Kota Solo itu seperti apa?
Apakah seperti kota Kendal? hahaha.... ini satu-satunya kota yang berada di wilayah Jawa Tengah yang pernah aku kunjungi dan sependek ingatanku bisa mengingat "bepergian ke wilayah Jawa Tengah".
Dulu, waktu aku masih kecil (pake banget) katanya sih aku pernah diajak jalan-jalan oleh keluarga besarku ke Yogyakarta (ini termasuk wilayah Jawa Tengah kan ya?). Ada foto-foto aku masih kecil dengan memakai topi super lebar dan tentu saja gayanya centil banget yang sedang beraksi pose-pose di depan Stupa Budha di Candi Borobudur. Tapiiiii... aku sama sekali tidak ingat gimana suasana jalan-jalan kala itu. Jadi, kalau tiba-tiba ada yang ngaku-ngaku bahwa ketika ke Yogyakarta itu antara orang tuaku dan orang tuanya sudah melakukan perjanjian untuk menjodohkan aku dengan dia.. mmm.... pasti aku akan percaya saja. HAHAHA... karena aku emang asli nggak ingat saking masih kecilnya dan dan waktu kecil itu aku cuek banget.
Nah... jadi, dengan ingatan akan kenangan pernah ke Solo (mungkin ya... karena ayah mengaku punya orang tua angkat di Solo dan orang tua angkatnya itu baik banget jadi setelah menikah dan berkeluarga ayah mengajak keluarganya dimana aku masih kecil banget untuk mengunjungi orang tua angkatnya itu di kota Solo) yang tidak bisa diandalkan, aku pun setuju saja ketika suamiku, berencana untuk mengajakku berjalan-jalan ke Solo setelah kami menikah.
Dan tebak apa yang ada di pikiranku yang kala itu masih muda (usia 23).
"Hmm... bawa baju apa aja ya? Pasti disana foto-foto. Eh... kalau nanti jalan-jalan, berarti bakalan lepek dong rambutku karena keringat. Hmm.. apa aku keriting rambut dulu ya? Biar pas difoto bisa terlihat tebal rambutnya."
hahahaha.
Dan akhirnya, 3 hari sebelum hari pernikahan, rambutku dikeriting sodara-sodara. Bukan cuma bergelombang biasa, tapi, karena aku ketiduran di salon akibat kelelahan ngurus macam-macam menjelang pernikahan, rambutku hasilnya tuh keriting ngembang nyaris kribo! WUAAAAAHHHH....
sebel banget.
Sebel pake banget double.
Jadi. setelah resepsi pernikahan selesai dan dua hari kemudian suamiku ngajak siap-siap untuk pergi ke Solo, aku bingung nyiapin bando, bandana , jepitan atau apa saja agar rambut megarku bisa sedikit kempis. Maklum, selama resepsi kan pake aksesoris kepala pengantin perempuannya. Dan besoknya, masih bisa ditutupi dengan berbagai cara rambutku itu. Lagipula, di rumah banyak saudara yang menginap jadi suamiku belum pernah memperhatikan rambutku yang super gagal itu. Tapiiiii.. ceritanya bakalan berbeda jika kami berencana untuk melakukan perjalanan bulan madu ke SOLO.
Astaga.
Ini perjalanan bulan madu loh.
B-U-L-A-N M-A-D-U
Jadi, mau nggak mau suamiku itu pasti akan menangkap basah rambut istrinya yang super aneh ini. Aduhhh.... panik 100%.
Hari keberangkatan tiba. Aku masih bisa menutupi rambutku dnegan mengikatnya ke belakang (aku memang belum berjilbab kala itu. Wah, jika sudah berjilbab, aku bisa menggunakan memakai trik jilbab 24 jam). Kami naik Kereta Api BIMA. Suamiku, agar bisa lebih privacy ngobrolnya, memesan tiket untuk KUSET.
Apa itu KUSET?
Yaitu bangku yang berbentuk tempat tidur. Jadi, ada sebuah gerbong dimana isinya itu adalah kamar-kamar saja. Dalam satu kamar, ada 4 buah tempat tidur yang menempel di dalamnya. Letaknya 2 di bawah, dan 2 di atas. Yang atas itu dah pasti gak enak dong. Karena jaraknya dengan langit-langit hanya sebesar 1/2 meter saja. Itu sebabnya suamiku langsung memesan tiket 1 kamar untuk 2 tempat tidur di bagian bawah. Kami pikir, siapa sih orang tolol yang mau memesan tempat tidur di atas jika di bawahnya ada pasangan pengantin baru? hahahaha
Tapiiii...
Ternyata ada yang memesan.
Ish.
Menyebalkan banget tuh orang. Akhirnya tuh orang sepanjang perjalanan tidur saja kerjanya. Mau gimana lagi. Daerah bawah sudah kami kuasai dengan baik soalnya.
