jemari tetap saling bertaut satu sama lain dan saling mengirim sinyal "I Love YOu".

10. Romantis itu.... ini yang terakhir (sebenarnya masih banyak, ada 100 tepatnya, tapi... rahasia ah.. masa aku harus cerita semua rahasia dapur perkawinanku yang Januari nanti genap 21 tahun insya Allah). Romantis itu, yaitu ketika bergandengan tangan maka yang jemari yang saling bertautan itu adalah jemari kelingking.

ini gandengan spesial a la drama korea yang menurutku romantis banget

Kisah nyata di balik penulisan postingan ini:

Masku: "Duh, apa sih De. Kenapa kita harus gandengan kayak gini?"
Aku: "Ihh.. ini romantis banget lagi mas."
Masku: "Tapi sakit kelingkingku."
Aku: "Ugh... protes terus nih... udah diem aja dulu, dinikmati aja dulu."
Masku: "Gimana bisa dinikmati sih De. Ini gandengan paling aneh yang pernah aku rasain. Kelingking jadi tegang... pegel tau."
Aku: "Ahh.. mas nih. Kita coba dulu sampai pintu pagar gandengan gini. Okeh?" (berusaha membujuk)

Lalu kami berjalan menelusuri jalanan yang tidak rata. Terseok-seok berusaha mempertahankan gandengan model kelingking ini. Belum sampai pintu pagar, kelingkingku berasa mau keram....

Aku: "Ya sudah deh mas... kita gandengan biasa aja."
Masku: "Alhamdulillah."
Aku: "Hmm, tapi kenapa di drama korea gandengan kelingking itu selalu terlihat romantis ya?"
Masku: "Itu kan cuma drama De. Aslinya nggak ada enaknya kan ternyata."
Aku: "Tapi kan cerita drama atau film sering diangkat dari kisah nyata... eh.. mas.. coba yuk.. kita gandengan jempol ama jempol." (lalu praktek... baru beberapa langkah, kok berasa tolol?)
Aku: "Mas.. ganti deh.. telunjuk sama telunjuk aja, jangan jempol sama jempol." (astagah! Ini sama gak enaknya..Suamiku sudah mentapku bete..)
Aku: "Mas... terakhir, jari tengah sama jari tengah...."
Masku: "Sudahlah De."
Aku: "Terakhir... coba ya... sekali aja. Biar nggak penasaran. Please..." (akhirnya suamiku memberikan jari tengahnya dan aku meraih dengan jari tengahku... dan...  Eyuu... malah jadi aneh.)

Masku: "Sudah ah... gandengan biasa aja." Dia lalu meraih kelima jariku dan merengkuhnya erat-erat.
Masku: "Nah... yang normal lebih enak, kenapa harus coba-coba yang aneh-aneh."

Lalu kami kembali melanjutkan perjalanan berdua....
Sampai di rumah, aku cerita pada anak-anak hasil penemuanku atas percobaan gandengan tangan. Anak-anakku langsung berebut meraih tangan suamiku dan praktek hal yang sama.
hahahahahaha...
Tetaaaapppp.... gandengan tangan konvensional lebih unggul ternyata.




Tuh... romantis gak?

Ayo Budayakan Antri

Aku mendapat copasan artikel yang menarik di group whats app. Aku tulis di sini saja ya biar semuanya bisa membacanya.

Seorang guru di Australia pernah berkata, “Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

Sewaktu ditanya, “Mengapa dan kok bisa begitu ? Karena yang terjadi di negara kami justru sebaliknya.”

Inilah jawabannya :

1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri, dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG dan BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis, dsb.

3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

“Memang ada pelajaran berharga apa di balik MENGANTRI ?”

“Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya :

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal, dan tidak saling serobot merasa diri penting.

4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri).

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur, dan kerapihan.

10. Anak belajar memiliki RASA MALU jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Anak belajar bekerjasama dengan orang-2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.

12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.

Dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya. Silahkan Anda temukan sendiri sisanya.

Selamat mengantri..


Ngomong-ngomong soal antri, ini ada beberapa etika dalam mengantri:
1. Antrilah sesuai dengan nomor urutan
2.  Janganberebut apalagi sampai melakukan tipu daya untuk merebut tempat orang lain di depan kita
3. Eits... jangan memotong antrian ya (ini amat menyebalkan)
4. Jangan mengantri sambil bawa barang yang mengganggu orang lain (anjing galak misalnya; atau ayam hidup atau ember isi kotoran).
5. Jangan mengantri sambil memakai pakaian yang mengganggu orang lain (seronok; dekil, bau, terlalu seksi, terlalu bahenol... jangan deh)
6. Jangan dorong-dorongan ah. Sabar ya.
7. Jika sudah tahu berada dalam antrian panjang, jangan memancing keonaran (misalnya membunyikan klakson mobil dalam antrian kendaraan. Atau berteriak nyuruh cepat padahal ya emang lagi antri juga kali orang lain).

oke... yuk belajar antri