Berapa penghasilan kalian semua setiap bulannya?
Ah. Pertanyaan ini kasar dan terlalu frontal ya.
Baiklah. Aku akan mengubah redaksionalnya.
Setiap pagi, pada mereka yang mengenakan celana panjang pantalon, kemeja licin dan berdasi... berapa kira-kira penghasilan mereka setiap bulannya? Ada yang bisa memberi rincian kisarannya? Aku pernah iseng-iseng bertanya pada beberapa orang dan ternyata kisaran penghasilan mereka yang mengenakan celana pantalon rapi, kemeja licin, berdasi, dan pakai minyak wangi itu, setiap bulannya memiliki penghasilan berkisar antara Rp3.000.000 (tiga juta rupiah) hingga Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Angka terbesar ini juga jarang sih sebenarnya. Yang terbanyak itu kisarannya di pertengahan.
Nah.... waktu salah satu anakku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, seorang ibu yang menjadi salah satu orang tua murid teman anakku datang ke sekolah dengan tangan yang dipenuhi gelang emas hingga bunyinya bergemerincing dan kalung dengan rantai besar hingga nyaris aku menyangka dia sedang mengalungi tali tas pesta. Semuanya terbuat dari emas tuh. Dan dompetnya tebal sekali layaknya sebuah sandwich dengan irisan daging-tomat-wortel-telur yang tebal. Yupe. Duit yang diselipkan dalam dompetnya memang amat gemuk alias banyak sekali.
Ketika ibu-ibu itu datang, beberapa ibu-ibu lain mencibir padanya. Jadilah aku iseng bertanya kenapa dicibirin?
"Duh, bu Ade. Bu Ade tahu gak apa pekerjaan ibu itu?"
"Apa?"
"Dia sehari-hari bekerja sebagai pemulung!"
Hah?
Aku kaget dan terpaksa memperhatikan penampilan si ibu ini dari atas ke bawah dengan lebih seksama. Emas dan dompetnya bukan fatamorgana. Asli dan Nyata. Jadi?
"Kok dia bisa ...? Berarti dia...?"
"Kapan-kapan, Bu Ade main deh ke rumah saya nanti lihat penampilan ibu itu sehari-hari. Seratus delapan puluh derajat banget dengan penampilan dia kalau lagi ke sekolah. Sehari-hari tuh cuma pakai sendal jepit dekil, bajunya warnanya abu-abu lusuhhh banget. Tapi duitnya... wuihhh..... di kampung, rumahnya tuh banyak. Belum sawahnya. Makanya emasnya banyak banget. Itu aja sudah beberapa kali kecurian tapi tetap saja banyak."
Sekarang... anak saya yang itu, sudah remaja. Nah... ada anak saya yang bungsu yang sekarang duduk di SD.
Di depan sekolah SD, ada pemukiman kumuh yang ditempati oleh para pemulung. Bulan lalu, pemukiman itu kena gusur oleh PEMDA DKI karena pemukiman tersebut berdiri di atas lahan hijau. Jadi, rencananya di atas tanahnya akan dibuat taman dan paru-paru kota.
Pasca penggusuran, seorang ibu temanku yang merasa kasihan dengan mereka yang tergusur iseng bertanya pada para korban penggusuran.
"Gimana kabarnya? Sudah dapat tempat tinggal baru?"
"Sudah bu, alhamdulillah."
"Alhamdulillah. Masih tetap ngumpul atau jadi berpencar sekarang?"
"Berpencar bu. Mau gimana lagi?
"Tapi kan yang penting sudah dapat tempat tinggal lagi? Iya nggak? Daripada nggak punya tempat tinggal?"
"Iya.... yang belum punya tempat tinggal cuma si ibu xxxx saja kok."
"Ohh.. kenapa?"
"Susah bu nyari tempat tinggal yang cocok."
"Susahnya?"
"Iya, nyarinya yang kecil aja, sederhana. Tapi ternyata tempat tinggal yang kecil dan sederhana itu tidak muat untuk nyimpen mobilnya. MObilnya ada dua soalnya. Salah satunya Pajero Sport."
Cerita temanku ini langsungn menggemparkan semua ibu-ibu yang sedang bergerombol dan semula memperlihatkan wajah prihatin.
WHAT???
