Pantun dalam Budaya Orang Betawi
Jumat, 19 April 2013
Sudah pernah mendengar lagu-lagu yang berasa dari Betawi seperti lagu Jali-Jali, atau Ondel-Ondel? Jika diperhatikan, ternyata nyaris 90 % syair lagu0lagu tersebut berisi pantun. Nah, saya akan menulis tentang budaya pantun dalam seni pantun orang Betawi. Dan Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua dengan tema: Rasa Lokal (budaya lokal) tempat saya tinggal, yaitu Jakarta.
30 jenis aneka makanan dan minuman khas Betawi
Setiap tanggal 22 Juni, kota tempatku tinggal, yaitu Jakarta
merayakan ulang tahunnya. Usianya kota Jakarta sudah cukup tua, sudah ratusan
tahun. Nah, ketika kota Jakarta sedang merayakan ulang tahunnya tersebutlah
kami warga kota Jakarta bisa dengan mudah menemukan aneka makanan dan minuman
yang menjadi khas kota Jakarta dan diakui sebagai bagian dari budaya kota
Jakarta, yaitu budaya kuliner. Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua dengan tema: Rasa Lokal.
Berbicara tentang rasa lokal maka itu artinya berbicara tentang budaya setempat. Salah satu budaya yang menjadi ciri khas suatu wilayah adalah makanannya. Berikut ini adalah beberapa makanan dan minuman yang menjadi
budaya kuliner khas kota Jakarta yang saya suka (hehe, makanan dan minuman khas
kota Jakarta itu banyak tapi yang saya sukai itu terbatas jumlahnya. Jadi, yang
saya tulis disini hanya yang saya sukai saja).
1. Kerak Telor.
Cara Gambar muslimah-manga
Senin, 15 April 2013
Waaaa... alhamdulillah, aku senang deh hari ini ketemu contoh-contoh tutorial buat gambar Manga yang versi muslimahnya. Hawna sedang senang-senangnya gambar soalnya. aku ketemunya di sini nih
http://en.muslim-manga.com/
Srikandi Blogger 2013: Sebuah Keberhasilan Yang Didapat Dari Sebuah Kebersamaan
Minggu, 14 April 2013
[Lifestyle] Opini, mimpi dan harapan saya terhadap ajang pemilihan
Srikandi Blogger 2013
Pada tanggal 22 Desember 2012 lalu,
saya menulis status di facebook saya (adeanit4@yahoo.co.id)
yang berbunyi sebagai berikut:
----------
Salah satu acara reality show televisi luar yang saya sukai adalah "The Apprentice", tapi dibandingkan yang dibawakan oleh Donald Trump yg versi USA, saya lebih suka yang dibawakan oleh Sir Alan Sugar, yang versi BBC channel (Inggris). Perjuangan para pekerja muda untuk menjadi seorang pekerja sekaligus manajer yang handal itu amat menarik untuk disimak. Mereka harus bersaing dengan sesama pesaing untuk menjdi yang terbaik. Pada akhir kompetisi, yang menariknya adalah, pemenangnya, (yaitu mereka yang akan diberi gelar manajer terbaik) ternyata bukanlah seseorang yang mampu menghasilkan uang terbanyak untuk kemajuan perusahaan. Juga bukan orang yang berhasil menjual product terbanyak hingga menghasilkan laba terbanyak bagi perusahaan.
Nakalnya Anak-anak
[Parenting] Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu pertama dengan tema Sekitar Rumahku.
Rumahku berada sebenarnya berada di tengah-tengah sebuah
jalan yang lumayan besar. Muat dua mobil, dengan jalur dua arah. Tepat di depan
rumahku, ada sebuah gang sempit yang bisa dilewati oleh satu buah mobil ukuran
City Car atau angkot kecil (bukan mikrolet). Sedangkan di sebelah kanan
rumahku, ada sebuah gang yang ukurannya lebih kecil lagi, hanya bisa dilewati
oleh satu buah gerobak saja, atau satu buah motor. Antara gang dengan ukuran
lebar satu motor dan jalan sempit ukuran satu City Car masing-masing
terhubungkan dan orang-orang sering melewatinya sebagai bagian dari jalan tikus
atau jalan pintas menuju jalan raya besar: Jalan M.T Haryono (jalan raya besar
yang kumaksud disini adalah jalan yang dilewati oleh banyak sekali mobil karena
memiliki 10 jalur kendaraan, ada jalan tolnya, ada jalur bus way, ada jembatan
penyeberangan). Ini gambar gang sempit di samping rumahku:
Bisnis Tempat Kost Dekat Rumahku
Jumat, 12 April 2013
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu pertama dengan tema Sekitar Rumahku.
