Sekapur Sirih di hari kedua Berkabung Wafatnya Ayahanda
Ayah seorang muhammadiyah. Dalam wasiatnya sebelum dia meninggal dunia, tidak menginginkan ada acara tahlilan, talqin dan azan di kuburan, bangunan yang indah di kuburannya, acara peringatan tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, kegiatan memecahkan genteng tanah liat, kegiatan budaya berputar di bawah keranda jenazah, juga acara membagi-bagikan buku yasin yang indah kepada para penyelayat atau acara mubazir lain. Meski demikian, kami sekeluarga tetap membuka rumah selama tiga hari berturut-turut untuk para penyelayat yang akan datang menghibur sambil membaca surat Yassin beramai-ramai. DI hati pertama, setelah acara Yassinan selesai, ada penceramah yang datang. Sayangnya, penceramah ini berasal dari NU, sehingga ada beberapa perbedaan antara yang diyakini oleh penceramah tersebut dengan yang diyakini oleh ayah almarhum. Menurut dia kegiatan yang dilarang oleh ayah melakukannya, justru merupakan sebuah kegiatan yang bernilai sunnah dalam Islam. … Well, mungkin tidak usah diperpanjang masalah wilayah abu-abu ini. Karena itu, di hari kedua, ade berinisiatif untuk mengisi acara. BUkan ceramah, tapi lebih seperti pemberian sepatah dua patah kata bagi para penyelayat yang datang kerumah kami. Berikut isi materi yang ade berikan :
Pada Kecupan Terakhir
'ayah, ini ade datang'
Kugenggam tangannya yg terasa dingin
Dengan sisa energi yg ada ayah berusaha meremas jemariku.
Aliran hangat terasa menjalari jemariku lamban.
Aku tahu itulah usaha ayah untuk menyatakan bahwa dia sayang aku.
Apa kabar hatiku?
Menjadi facebooker maniak? Itu tampaknya sudah bisa diduga. Saya memang seorang penikmat berbagai kegiatan berselancar di dunia maya. Tapi.... kehilangan ketajaman asa dan kelembutan jiwa?.... Ini benar-benar sebuah bencana yang tidak dapat diterima.
Ya... gara-garanya saya memasang game online di profile FB saya. Semula, anak saya Arna yang main. Tapi, lirik satu dua, eh, saya jadi ikutan main. Lalu, ketika i
jadi penakut
Nggak tahu kenapa sekarang saya jadi penakut lagi... ya.. lagi. Ini gara-garanya nonton infotaiment yang menayangkan penampakan gederuwo di konsernya D'masiv di Papua. ... hhiiiihh.. seram.
Hmm, terus terang, dulu saya sering juga melihat penampakan. Awalnya waktu masih kecil. Saya pernah lihat kuntilanak (nggak tahu sih siapa, tapi dari ciri-cirinya sih sepertinya ya kuntilanak) berdiri di ujung sebuah pohon yang tinggi sekali. Begitu tinggi sehingga jika angin datang berhembus pucuk-pucuk daun di ujung pohon itu meliuk-liuk gemulai. Di tempat yang amat rapuh untuk dijadikan landasan untuk berpijak itulah saya melihat makhluk ini. Dengan rambut panjang, wajah pucat dan pakaian berwarna putih. Lalu berturut-turut kejadian melihat penampakan hadir begitu saja. Membuat berdiri bulu roma. Di rumah orang tua, di rumah teman, di pepohonan di pinggir jalan, bahkan di tengah keramaian. Seram sih. Tapi akhirnya saya sudah tidak peduli lagi. Mereka alhamdulillah tidak ada yang mengganggu selama kita tetap ingat Allah. Saya jadi pemberani malah. Sejak SD, saya sudah terbiasa bangun malam. Hm.. .. ini juga luar biasa. Ada seorang kakek-kakek berpakaian serba putih dengan rambut putih dan janggut panjang berwarna putih yang setia selalu membangunkan saya di waktu dini hari. Dia meminta saya untuk shalat malam. Jika saya terlalu lelah dan tidak mengindahkan ajakannya, dia akan setia membangunkan saya untuk shalat shubuh. ... barulah setelah saya menikah posisi kakek ini tergantikan oleh suami dan alarm handphone. ... hehe.. lebih manis dan canggih. Serta up to date. Bersamaan dengan tidak pernah munculnya lagi si kakek ini, kemampuan saya melihat penampakan pun ikut lenyap. Hingga suatu hari.....