"Aih... kalau sekaya itu ngapain nyari rumah yang kecil dan sederhana sih? Ya sewa rumah yang gede aja sekalian." (nada temanku mulai kesal dan sewot, tapi dijawab dengan tenang oleh lawan bicaranya)
"Ya... buat apa bu nyewa yang gede? RUmah di kampung dah banyak dan gede-gede pula. Mending gedein rumah di kampung daripada gedein rumah di kota."
AHRHHHHGGHH.... Menyebalkan!!
Bikin sewot aja.
Persembahan Sederhana
Rabu, 05 November 2014
[Keluarga] Aku punya cerita.
Waktu hamil anak ke 6 (kalo jadi semua anakku sudah 6 orang, tapi yang hidup alhamdulillah hanya 3 pada akhirnya), aku terus menerus muntah muntah. Apa saja yang aku masukkan ke dalam mulut langsung dimuntahkan lagi. Masuk sesendok makanan keluar lima sendok. Bahkan ketika tidak makan apa2 tetap saja aku muntah2. Kepala sampai pusing, badan sampai lemas. Hingga suatu hari, di rumah seorang diri dan aku terus saja muntah2. Hingga pusing, dan gemetar lapar. Tapi ketika buka kulkas, kulkasku kosong. Tidak ada makanan apa2, jangankan yang matang, yang mentah saja tidak ada. Semua orang pada pergi. Suami kerja, anak2 sekolah dan aku tidak punya pembantu memang. Akhirnya aku menangis sendirian krn utk jalan ke warung benar2 sudah tidak ada tenaga lagi. Ketika itulah tiba2 pintu rumahku diketuk orang. Ketika dibuka ternyata ada temanku disana. Dia membawakan semangkuk makanan, tempe oseng cabe hijau dengan sedikit nasi.
Senam Agar Perut Rata
Selasa, 04 November 2014
Aku seorang penggemar melihat gambar orang lagi olahraga.
Hahahaha... olahraganya sih belum sampai setingkat penggemar olahraga (*baru sampai taraf senang mengumpulkan baju olah raganya dan melihat aneka gerakan olahraga saja hahaha).
Tentu saja hal ini tidak bisa membuat tubuhku bak olahragawati.... bahkan meski sudah mimpi sambil ngelindur san koprol sekalipun.
"Gak apa-apa. Kumpulin aja dulu gambar langkah-langkahnya...siapa tahu niatnya jadi makin kuat buat ngelakuin itu."
Nahh... ini beberapa gambar gerakan olahraga ringan (*kata siapa??) Yang bisa dilakukan di rumah (*jika sudah niat banget). Dengan begitu bisa hemat tidak perlu pergi ke GYM. Semua gambar ini aku ambil dari Pinterest.
Hal Kecil yang Menjadi Rumit
Kemarin sore, sepulang dari mengantar anakku yang kurang sehat ke dokter, aku segera memasak makan malam. Aku memang terbiasa memasak setelah pukul 5 sore alias 17.00 setiap harinya. Semata karena perhitungan orang'orang penting di rumah ini (*yaitu suami dan anak-anak) baru pada pulang ke rumah sore hari. Jadi pasukan lengkap kami berkumpul ketika makan malam.
Karena putraku kurang sehat (kata dokter kena maag akut plus ada bakteri yang masuk ke perutnya) maka aku membuat sop. Kuahnya bening dan minim rempah. Jadi perkiraanku tidak akan membuaat eneg (*karena putraku itu muntah, mual dan sering buang air besar serta demam). Setelah memasukkan kentang dan makaroni, aku pun mendirikan shalat maghrib.
Selesai mengucap salam? Tiba-tiba hidungku mencium aroma harum sop yang mulai mendidih. Maka segera setelah berdoa, aku berdiri dan mulai melipat mukenah. Malas berjongkok aku membungkuk miring untuk memungut mukenah. Ketika itulah tiba2...CELEKIT..
. Pinggang belakangku rasanya seperti kaku dan sakit sekali jika digerakkan.
Aduh.
Bagaimana ini?
sementara aroma harum sop kian memenuhi ruangan.
Dilema.
Mau lanjut masak atau mengatasi rasa sakit di pinggang ya?
Akhirnya, aku memilih diam untuk melanjutkan memasak. Aku panggil anak perempuan ku dan meminta nya untuk memasukkan personil sop yang lain. Setelah selesak, sambil makan malam bersama anak-anakku, aku minta tolong outriku agar membantu adiknya mengerjakan tugas kliping.