Rumahku ini sudah aku tempati sejak tahun... 2000. Berarti sekarang sudah genap 13 tahun aku tinggal disini. Lokasi rumahku bukan di dalam kompleks, tapi di tengah perkampungan. Dulu, banyak rumah orang betawi aslinya sebenarnya. Tapi, karena rumahku bisa dikatakan berada di dalam kota yang dekat dengan perhentian bus, halte busway, pintu masuk dan keluar jalan tol, pasar, perkantoran, sekolah dan pusat bisnis dan ekonomi lainnya, termasuk juga beberapa kantor milik pemerintah dan stasiun kereta api, maka harga tanah di wilayah rumahku melonjak tinggi dengan amat cepat. Harga tanah di sekitar rumahku jika dijual bisa sepuluh kali lipat dari nilai yang tertera di NJOP. Cukup menggiurkan kan untuk penduduk betawi asli yang umumnya punya tanah lebar-lebar. Akhirnya, satu persatu tanah milik penduduk asli betawi pun dijual. Tetangga lamaku yang orang Betawi asli itu kini banyak yang pindah tinggal di pinggir kota Jakarta seperti ke wilayah CIlebut, Bojong, Citayem. Sebagai gantinya, mulailah berdiri rumah-rumah megah dan menjamur juga tempat-tempat kost-kostan.
Dekat Tapi Naik Taksi
Hari ini,
berhubung anak bungsku yang masih SD masih libur (karena kakak kelasnya yang di
kelas 6, UAS) maka pagi ini aku hanya mengantar anakku yang SMP saja ke
sekolah. Pagi-pagi kami berangkat dari rumah agar tidak terlambat karena sekolah
masuk pukul 06.30. Nah, aku akan bercerita tentang apa yang aku temui di hari ini di sekitar rumahku. Tulisan
ini diikutkan pada 8 Minggu
Ngeblog bersama Anging
Mammiri, minggu pertama.
Hmm, jangan mengira bahwa
karena masuk sekolah pukul 06.30 WIB maka aku dan anakku berangkat sekolah
setengah jam sebelumnya. Jarak sekolah antara rumahku dan sekolah anakku
jaraknya sedang-sedang saja sebenarnya. Tidak terlalu jauh, tapi juga tidak
bisa dibilang dekat. Tapi, kendalanya adalah, jika kami memilih naik mikrolet,
sudah bisa dipastikan akan terlambat meski berangkat dari rumah pukul enam
kurang.
Harapanku untuk group Be A Writers
Kamis, 11 April 2013
Sejak kecil sebenarnya saya tidak pernah bercita-cita ingin menjadi penulis. Sejak kecil, saya bercita-cita ingin menjadi seorang .... wah. Cita-cita saya ternyata macam-macam.
Saya ingat, waktu kelas lima (5) sekolah dasar, saya bercita-cita ingin menjadi seorang gubernur untuk wilayah DKI Jakarta. Gara-garanya sederhana saja; saya terpilih jadi dokter kecil, lalu dalam sebuah kompetisi dokter kecil tingkat kecamatan, saya terpilih menjadi dokter kecil teladan hanya gara-gara saya menulis tentang "RENCANA BESAR JIKA SAYA MENJADI SEORANG DOKTER KECIL YANG MENGEPALAI SELURUH DOKTER KECIL YANG ADA DI SEKOLAH." Waktu itu, kebetulan, adik bungsu saya yang waktu itu usianya baru 1,5 tahun atau kurang dari 24 bulan, terantuk kepalanya di pinggiran kepala tempat tidur sehingga pangkal hidungnya robek dan berdarah hebat dan harus menjalani operasi kecil hingga 5 jahitan di bagian pangkal hidungnya tersebut. Saya, yang waktu itu baru berusia 11 tahun, ikut mengantar dan mengamati semua kepanikan, tindakan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan hingga ketika masalah selesai. Adik saya pulang kembali ke rumah dengan jahitan di pangkal hidungnya. Saya menulis pengalaman "ketika mengalami kecelakaan di rumah" sebagai contoh langkah-langkah P3K pada kecelakaan yang terjadi di rumah. Tidak tanggung-tanggung, saya menulisnya dalam beberapa lembar halaman folio dan DENGAN TULISAN TANGAN KHAS SAYA (sekedar info dan oot sebentar: tulisan tangan saya jelek sekali. Mungkin, ayam saja bakalan protes jika disamakan bahwa cekernya mirip tulisan tangan saya. Dulu, waktu kuliah, tulisan tangan saya yang super duper jelek ini pernah dijadikan hukuman bagi mahasiswa baru yang akan dikerjai. Jadi, jika mereka tidak bisa membaca apa yang saya tulis, maka para mahasiswa baru ini akan menerima hukuman).
Langganan:
Komentar (Atom)