Ketika saya sedang makan sahur seorang diri di ruang tv, tiba-tiba sebuah bola basket melesat masuk ke dalam ring basket.
Rumah saya memang unik penataannya. Anak saya senang main basket. Sebagai orang tua yang baik, saya juga senang menemani dia main basket. Tapi.. . saya malas jika harus bermain di teras rumah. Malas pakai jilbabnya, malas dengan pakaian lengkapnya. Jika di dalam rumah, saya tidak wajib berjilbab dan bisa pakai pakaiana apa saja. Jadilah ruang keluarga dirumah saya, saya biarkan plong lega dan menyulapnya menjadi lapangan basket mini. Amat mini sebenarnya. Letaknya tepat di muka kamar tidur. Ring basketnya oleh suami saya dipaku di atas ventilasi di atas kamar tidur. Di seberang ring basket ini, ada ruang keluarga. Tempat kami menonton televisi, membaca koran serta ngobrol ngalor ngidul.
Mendengar bola basket itu melesat masuk ke dalam ring basket, tiba-tiba bulu roma saya berdiri. Notebook yang setia menemani saya makan sahur segera saya matikan dan... ssseeeetttt... saya berlari masuk ke dalam kamar dan menyembunyikan kepala didalam pelukan suami. Takut.
Lalu suara-suara aneh sesekali mulai terdengar jika mata ini tidak dapat tertidur malam-malam. Dan akhirnya.... anak saya yang paling kecil, rasanya juga dikaruniai kemampuan untuk melihat makhluk-makhluk ghaib. Dia beberapa kali menangis ketakutan secara tiba-tiba justru ketika saya dan dia hanya berdua saja di dalam rumah. Aih... menegangkan sekali. Dan.... sifat yang dulu saya benci hinggap di dalam diri saya kinii muncul lagi... jadi penakut. ya... saya sekarang jadi penakut lagi. Aih.. bagaimana ini?
Diskusi di Pesan Message FB: STOP MUBAZIR
http://www.facebook.com/video/video.php?v=1047149183574&ref=share
dan ini isi diskusinya:
Ramon Faisal
Add as Friend
11 February at 01:25
Reply
Miris yaaa.....malah kita membuang-buang makanan.....STOP tindakan MUBAZIR.....
Teman Yang Pemaaf
Seorang darwis tertangkap karena ingin mencuri selimut dari rumah temannya. Hakim menjatuhkan hukuman potong tangan, tetapi pemilik selimut keberatan dan mengatakan ia telah memaafkan perbuatan tersebut. Hakim membentak,
â€Å“Pembelaanmu tidak akan mempengaruhi diriku dalam menegakkan hukum.â€
lagi FB maniak nih
Awalnya, bulan november silam (2008) smandel ngadain reuni emas (50 tahun). Dari sebuah acara yang digelar sehari ini, rentetannya ternyata panjang. Aku jadi masuk milis sma 8 angkatan 89, terus ke ketemu teman2 lama, terus diajakin masuk ke facebook. Awalnya rada2 gaptek alhamdulillah anakku yang sulung dengan sabar mengajarkan gimana caranya dan apa yang harus dilakukan. Lalu... blep.. blep... blep.. tiba-tiba saja jadi suka facebook (FB). Alasannya satu, bisa ketemu teman2 lama.
hehehe.. ternyata, karena sering pindah2 rumah, koleksi temanku yang awet itu berhenti ketika aku menikah. Setelah menikah, rasanya temanku yang bisa disebut teman (bisa ngobrol tanpa harus jaim, bisa curhat dan bercanda tanpa berpikir tentang etika komunikasi yang baik, dll) itu ya ya... tidak bertambah. Paling ada dua tiga. Tidak banyak. Jadi, seneng aja ketemu sama mereka (teman-teman lama).