Setelah itu...barulah aku masuk kamar dab mulai melakukan pengobatan sendiri: dengan melakukan streching alias peregangan otot.
Suamiku pulang tidak lama setelah aku melakukan senam kecil di atas tempat tidur.
Tapi.... sakit di pinggang tidak juga hilang. Bahkan ditambah dengan semakin melebar aakitnya dan kian susah bergerak.
Aku malah sulit bangun dari posisi tidur.
Aduhhh.
Akhirnya pagi ini, diantar suamiku untuk pergi ke doter.
Hasilnya, sepertinya aku kena salah urat. Dokter menyarankanku untuk menyetok Voltaren minum untuk persediaan jika kambuh lagi sakitnya di masa yang akan datang.
Ini saran dokter untuk pertolongan pertama pada sakit sendi di pinggang atau punggung:
1. Duduk di kursi dengan sandaran tegao tapi empuk. Lalu ambil nafas sejenak agar rileks.
2. Ambil kompresan plastin lalu isi dengan air panas. Kompres bagian yang sakit dengan kompres air panas tersebut.
3. Duduklah santai 1 s.d 2 jam dan tidak usah pegang apa'apa dulu.
4. Jika ada persediaan voltaren, minumlah sebutir dan bagian pinggangnya diolesi Voltaren juga.
Hal2 yang sebaiknya dihindari:
1. Segera mencari dukun pijat. Pada beberapa kasus sering terjadi salah pijat sehingga kondisi malah semakin parah.
2. Jangan menaruh kompres yang terlalu panas. Karena bisa melukai kulit yang tersentuh.
3. Jangan panik. Karena panik tidak menyelesaikan masalah apapun.
Dan berikut ini adalah foto yang aku ambil di rumah sakit. Siapa tahu berguna.
Ternyata ya... hal yang sepele seperti memungut mukenah di lantai jika dilakukan dengan gegabah bisa berdampak munculnya sesuatu yang rumit.
Jadi... hati-hati ya mulai sekarang. Jangan pernah menganggap sepele hal yang sederhana.
Karena putraku kurang sehat (kata dokter kena maag akut plus ada bakteri yang masuk ke perutnya) maka aku membuat sop. Kuahnya bening dan minim rempah. Jadi perkiraanku tidak akan membuaat eneg (*karena putraku itu muntah, mual dan sering buang air besar serta demam). Setelah memasukkan kentang dan makaroni, aku pun mendirikan shalat maghrib.
Selesai mengucap salam? Tiba-tiba hidungku mencium aroma harum sop yang mulai mendidih. Maka segera setelah berdoa, aku berdiri dan mulai melipat mukenah. Malas berjongkok aku membungkuk miring untuk memungut mukenah. Ketika itulah tiba2...CELEKIT..
. Pinggang belakangku rasanya seperti kaku dan sakit sekali jika digerakkan.
Aduh.
Bagaimana ini?
sementara aroma harum sop kian memenuhi ruangan.
Dilema.
Mau lanjut masak atau mengatasi rasa sakit di pinggang ya?
Akhirnya, aku memilih diam untuk melanjutkan memasak. Aku panggil anak perempuan ku dan meminta nya untuk memasukkan personil sop yang lain. Setelah selesak, sambil makan malam bersama anak-anakku, aku minta tolong outriku agar membantu adiknya mengerjakan tugas kliping.
Setelah itu...barulah aku masuk kamar dab mulai melakukan pengobatan sendiri: dengan melakukan streching alias peregangan otot.
Suamiku pulang tidak lama setelah aku melakukan senam kecil di atas tempat tidur.
Tapi.... sakit di pinggang tidak juga hilang. Bahkan ditambah dengan semakin melebar aakitnya dan kian susah bergerak.
Aku malah sulit bangun dari posisi tidur.
Aduhhh.
Akhirnya pagi ini, diantar suamiku untuk pergi ke doter.
Hasilnya, sepertinya aku kena salah urat. Dokter menyarankanku untuk menyetok Voltaren minum untuk persediaan jika kambuh lagi sakitnya di masa yang akan datang.