![]() |
| ini penampakan lorong gerbong kuset kereta api Bima jurusan Jakarta- Solo (gambar diambil dari sini) |
![]() |
| Ini dia tampak dalam tiket KUSET yang kami pesan. (gambar diambil dari sini) |
Setibanya di SOLO, suamiku langsung mengajak ke rumah saudaranya. Kami menginap disana. Lalu dari sana, kami naik Becak yang dikemudikan oleh tukang becak langganan keluarga besar suamiku, namanya Becak Pak Min. Asyik sekali naik becak keliling Solo. Ituuu.. luar biasaaaaa.
Duduk berhimpitan, lalu ketika jalanan tidak rata maka.. ups... kulit kami saling bersentuhan.
Ah. Bulan madu yang romantis.
Hanya ada satu pertanyaan yang mengganggu yang meresahkan yang keluar dari mulut suamiku kala itu:
"Itu.. rambut kamu diapain sih?"
Huff.
Hari kedua, suamiku mengajakku untuk jalan-jalan ke Yogyakarta. Suamiku bilang, perjalanan ke Yogyakarta itu bisa ditempuh dengan bis antar kota saja. Jadilah kami pergi pagi dan rencananya pulang malam hari. Tidak menginal di Yogyakarta.
Kami naik sebuah bis dimana supir bisnya sepertinya hanya punya satu buah kaset saja di dalam kotak benda-benda yang wajib ada untuk memberi hiburan pada penumpang karena sudah terlanjur memasang pengumuman "DISINI MUSIK JALAN TERUS".
Sayangnya, lagu yang dipilihnya adalah album dari Ratih Purwasih (dia adiknya artis Endang Estorina yang sedang naik daun ketika itu) yang menyanyikan lagu-lagunya Obie Mesakh "ANTARA BENCI DAN RINDU (yang hujan turun lagi)".
Sejak pertama kali aku duduk di bis itu, lagu itu sudah diputar. Muter saja bolak balik side A dan side B. Diulang-ulang terus hingga di dalam mimpi ketika aku jatuh tertidur di dalam bis, mimpiku diiringi oleh lagunya Ratih Purwasih itu.
![]() |
| kurang lebih mungkin ini kaset yang dimiliki si supir (gambar diambil dari sini) . Tau gak lagunya gimana? Yang, hujan turun lagi Di bawah payung hitam ku berlindung Yang, ingatkah kau padaku Di jalan ini dulu kita berdua Basah rambut ini Basah tubuh ini Kau hapus dengan sapu tanganmu Yang, rindukah kau padaku Tak inginkah kau duduk di sampingku Kita bercerita tentang langit biru Di sana harapan dan impian Benci, benci, benci tapi rindu jua Memandang wajah dan senyummu sayang Rindu, rindu, rindu tapi benci jua Bila ingat kau sakiti hatiku Antara benci dan rindu disini Membuat mataku menangis (dan seterusnya. Kalau penasaran silahkan dengar lagu lengkapnya disini) |
Akhirnya kami tiba di Yogyakarta. Kami langsung mengunjungi keraton dan juga menyusuri Malioboro. Tapi, gak belanja banyak sih. Paling beli beberapa oleh-oleh di Mirota karena ingat malam harus balik lagi ke Solo naik bis terakhir. Gak enak kalau nenteng banyak belanjaan.
Dan tebak kaset apa yang diputar oleh supir bis malam kali ini?
Astaga....
Album Ratih Purwasih dengan lagunya Antara Benci Tapi RIndu lagi (yang hujan turun lagi), jendral!!
ARGGHHH.
Pulang Pergi lagu Benci tapi Rindu sukses mengiringi perjalananku SOLO-YOGYA-SOLO.
ERRRRR.
Hari ke empat, kami sudah di SOLO lagi. Dan rencananya mau mengunjungi banyak tempat di Solo. Mulai dari keraton, tempat makan, pasar klewer, alun-alun. Semua lengkap dengan acara foto-foto. Dan semua hasil fotonya pas dicetak (dulu belum ada kamera digital), hasilnya bikin sebal. Rambut megarku itu mendominasi wajahku yang mungil. Very Bad Hair.
Dan akhirnya, kami pulang ke Jakarta setelah puas berbulan madu di kota Solo.
Perjalanan yang tak terlupakan (Juga lagu pengiring yang tak terlupakan).
Maaf tidak bisa menyertakan foto-fotoku yang banyak banget itu karena waktu itu aku belum mengenakan jilbab.
Satu pesanku: jika berencana ingin ke salon untuk mengeriting rambut, jangan pernah ketiduran!
---------------\tulisan ini diikut sertakan dalam give away A Place To Remember.------------------


