Ini saran dokter untuk pertolongan pertama pada sakit sendi di pinggang atau punggung:
1. Duduk di kursi dengan sandaran tegao tapi empuk. Lalu ambil nafas sejenak agar rileks.
2. Ambil kompresan plastin lalu isi dengan air panas. Kompres bagian yang sakit dengan kompres air panas tersebut.
3. Duduklah santai 1 s.d 2 jam dan tidak usah pegang apa'apa dulu.
4. Jika ada persediaan voltaren, minumlah sebutir dan bagian pinggangnya diolesi Voltaren juga.
Hal2 yang sebaiknya dihindari:
1. Segera mencari dukun pijat. Pada beberapa kasus sering terjadi salah pijat sehingga kondisi malah semakin parah.
2. Jangan menaruh kompres yang terlalu panas. Karena bisa melukai kulit yang tersentuh.
3. Jangan panik. Karena panik tidak menyelesaikan masalah apapun.
Dan berikut ini adalah foto yang aku ambil di rumah sakit. Siapa tahu berguna.
Ternyata ya... hal yang sepele seperti memungut mukenah di lantai jika dilakukan dengan gegabah bisa berdampak munculnya sesuatu yang rumit.
Jadi... hati-hati ya mulai sekarang. Jangan pernah menganggap sepele hal yang sederhana.
Berkah Ngeblog
Senin, 27 Oktober 2014
[Lifestyle] Hari ini aku diberitahu sebagai hari blogger nasional.
Alhamdulillah, jika menilik dari kegiatanku ngeblog maka rasanya sudah banyak sekali berkah manfaat yang aku dapatkan dari kegiatan ngeblog.
Memang sih tidak sedasyat hadiah yang diperoleh oleh para senior blogger tapi buatku apa yang aku peroleh sungguh luar biasa.
Kenapa? Karena aku ngeblog pada dasarnya karena hobbi menulis. Di Blog aku bisa menulis apa saja. Apa yang aku lihat atau pikirkan bisa aku tulis sesuka hatiku di blog ini. Itu sebabnya blog ku kuberi nama OCEHAN ADE ANITA.
Alhamdulillah, jika menilik dari kegiatanku ngeblog maka rasanya sudah banyak sekali berkah manfaat yang aku dapatkan dari kegiatan ngeblog.
Memang sih tidak sedasyat hadiah yang diperoleh oleh para senior blogger tapi buatku apa yang aku peroleh sungguh luar biasa.
Kenapa? Karena aku ngeblog pada dasarnya karena hobbi menulis. Di Blog aku bisa menulis apa saja. Apa yang aku lihat atau pikirkan bisa aku tulis sesuka hatiku di blog ini. Itu sebabnya blog ku kuberi nama OCEHAN ADE ANITA.
Model Meja untuk Mesin Jahit
Sabtu, 25 Oktober 2014
Selain menyimak facebook, aku juga keranjingan memperhatikan semua gambar yang ada di Pinterest. Nah... kemarin iseng-iseng aku bertemu dengan model meja mesih jahit untuk ruangan sempit.
Aku nggak tahu di Indonesia ini siapa yang menjualnya. Karena ini model, orang luar yang bikin. Tapi... siapa tahu kelak aku bertemu dengan tukang yang bisa dimintai tolong untuk membuatkan model serupa, jadi aku sava saja model ini di blogku.
Aku nggak tahu di Indonesia ini siapa yang menjualnya. Karena ini model, orang luar yang bikin. Tapi... siapa tahu kelak aku bertemu dengan tukang yang bisa dimintai tolong untuk membuatkan model serupa, jadi aku sava saja model ini di blogku.
![]() |
| ini model mejanya ketika dalam keadaan tertutup. Jadi untuk diingat, jangan diisi barang apapun di kiri kanan depan lemari ini ya. |
Mari Bantu Masyarakat Kecil Yang Jujur
Rabu, 22 Oktober 2014
Seorang temanku, adalah salah satu korban PHK di tahun 2008. Perusahaannya bangkrut, sehingga seluruh karyawannya terpaksa dirumahkan tanpa mendapat pesangon sedikitpun.
Jangankan pesangon. Gaji karyawan saja, sudah dua bulan sebelumnya belum dibayar oleh perusahaan. Akhirnya, bersama dengan puluhan karyawan lain, temanku itu pun menjadi pengangguran mendadak setelah sebelumnya menjadi karyawan selama 15 tahun.
Temanku itu tahu bahwa dia harus bekerja. Suaminya sudah tiada, anak masih kecil-kecil, rumah masih ngontrak. Tapi, keinginan untuk bekerja saja ternyata tidak cukup. Mau mencari pekerjaan baru di perusahaan baru, dia terbentur usia yang sudah melewati kepala empat. Mau berwiraswasta tidak punya modal. Setelah luntang-lantung kesana kemari, dia pun mencoba berdagang daster batik yang dia jajakan ke tempat-tempat dimana banyak ibu-ibu sedang berkumpul atau bergerombol. Ibu-ibu kan senang mengenakan daster batik. Dan lebih senang lagi jika harganya murah, dan bisa dibayar dengan cara mencicil. Jadilah temanku itu pedagang daster cicilan. Penghasilan yang dia dapat lumayan untuk menutupi kebutuhan dapur agar bisa terus berasap.
Setelah lima tahun menjadi pedagang daster dengan keuntungan yang tidak seberapa banyak, anak-anaknya pun tumbuh menjadi besar dan beberapa bahkan sudah ada yang tamat sekolah dan bekerja. Berarti, beban sebagai orang tua tunggal yang harus mencari penghasilan sendiri sedikit berkurang. Ketika itulah baru muncul keinginan untuk coba-coba beralih profesi. Sebelumnya, beberapa kali dia ingin beralih profesi tapi tidak berani dijalankan karena setiap hari harus ada uang yang bisa dia kumpulkan dan "coba-coba beralih profesi" itu identik dengan "kehilangan dulu di awal, dapat gantinya kemudian. Dengan catatan: mungkin loh ya." Nah... efek kehilangan di awal dulu ini yang ingin dia hindari.
Lalu apa profesi yang ingin dia jalankan? Tentu saja yang terkait dengan hobbi masak-memasak. Temanku ini memang hobbi memasak. Sayangnya, hobbi ini identik dengan "harus ada modal" terlebih dahulu. Akhirnya, setelah satu dua orang bersedia memberi modal dengan mempercayakannya untuk menangani masakan di beberapa acara, nama temanku ini mulai direkomendasikan untuk jadi rujukan jika ingin memesan makanan enak-murah. Dari mulut ke mulut, akhirnya, datanglah kesempatan yang tidak disangkanya. Yaitu, ajakan untuk bergabung dengan ibu-ibu manula lain yang sama-sama orang tua tunggal, sama-sama miskin, tapi sama-sama suka memasak, untuk membuat sebuah usaha pengolahan makanan.
Lalu....
TRADAAAAA.
Terbentuklah UKM (usaha kecil menengah) pengolahan ikan duri lunak.
Modalnya didapat dari Bank Dunia.
Bagaimana cara kerjanya?
Ikan Bandeng, didatangkan dari UKM yang bergerak khusus di bidang penyediaan ikan bandeng segar yang ada di daerah Jawa Barat ----->> ikan bandeng itu lalu dikirim ke Citayem untuk diolah oleh UKM dimana temanku dan ibu-ibu lain akan mengolahnya menjadi ikan bandeng presto dan ikan pepes presto.
Untuk packing, kertasnya didatangkan dari UKM daerah lain di Jawa Barat juga ----->> plastiknya pun demikian.
Jadi, masing-masing daerah saling terkait dan saling membantu. Dengan demikian, ada beberapa tempat dimana angka penganggurannya bisa sedikit dikurangi lewat kegiatan masyarakat ini.
NAHHHHH... ini sebabnya ketika temanku ini datang padaku untuk menawarkan ikan hasil olahan UKM-nya, aku dengan senang hati membelinya. Aku niatkan untuk membantu keberlangsungan usaha jujur mereka dan usaha untuk melawan keterpapaan dengan tetap berusaha mereka.
Bayangkan. JIka kita semua membantu usaha mereka, maka insya Allah kita sudah membantu geliat masyarakat untuk bangkit berusaha dengan cara yang lebih mandiri.
Jika bukan kita yang membantu usaha-usaha tersebut, siapa lagi coba?
Jangankan pesangon. Gaji karyawan saja, sudah dua bulan sebelumnya belum dibayar oleh perusahaan. Akhirnya, bersama dengan puluhan karyawan lain, temanku itu pun menjadi pengangguran mendadak setelah sebelumnya menjadi karyawan selama 15 tahun.
Temanku itu tahu bahwa dia harus bekerja. Suaminya sudah tiada, anak masih kecil-kecil, rumah masih ngontrak. Tapi, keinginan untuk bekerja saja ternyata tidak cukup. Mau mencari pekerjaan baru di perusahaan baru, dia terbentur usia yang sudah melewati kepala empat. Mau berwiraswasta tidak punya modal. Setelah luntang-lantung kesana kemari, dia pun mencoba berdagang daster batik yang dia jajakan ke tempat-tempat dimana banyak ibu-ibu sedang berkumpul atau bergerombol. Ibu-ibu kan senang mengenakan daster batik. Dan lebih senang lagi jika harganya murah, dan bisa dibayar dengan cara mencicil. Jadilah temanku itu pedagang daster cicilan. Penghasilan yang dia dapat lumayan untuk menutupi kebutuhan dapur agar bisa terus berasap.
Setelah lima tahun menjadi pedagang daster dengan keuntungan yang tidak seberapa banyak, anak-anaknya pun tumbuh menjadi besar dan beberapa bahkan sudah ada yang tamat sekolah dan bekerja. Berarti, beban sebagai orang tua tunggal yang harus mencari penghasilan sendiri sedikit berkurang. Ketika itulah baru muncul keinginan untuk coba-coba beralih profesi. Sebelumnya, beberapa kali dia ingin beralih profesi tapi tidak berani dijalankan karena setiap hari harus ada uang yang bisa dia kumpulkan dan "coba-coba beralih profesi" itu identik dengan "kehilangan dulu di awal, dapat gantinya kemudian. Dengan catatan: mungkin loh ya." Nah... efek kehilangan di awal dulu ini yang ingin dia hindari.
Lalu apa profesi yang ingin dia jalankan? Tentu saja yang terkait dengan hobbi masak-memasak. Temanku ini memang hobbi memasak. Sayangnya, hobbi ini identik dengan "harus ada modal" terlebih dahulu. Akhirnya, setelah satu dua orang bersedia memberi modal dengan mempercayakannya untuk menangani masakan di beberapa acara, nama temanku ini mulai direkomendasikan untuk jadi rujukan jika ingin memesan makanan enak-murah. Dari mulut ke mulut, akhirnya, datanglah kesempatan yang tidak disangkanya. Yaitu, ajakan untuk bergabung dengan ibu-ibu manula lain yang sama-sama orang tua tunggal, sama-sama miskin, tapi sama-sama suka memasak, untuk membuat sebuah usaha pengolahan makanan.
Lalu....
TRADAAAAA.
Terbentuklah UKM (usaha kecil menengah) pengolahan ikan duri lunak.
Modalnya didapat dari Bank Dunia.
Bagaimana cara kerjanya?
Ikan Bandeng, didatangkan dari UKM yang bergerak khusus di bidang penyediaan ikan bandeng segar yang ada di daerah Jawa Barat ----->> ikan bandeng itu lalu dikirim ke Citayem untuk diolah oleh UKM dimana temanku dan ibu-ibu lain akan mengolahnya menjadi ikan bandeng presto dan ikan pepes presto.
Untuk packing, kertasnya didatangkan dari UKM daerah lain di Jawa Barat juga ----->> plastiknya pun demikian.
Jadi, masing-masing daerah saling terkait dan saling membantu. Dengan demikian, ada beberapa tempat dimana angka penganggurannya bisa sedikit dikurangi lewat kegiatan masyarakat ini.
NAHHHHH... ini sebabnya ketika temanku ini datang padaku untuk menawarkan ikan hasil olahan UKM-nya, aku dengan senang hati membelinya. Aku niatkan untuk membantu keberlangsungan usaha jujur mereka dan usaha untuk melawan keterpapaan dengan tetap berusaha mereka.
Bayangkan. JIka kita semua membantu usaha mereka, maka insya Allah kita sudah membantu geliat masyarakat untuk bangkit berusaha dengan cara yang lebih mandiri.
Jika bukan kita yang membantu usaha-usaha tersebut, siapa lagi coba?
wordless Wednesday: Tidur di Dalam Bajaj
[Parenting] Rabu ya ini? Aku mau majang foto anak yang ketiduran di dalam bajaj pulang dari sekolah aja deh.. hehehehe.
Langganan:
Komentar (Atom)
.jpg)













